London, Gontornews — Sebuah penelitian baru dari Internasional Union for the Conservation of Nature (IUCN), Kamis (4/8/2022), mengungkapkan bahwa banyak satwa liar dunia terancam punah karena keterbatasan data. Para peneliti mencatat lebih dari 147.000 tumbuhan dan hewan yang tidak termasuk dalam daftar spesies terancam atau hampir punah.
Di antara spesies yang kurang data adalah predator laut bergigi, paus pembunuh, armadilo merah muda asal Argentina dan hampir 200 spesies kelelawar di seluruh dunia.
Dalam beberapa kasus, kurangnya data merupakan tanda bahaya. Situasi ini menunjukkan bahwa spesies itu mungkin sulit ditemukan karena populasinya yang menurun. Peneliti menggunakan data tentang kondisi lingkungan serta ancaman manusia untuk memetakan pola kepunahan dan penilaian ancaman terhadap spesies tertentu.
Tim peneliti berhasil mengamati 7.699 spesies yang belum mendapatkan penilaian dan memperkirakan 56 persen dari mereka menghadapi risiko kepunahan. Angka ini sekaligus meningkat hampir dua kali lipat dari 28 persen spesies global yang terancam versi IUCN.
IUCN mengaku ada jutaan spesies tumbuhan dan hewan yang belum pernah mereka lihat sehingga mereka memperkirakan sekitar 1 juta spesies terancam punah.
“Ada spesies kecil di tempat-tempat terpencil,” ungkap Jan Borgelt, pakar ekologi dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia.
“(Keadaan alam) bisa lebih buruk dari pada yang kita sadari jika prediksi ini benar,” sambung Borgelt sebagaimana dilansir Reuters.
Penelitian yang terbit di jurnal Communications Biology tersebut, secara khusus, menitikberatkan tentang potensi kepunahan amfibi. Penelitian tersebut mengungkap ada sekitar 85 persen amfibi yang terancam punah. [Mohamad Deny Irawan]