30
Tonton Selengkapnya
Popup Image
32 °c
Special capital Region of Jakarta
Wed
Thu
Wednesday, 18 June, 2025
Login
Langganan
gontornews.com
Cari Pondok Pesantren
  • Home
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
  • Berlangganan
  • MG Digital
  • Login
No Result
View All Result
gontornews.com
Langganan
Home Laput

Mewaspadai Bahaya Laten Komunisme

Oleh Fathurroji

Rusdiono Mukri by Rusdiono Mukri
8 November 2020
in Laput
0
Foto: Indo Progress

Membahas kekejaman komunis tidak akan pernah habis dikupas. Pasalnya keberingasan komunis dalam mengeksekusi lawannya, ternyata jumlah korbannya melebihi perang dunia pertama dan kedua. Komunis membabat para pemeluk agama, bukan hanya Islam tapi juga nonmuslim pun dibantai.

Untuk kasus di Indonesia, komunis yang berbaju Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadikan umat Islam sebagai targetnya. Untuk menanamkan paham komunis ini, para petinggi PKI melihat Islam sebagai penghalang utama untuk memuluskan penyebaran ajarannya. Karenanya, PKI memenggal para kiai, santri, dan pemeluk Islam taat.

Dalam sebuah diskusi Majelis Virtual Majalah Gontor ke-3 yang diselenggarakan oleh Majalah Gontor melalui webinar, semua kekejaman komunis di Indonesia itu dibongkar melalui kisah para saksi hidup yang dituangkan dalam sebuah buku berjudul Banjir Darah yang ditulis oleh Thowaf Zuharon dan Anab Afifi.

Untuk memperdalam kupasan buku ini, Majalah Gontor juga menghadirkan jenderal sebagai saksi sejarah yang sekaligus Ketua Gerakan Bela Negara yaitu Mayjen (Purn) Budi Sudjana dan pakar sejarah dari Universitas Padjadjaran Bandung, Prof Dr Achmad Mansur Suryanegara. Sedangkan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH Hasan Abdullah Sahal, menyampaikan prolog dalam majelis virtual ini.

BACA JUGA

Mewarnai Gerakan Dakwah Kekinian di Media Sosial

Pesantren Mandiri Melalui Unit Usaha Bisnis

Phubbing: Dampak dan Solusinya

Budaya Literasi di Indonesia Rendah, dari Seribu Hanya Satu yang Peduli

Potret Gerakan ‘Melek’ Literasi Dunia Pendidikan

Dalam paparannya, penulis buku Banjir Darah, Thowaf Zuharon, menceritakan bahwa kekejaman komunis di dunia dan di Indonesia merupakan kekejaman terdahsyat sepanjang sejarah dunia. Dampak dari kekejaman komunis, hampir 120 juta jiwa di 75 negara tewas. Jumlah ini melebihi jumlah korban Perang Dunia pertama dan kedua, bahkan korban wabah penyakit sekalipun.

Di Indonesia, komunis yang antiagama menjadikan umat Islam sebagai penghalang ajarannya. Maka komunis melakukan pembantaian secara keji terhadap para agamawan, terutama para kiai, santri, dan tokoh-tokoh Muslim. “Bukan hanya Muslim, tapi agama lain juga dihabisi oleh mereka,” jelasnya.

Dalam ulasannya, Thowaf berkisah tentang perlawanan pesantren terhadap pemberontakan PKI. Termasuk Pondok Gontor mengalami langsung kekejaman PKI yang saat itu berkembang mulai dari Madiun dan sekitarnya.

“Saya tidak bisa membayangkan kalau waktu itu pasukan Muso menghancurkan Gontor. Mungkin, Gontor tidak melahirkan sejumlah tokoh-tokoh nasional,” ucapnya.

Menurut Thowaf, berdasarkan kesaksian langsung para penyaksi yang masih hidup sampai hari ini, yang menyaksikan betapa banjir darah di berbagai kota itu begitu nyata dan tetap terbayang di penglihatan mereka hingga kini. Termasuk kesaksian tentang indoktrinasi kepada kaum abangan oleh Muso dengan pementasan ludruk “Gusti Allah Wis Mati” di berbagai kota. Juga doktrin “Agama adalah Candu, Tuhan Itu Tidak Masuk Akal”, yang dengan sangat sukses disebarluaskan Muso untuk menancapkan langsung doktrin yang paling mengerikan dari gurunya, Joseph Stalin, itu di otak para pengikutnya.

Muso, tambah Thowaf, anak kiai salah satu pesantren di Kediri. Ia pernah lama tinggal di Soviet, berinteraksi langsung dengan Stalin, terlibat dalam rapat-rapat internasional PKI, dan ikut menyaksikan langsung bagaimana pola-pola pembantaian yang dilakukan oleh penganut komunis terhadap lawan-lawannya. Bagaimana bentuk-bentuk teror kemanusiaan dilakukan dengan beragam cara.

“Saya mencoba menulis rangkaian kekejaman PKI ini agar bisa menjadi peringatan bagi generasi bangsa, dan para satri yang belajar agama,” jelasnya. 

Lubang untuk kuburan massal

Sementara itu Mayjen (Purn) Budi Sudjana sebagai pelaku sejarah menjelaskan, bukti-bukti yang disampaikan dalam buku ini bisa dipertanggungjawabkan, karena bersumber dari pelaku sejarah di zaman PKI. Kekejaman PKI di Indonesia benar-benar ada.

“Perbedaan ideologi yang tujuannya mengomuniskan Indonesia. Saat itu yang menjadi penghalang adalah Islam, maka sasaran utama adalah umat Islam. Karena mereka penghalang utama program komunisme,” jelasnya.

Para penganut komunis ini juga telah menyiapkan lubang-lubang tanah untuk kuburan massal umat Islam. Sebagai simbolnya yaitu peristiwa di Lubang Buaya yang menjadi sinyal untuk diikuti di daerah-daerah.

“Namun PKI membantah, begitu juga dengan penyiapan kuburan. Mereka akan membantah terus, doktrinnya memang begitu, kelakuan mereka memang seperti itu, pendusta, pemfitnah, dan membantah apa yang mereka lakukan dan menuduhkan ke orang lain,” paparnya.

Terkait dengan tuduhan bahwa pembunuh para jenderal adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI), Budi menegaskan bahwa pelakunya memang TNI tapi yang sudah menjadi komunis, yang ada di bawah biro khusus. “Ke depan komunis akan terus berusaha untuk menyatakan bahwa PKI adalah korban, itu akan terus mereka lakukan,” jelasnya.

Budi menjelaskan, para komunis ini pandai menyusup dan menghancurkan dari dalam. Jika tujuan mereka belum tercapai maka akan berulang dengan berbagai macam cara. “Kita harus waspadai. Mereka akan terus menutupi dengan mengatakan bahwa komunis sudah mati,” jelasnya.

Namun faktanya tidak demikian, pasalnya pada tahun 2017, 2018 dan 2019, komunis di dunia terus melakukan kongres internasional. Baik itu yang ada di Turki, Athena maupun Rusia. “Tahun 2020 karena adanya pandemi, maka kongres belum terdengar ada,” katanya.

Budi menjelaskan, ideologi komunis di Indonesia tidak bisa mati. Mereka bersembunyi di ormas, partai, atau lembaga lain. “Mereka menyusup karena tidak ada satu pun organisasi politik di Indonesia yang tidak mereka susupi. Cirinya ada organisasi yang awalnya hanya satu kemudian terpecah,” paparnya.

Hal senada disampaikan oleh sejarawan  Ahmad Mansur Suryanegara. Menurutnya, komunis selalu menyusupkan orangnya untuk memecah dari dalam. Seperti keberadaan Syarikat Islam (SI) yang saat itu berhasil dipecah oleh Henk Sneevliet lewat Muso. Hingga lahirlah SI Semarang yang menggembosi SI Pusat bentukan HOS Cokroaminoto.

“Bicara PKI belum lengkap jika tidak disertakan HOS Cokroaminoto orang Madiun yang mendirikan Partai Syarikat Islam. Karena dialah yang menentang pertama kali keberadaan PKI,” jelasnya.

SI merupakan organisasi yang terbentuk pada masa kebangkitan yang membahayakan penjajahan. SI mendapatkan dukungan dari berbagai strata sosial dan dukungan para ulama dan organisasi-organisasi Islam lainnya. Penjajah berkepentingan untuk melemahkan organisasi SI.

Orang-orang Belanda berhaluan Marxist disusupkan ke dalam SI di antaranya Sneevliet yang mencoba menawarkan ideologi komunisme seolah ideologi pendorong perlawanan terhadap penjajahan.

Dengan menggunakan orang-orang Belanda komunis, pemerintah kolonial Belanda membiarkan Sneevliet dan kawan-kawannya membelah keutuhan SI dari dalam. Aksi mereka diawali dengan membina pimpinan muda SI Semarang.

Mansur mengatakan, sepanjang sejarah kudeta PKI tidak pernah berlangsung lama. Mansur pun meminta masyarakat untuk tidak mengkhawatirkan dan takut dengan PKI. “Gusdur pernah menyampaikan kepada saya untuk tidak mengkhawatirkan kebangkitan PKI karena NU punya Banser dan Anshor,” ungkap penulis buku Api Sejarah 1 dan 2 itu.

Sementara itu Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH Hasan Abdullah Sahal mengatakan, sejarah kelam kekejaman komunisme harus terus disampaikan kepada generasi muda. Bagi Kiai Hasan, sejarah akan terus berulang. “Jujur saja, saya terperangah dengan pembahasan hari ini,” ungkap Kiai Hasan dalam diskusi tersebut.

“Menurut saya, yang penting bukan isinya. Karena isinya bisa ditambah, bisa diramaikan, bisa diperluas dan bisa diperkuat lagi dengan sejarah-sejarah yang lain. Sejarah ini akan tetap berulang,” imbuhnya.

Kiai Hasan juga menanggapi pernyataan Mansur mengenai durasi kudeta PKI. Menurutnya, bukan seberapa lama durasi kudeta oleh PKI tetapi seberapa rusak pemikiran yang berkembang sebelum kudeta berlangsung.

“Kudeta-kudeta yang tidak lama itu, menimbulkan pemikiran-pemikiran yang semakin rusak dan merusak. Jadi, adanya kudeta itu merusak. Penyakit-penyakit sebelum ada kudeta sudah ditanamkan sedemikian rupa,” tegasnya.

Kiai Hasan berharap, generasi sekarang harus mempunyai sensitivitas, kewaspadaan yang aktif terhadap bahaya laten komunis, karena kudeta tidak berhasil tapi ideologinya tetap hidup. Ini tidak terlepas dari indoktrinasi yang kuat.

“Jadi kalau saya boleh bicara agak radikal, politik dan kemenangan politik tidak menyelesaikan masalah. Yang menyelesaikan masalah itu misi kehidupan, politik yang tidak membawa misi kehidupan tidak akan lama,” tegasnya.

Buktinya PKI dibubarkan tapi belum menyelesaikan masalah, Marxisme berhasil karena kemanusiaan disentuh untuk mempengaruhi masyarakat. “Maka saya ingatkan hati-hati dengan kemiskinan. Bangsa ini lemah, berdosa besar jika meninggalkan UUD yang isinya mencerdaskan kehidupan bangsa,” paparnya.

“Kita mulai dari nol belajar Islam untuk bangsa ini, mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang benar. Kita tidak usah takut,” tegasnya. []

 

 

Tags: Bahaya latenG30S PKIKomunis
Share74Tweet46Send
Previous Post

Media AS: Joe Biden Terpilih sebagai Presiden AS

Next Post

Para Pemimpin Arab Beri Ucapan Selamat kepada Joe Biden

Rusdiono Mukri

Rusdiono Mukri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hidup: Ujian yang Terus Mengalir

Hidup: Ujian yang Terus Mengalir

12 June 2025
Kurban dan Kepedulian Sosial: Inspirasi Semangat Kurban 25 Ton dari Desa Petani yang  Sederhana

Kurban dan Kepedulian Sosial: Inspirasi Semangat Kurban 25 Ton dari Desa Petani yang  Sederhana

12 June 2025
Unik! Gontor 9 Sulit Air Gelar Lomba Masak Rendang

Unik! Gontor 9 Sulit Air Gelar Lomba Masak Rendang

14 June 2025
Ini dia Lirik Lagu Gontor ‘Takkan Terlupa’

Ini dia Lirik Lagu Gontor ‘Takkan Terlupa’

30 August 2021
Tirakat Orangtua Untuk Anak

Tirakat Orangtua Untuk Anak

11 October 2023
Refleksi Idul Adha: Memperkuat Keimanan dan Kemanusiaan

Refleksi Idul Adha: Memperkuat Keimanan dan Kemanusiaan

0
Di Depan Belasan Ribu Massa Aksi, HNW Meminta Mesir dan Libya Buka Jalan bagi Relawan Kemanusiaan Global untuk Gaza

Di Depan Belasan Ribu Massa Aksi, HNW Meminta Mesir dan Libya Buka Jalan bagi Relawan Kemanusiaan Global untuk Gaza

0
Dr-Syamsuddin-Arif

Dr Syamsuddin Arif: Akal Bukan Sekadar Alat Logika

0
PPM Darussalam Lahat: 15 Tahun Mendidik Kader Terbaik Masyarakat Lahat

PPM Darussalam Lahat: 15 Tahun Mendidik Kader Terbaik Masyarakat Lahat

0
Masa Lalu Cerita, Masa Kini Realita, Masa Depan Cita, Gita, dan Cinta Ilahiyah

Masa Lalu Cerita, Masa Kini Realita, Masa Depan Cita, Gita, dan Cinta Ilahiyah

0
Dr-Syamsuddin-Arif

Dr Syamsuddin Arif: Akal Bukan Sekadar Alat Logika

18 June 2025
Refleksi Idul Adha: Memperkuat Keimanan dan Kemanusiaan

Refleksi Idul Adha: Memperkuat Keimanan dan Kemanusiaan

17 June 2025
Di Depan Belasan Ribu Massa Aksi, HNW Meminta Mesir dan Libya Buka Jalan bagi Relawan Kemanusiaan Global untuk Gaza

Di Depan Belasan Ribu Massa Aksi, HNW Meminta Mesir dan Libya Buka Jalan bagi Relawan Kemanusiaan Global untuk Gaza

17 June 2025
PPM Darussalam Lahat: 15 Tahun Mendidik Kader Terbaik Masyarakat Lahat

PPM Darussalam Lahat: 15 Tahun Mendidik Kader Terbaik Masyarakat Lahat

14 June 2025
Masa Lalu Cerita, Masa Kini Realita, Masa Depan Cita, Gita, dan Cinta Ilahiyah

Masa Lalu Cerita, Masa Kini Realita, Masa Depan Cita, Gita, dan Cinta Ilahiyah

14 June 2025
gontornews.com

Kantor :
Jalan Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Samping Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp : 021-29124801
Fax : 021-29124802
Layanan Pelanggan : 0819-1515-1456 (Khusus WA)
Email :
[email protected]
[email protected]
[email protected]

TENTANG KAMI

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah
  • Privacy Policy

INSTAGRAM

Ikuti Kami

  • Pameran Franchise, Bisnis & Peluang Usaha Terbesar di Kalimantan!🔥📆: Jumat, 20 Juni 2025 – Minggu, 22 Juni 2025
📍: Dome Balikpapan
⏰: 10.00 - 20.00 WITA✅ Puluhan peluang bisnis & waralaba dalam satu atap
✅ Diskon & promo eksklusif hanya selama pameran
✅ Mulai usaha dari modal 10 jutaan
✅ Cashback & potongan harga hingga puluhan juta rupiahHanya 3 hari! Jangan sampai ketinggalan, ya!✨Info:
@infofranchiseexpo
@neoexpo
0811-8898-981
www.infofranchiseexpo.comSupported by:
@gontornews#ifbc2025 #balikpapan #kalimantan #franchise #energizingentrepreneurship
  • 🎓BEASISWA JALUR RAPOR✨Kabar gembira bagi alumni Pondok Modern Darussalam Gontor & Pondok Pesantren Alumni Gontor! 🌟 Dapatkan beasiswa Free Uang gedung dan Potongn UKT 50% disetiap semester sampai lulus kuliah di Universitas Ary Ginanjar (UAG) dan wujudkan impianmu menjadi profesional unggul di berbagai bidang!📝 Syarat Pendaftaran:
✅ Lulusan Gontor dan rekanan Gontor tahun 2021-2024
✅ Memiliki Hafalan Qur
  • Telah terbit Majalah Gontor Edisi Juni 2025 /Dzulhijjah 1446 H -Muharam 1447 HJudul Cover : Dakwah Kreatif di Era DigitalLaporan Utama :
1. Elemen Dasar Berdakwah di Era Digital
2. Digitalisasi Sarana Mendakwahi 212 Juta Warga
3. Mewarnai Gerakan Dakwah Kekinian di Media Sosial
Sukses:
Sefi Khirijil Yaman Estafet Bisnis Surabraja Mencapai Tiga Generasi
@surabraja
Peluang usaha :
Irwan Riyanto Keluar Zona Aman Hijrah ke Toraja Jualan BaksoBerlangganan :
WA :+62 812-3416-0133
  • Pameran Franchise, Bisnis & Peluang Usaha TERBESAR di Jawa Tengah! 🔥Di sini, kamu bisa:
✅ Temukan puluhan peluang bisnis & waralaba dalam satu atap
✅ Diskon & promo eksklusif hanya selama pameran
✅ Mulai usaha dari modal 10 jutaan
✅ Cashback & potongan harga hingga puluhan juta rupiahHANYA 3 HARI!
📆 Jum
  • Terima kasih untuk hari yang luar biasa...
Untuk narasumber yang menginspirasi,
dan peserta yang luar biasa semangatnya.Satu hari pelatihan,
banyak ilmu, tawa, dan semangat yang kami bawa pulang.Semoga ini bukan akhir,
tapi awal dari langkah-langkah besar kita selanjutnya.📚✨
Sampai jumpa di pelatihan berikutnya,
tetap semangat menulis dan berbagi kebaikan!#PelatihanJurnalistik #Gontornews #BelajarBersama #TerimaKasih #PelatihanBermanfaat #JurnalismePositif
  • Besok, Insya Allah Pelatihan Jurnalistik kita laksanakan.Terima kasih untuk semua yang sudah mendaftar dan memilih hadir.
Kami doakan semoga menjadi pengalaman belajar yang berkesan dan penuh manfaat.Bagi yang belum sempat mendaftar, kami sangat memahami.
Tapi jika hatimu masih ragu dan ternyata ingin ikut, kami masih membuka satu kesempatan terakhir.. hingga malam ini.📌 Link pendaftaran di bio
📍 Kamis, 15 Mei | Kantor Majalah Gontor, Cilandak – Jakarta SelatanMari belajar menulis dengan niat baik, agar kebaikannya terus mengalir 🍃
#PelatihanJurnalistik #Gontornews #BelajarMenulis #KebaikanLewatTulisan
  • Aku suka nulis... tapi tulisanku layak dibaca nggak ya?"Pertanyaan itu mungkin pernah mampir di pikiran kamu.
Dan mungkin kamu bingung harus mulai dari mana.Tenang. Kamu nggak sendiri.
Dan kabar baiknya: kamu nggak harus menebak-nebak sendirian.📣 Ada pelatihan jurnalistik bareng Rusdiono Mukri, jurnalis senior Majalah Gontor & eks Republika.
Beliau akan membimbing kamu dari dasar — supaya tulisanmu nggak cuma enak dibaca, tapi juga bernilai berita.📅 Kamis, 15 Mei 2025
📍 Cilandak, Jakarta Selatan
💸 Rp150.000 (sudah termasuk makan, sertifikat, dan majalah)Ini bukan pelatihan biasa.
Ini langkah awal kamu menuju dunia jurnalistik yang sesungguhnya.📝 Daftar sekarang lewat link di bio
atau langsung klik: www.formulir.gontornews.comKuota terbatas. Jangan tunggu siap, karena kamu bisa mulai dulu, baru jadi siap.
  • Rangkaian Kegiatan Peringatan 100 Tahun Gontor#majalahgontor
#gontornews
  • 📚 Sudahkah Anda miliki?
Perpustakaan Keluarga MuslimInilah saatnya Anda memiliki perpustakaan pribadi di rumah Anda...
Buku-buku Islam rujukan Keluarga Muslim yang terdiri dari:Tafsir Ibnu Katsir (10 jilid)
Fathul Bari Syarah Shahih Al Bukhari (56 jilid)Harga:
💸 Rp 8.160.000
💰 Anda hemat Rp 2.040.000💬 Kutipan inspiratif:
“Buku merupakan sumber harta yang tak ternilai harganya.
Buku adalah jendela ilmu pengetahuan.
Uang bisa habis, harta bisa lenyap,
tapi ilmu pengetahuan tidak bisa dicuri.”📦 Berat: 97 kg
🚚 FREE ONGKIR Se-Jabodetabek
🎁 BONUS RAK BUKU (Persedian terbatas)📞 Pemesanan Hubungi kami:
📱 0812-3416-0133#majalahgontor
#gontornews
@pustakaimamasysyafii

© 2023 gontornews.com. All Rights Reserved

Banner Ad
▲
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
  • Home
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
  • Berlangganan
  • MG Digital
  • Login
No Result
View All Result