Gresik, Gontornews– Sebanyak 8.504 peserta ikuti Kompetisi Matematika dan Pendidikan Islam (Kompi). Mereka tersebar di 41 kabupten dan kota dari 12 provinsi, yaitu: Aceh Besar, Jambi, Pekanbaru, Serang, Tangerang Selatan, Jakarta Timur, Depok, Cikarang, Bogor, Banjar, Ciamis, Bekasi, Bandung, Sukabumi, Semarang.
Juga Purwokerto, Solo, Magetan, Madiun, Ngawi, Lamongan, Bojonegoro, Kota Malang, Kabupaten Malang, Jombang, Tulungagung, Lumajang, Surabaya, Nganjuk, Gresik, Banyuwangi, Sidoarjo, Ponorogo, Tuban, Blitar, Jember, Kota Kediri, Makassar, Palu, Timika, dan Sorong.
Klinik Pendidikan MIPA (KPM) menggelar babak penyisihan Kompi, Ahad (6/10/19). Ketua Penyelenggara Muchammad Fachri menjelaskan, kompetisi ini memadukan pelajaran Matematika dan Pendidikan Islam. Ia menambahkan, ini juga bisa sebagai persiapan siswa menghadapi Kompetisi Sains Madrasah (KSM).
“Jadi bisa untuk menyeleksi atau mengukur kemampuan siswa pada bidang Matematika di KSM nanti,” tegasnya.
Selain itu, lanjutnya, keunikan kompetisi ini menerapkan bayaran seikhlasnya sesuai kemampuan, sehingga siapapun dapat mengikuti ini tanpa terkendala biaya.
“Semoga kompetisi ini menjadi langkah awal terbentuknya calon penerus bangsa yang kuat di bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Agama,” harapnya.
Menurut Humas Rumah Pendidikan MIPA (RPM) Gresik Naufal Muzakie, sebanyak 190 siswa sekolah dasar mengikuti kompetisi perdana ini.
“Masih tergolong sedikit jumlahnya, mungkin karena baru pertama,” kata dia dilansir dari laman pwmu.co. Senin (7/10).
Usai mengerjakan soal penyisihan, Gadiza Aura Brilliant, siswa kelas V SDMM Gresik mengaku baru pertama mengikuti kompetisi gabungan Matematika dan Agama Islam.
“Soalnya lumayan susah. Setiap soal matematika pasti mengandung materi agama Islam,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Firda Muhti Fajrina, siswa kelas IV SD Negeri Petrokimia Gresik. Ia mengaku kesulitan mengerjakan soal penyisihan.
“Ya banyak Matematikanya, tapi selalu dihubungkan dengan agama Islam,” kata dia.[]