Jakarta, Gontornews – Di hadapan Imam Masjid At Tin H Syahrul Basa, sejumlah pengurus masjid dan puluhan jamaah, Stevanus Dodi Natalia berikrar dua kalimat syahadat. Acara pengislaman ini berlangsung usai pelaksanaan shalat Jumat (29/4) di aula utama Masjid At Tin Kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Stevanus merupakan salah satu anggota TNI yang sejak lama ingin memeluk Islam. Pria yang lahir pada tahun 1980 ini mengatakan, sejak sekolah dasar, kawan-kawannya banyak yang Islam sehingga waktu pelajaran agama Islam, Stevanus harus keluar dari kelasnya. “Saya penasaran seperti apa ajaran Islam. Ternyata tenang dan damai,†papar pria yang sempat mengintip pelajaran agama Islam itu.
Sejak SMP, ia pun sering menjalankan puasa Ramadhan dan pada malam lebaran ikut takbir keliling. “Saya bilang ke orangtua ingin masuk Islam tapi tidak boleh, dan saya ikuti sampai terakhir ini,†ujar pria yang mengaku pernah diusir dari rumah karena hal ini.
Satu hal yang membuat dirinya sempat ragu memeluk Islam, timbul sebuah pertanyaan apakah dengan tidak ada izin dari orangtua bisa menjadi alasan dirinya tidak masuk Islam? Lalu, setelah memeluk Islam apakah tidak ada kewajiban untuk berbakti kepada orangtua? “Apakah saya menjadi anak yang durhaka?†ungkapnya.
Jawaban itu ternyata ada pada ajaran Islam. Seorang anak wajib berbakti kepada orangtua meskipun berbeda dalam akidah seperti baktinya Nabi Ibrahim kepada ayahnya yang kufur, bakti Nabi Muhammad kepada paman-pamannya. Akhirnya Stevanus kembali mengambil keputusan untuk memeluk Islam tanpa ada kegundahan dalam hatinya. “Minggu lalu saya minta izin lagi untuk masuk Islam dan tetap akan berbakti kepada orangtua,†tuturnya.
Dalam tausiyahnya, Ustadz Syahrul Basa mengungkapkan, perjalanan rohani yang luar biasa ini menjadi pelajaran bagi kaum Muslimin agar tetap melangkah dengan Iman dan Islam dalam kondisi apapun. “Siapapun orangtua kita, kewajiban anak untuk melayani dan bertutur kata dengan baik walaupun berbeda keyakinan,†paparnya.
Stevanus, lanjut Ustadz Syahrul, sebetulnya sudah Islam sejak di alam arwah. Karena lingkungannya berbeda seseorang bisa menjadi Yahudi, Majusi atau Nasrani. “Sekarang setelah memeluk Islam, tunjukkanlah bahwa Islam itu damai,†ujarnya.
Setelah bertausiyah, pengislaman dimulai dengan membaca surat pernyataan tidak ada paksaan dalam pengislaman. Diawali membaca Bismillah, Stevanus membaca dua kalimat syahadat dan terjemahannya. “Asyhadu alla ilaha illallah, Wa Asyhadu anna Muhammadar Rasulullahâ€.
Suara takbir pun bergema mengiringi proses pengislaman yang disusul dengan bacaan surat al-Fatihah dan ditutup dengan doa. Menurut catatan pengurus Masjid At Tin, Stevanus adalah mualaf ke-969 yang berikrar di masjid yang dibangun oleh keluarga Presiden Soeharto ini. [Ahmad Muhajir/Rusdiono Mukri]