New York, Gontornews–Menanggapi akan berkumpulnya 193 negara membahas Yersualem, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley, via Twitter, mengancam akan mencatat nama negara mana pun yang mendukung resolusi itu.
“Di PBB kami selalu diminta untuk berbuat lebih dan lebih. Oleh karena itu, ketika kami membuat keputusan, atas mandat rakyat Amerika mengenai di mana kami menempatkan kedutaan besar kami, kami tak ingin mereka yang telah kami bantu malah menentang kami. Kamis nanti mungkin ada voting yang mengkritik pilihan kami. AS akan mencatat nama-nama (negara yang mengkritik keputusan AS mengakui Yerusalem ibu kota Israel),” tulis dia.
Berdasarkan resolusi tahun 1950, sidang istimewa darurat bisa dimintakan kepada Majelis Umum untuk membahas pandangan mengenai rekomendasi yang pantas bagi para anggota dalam menentukan aksi bersama, seandainya Dewan Keamanan tidak beraksi.
Hanya 10 kali sidang semacam ini yang sudah digelar dan terakhir kali terjadi pada 2009, menyangkut wilayah Yerusalem Timur dan Palestina yang diduduki Israel. Sidang istimewa darurat Kamis nanti akan menjadi keterusan dari sidang istimewa darurat 2009 itu.
Trump menjungkirbalikkan berpuluh-puluh tahun kebijakan AS menyangkut Yerusalem dengan mengakuinya sebagai ibu kota Israel. Keputusan ini membuat Palestina dan dunia Arab marah, serta membuat negara-negara Barat sekutu AS menjadi cemas. [fathur]