• Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
Monday, 30 January, 2023
Gontornews
Cari Pondok Pesantren
  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result
Gontornews
No Result
View All Result
Home Tadabbur Tafsir

Mewujudkan Islam Rahmatan Lil Aalamin

Oleh Prof Dr H Sofyan Sauri, MPd, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia

Rusdiono Mukri by Rusdiono Mukri
2 January 2023
in Tafsir
0
Foto: CNN Indonesia

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.” (QS Al-Baqarah: 143)

Asbabun Nuzul

Mayoritas ulama berpendapat bahwa turunnya ayat 143 surat al-Baqarah di atas berawal dari penantian Rasulullah akan turunnya perintah untuk memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah. Imam Ibn Katsir dalam kitab tafsirnya, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim, juz 1, 458, menyatakan bahwa: Ketika Rasulullah hijrah ke Kota Madinah, saat itu mayoritas penduduk Madinah masih beragama Yahudi. Allah SWT memerintahkan beliau untuk menghadap ke arah Baitul Maqdis untuk menarik simpati penduduk Madinah yang merasa senang dengan hal tersebut. Maka, pada masa awal di Madinah, Rasulullah menghadap ke Baitul Maqdis selama beberapa puluh bulan.

BACA JUGA

Dosa Tanggung Jawab Setiap Individu

Maslahat dan Keutamaan Sedekah dalam Mewujudkan Keshalihan Sosial

Khidmah Perspektif Al-Qur’an

Ketika Mulut Terkunci, Tangan dan Kaki Jadi Saksi

Indahnya Hidup Saling Menghormati dan Menghargai Perbedaan

Setelah itu turunlah QS al-Baqarah: 144. “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram”. (QS. al-Baqarah : 144)

Kemudian ada seorang Muslim berkata, “Kami ingin tahu tentang orang-orang Muslim yang meninggal sebelum kiblat kita berubah dan bagaimana shalat kita ketika masih menghadap ke Baitul Maqdis?” lalu Allah menurunkan QS al-Baqarah: 143.

Interpretasi para mufasir

Dalam At-Tafsîr al-Munîr, Wahbah az-Zuhaili menjelaskan bahwa wasath merupakan sesuatu yang berada di tengah-tengah atau intisari sesuatu. Kemudian makna tersebut digunakan juga untuk sifat atau perbuatan yang terpuji. Karena semua sifat yang terpuji selalu bermuara pada sikap pertengahan, seperti contoh, keberanian merupakan sikap pertengahan dari sifat pengecut dan nekad.

Kemudian kata ummah memiliki kandungan makna yang sangat beragam. Secara garis besar kata ini dapat berarti menuju, menumpu, dan meneladani. Menurut Al-Raghib al-Asfihani, kata ini dapat digunakan untuk menunjuk semua kelompok yang terhimpun oleh entitas tertentu. Bisa jadi entitas itu berupa waktu, tempat, suku, atau agama. Kemudian menurut Ibn Faris dalam Mu’jam Maqayis al-Lughah, kata ini dapat bermakna asal/pokok (al-ashlu), rujukan (al-marji’), kelompok (al-jama’ah), dan agama (al-din).

Berkenaan dengan posisi umat Nabi Muhammad sebagai saksi, al-Zamakhsyari menceritakan secara singkat, “Sesungguhnya pada hari kiamat umat-umat terdahulu menyangsikan datangnya risalah para Nabi. Kemudian Allah mendatangkan umat Nabi Muhammad sebagai saksi agar mereka menyadari kesalahan penyangsian tersebut. Umat Islam berkata, ‘Sungguh para Nabi telah menyampaikan risalah dan ini tertuang dalam kitab suci Al-Qur’an yang disampaikan melalui lisan Nabi Muhammad SAW’.”

lmam al-Thabari dalam tafsirnya, Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, menyebutkan bahwa makna wasathan adalah bagian yang berada di antara dua sisi, yakni pertengahan. Baginya, kata ummatan wasathan bermakna umat Nabi Muhammad merupakan umat yang moderat dalam beragama, tidak berlebihan dan tidak pula kekurangan (la gulwun wa la taqshirun).

Ahmad Musthafa al-Maraghi dalam karya tafsirnya al-Maraghi menjelaskan bahwa ummatan wasaṭhan merupakan sikap umat Islam yang berada di tengah-tengah atau sebagai penengah di antara dua kubu. Pertama, orang-orang yang selalu cenderung pada kepentingan dunia, seperti kaum Yahudi dan Musyrikin. Kedua, orang-orang yang membelenggu diri dengan adat kebiasaan dan kepentingan rohaniah, sehingga meninggalkan hal-hal yang bersifat duniawiyah, termasuk kebutuhan jasmani mereka. Di antara mereka yaitu kaum Nasrani dan Shabi’in.

Muqatil bin Sulayman dalam kitab Tafsir al-Kabir mengartikan ummatan wasathan dengan makna umat yang adil (‘adlan). Keadilan di sini maksudnya adalah umat Nabi Muhammad merupakan saksi yang adil di antara manusia di akhirat kelak.

Sedangkan al-Zamakhsyari dalam kitabnya al-Kasysyaf ‘an Haqaiq Gawamid al-Tanzil menyatakan makna ummatan wasathan ada dua, yakni pertengahan dan adil. Artinya, umat Nabi Muhammad memiliki sifat moderat dan adil. Moderat di sini maksudnya tidak condong kepada satu dari dua sisi

Pandangan senada juga disampaikan oleh Abu al-Laits al-Samarqandi dalam tafsirnya Bahru al-‘Ulum. Ia berpendapat bahwa makna ummatan wasathan ialah umat yang adil dan terbaik. Sebab, dalam kata wasathan terkandung makna adil dan terbaik (khiyaruhum wa a’daluhum). Menurutnya, ayat ini berbicara mengenai umat Nabi Muhammad sebagai saksi yang adil di akhirat kelak bagi seluruh manusia.

Lebih lanjut, Syeikh Ahmad Al-Shawi mengomentari ayat tersebut, bahwa wasathan itu dia yang berilmu dan mengamalkannya, ay ashabu ilmin wa amalin. Syekh Muhammad Ali al-Shabuni dalam kitabnya Shafwatu al-Tafasir menjelaskan bahwa sebaik-baik sesuatu itu paling tengah di antaranya (awsath).

Syekh Nawawi al-Bantani dalam tafsirnya Marah Labid li Kasyf Ma’na al-Qur’an al-Majid memaknai ummatan wasathan dengan arti umat adil dan terbaik yang terpuji karena ilmu dan amalnya. Inilah modal mereka untuk menjadi saksi bagi seluruh manusia di akhirat kelak tentang kebenaran penyampaian risalah oleh para Nabi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa makna ummatan wasathan ada tiga, yaitu: (1) Pertengahan (Moderat), (2) Adil, (3) Terbaik (Pilihan).

Pelajaran Ayat

Tafsir Aisarut Tafassir QS Al-Baqarah: 143. Pertama, keutamaan umat Islam dibandingkan umat-umat yang lain, karena umat Islam merupakan umat pertengahan dan pertengahan merupakan syiarnya. Kedua, kebolehan untuk menguji seorang Mukmin dan memberikan penilaian baginya.

Ketiga, sahnya shalat orang yang tidak menghadap kiblat apabila tidak mengetahuinya, dan dia mendapatkan pahala tanpa perlu mengulangi shalatnya. Walaupun telah shalat selama berbulan-bulan menghadap selain kiblat, selama itu merupakan hasil ijtihad untuk mengetahui arah kiblat dan shalat sesuai hasil ijtihadnya.

Nilai-nilai pendidikan

QS Al-Baqarah: 143 mengandung sejumlah nilai pendidikan bagi manusia. Pertama, mendidik kita menjadi hamba yang  senantiasa mengikuti ajaran Allah dan Rasul-Nya. Kedua, mendidik kita, umat manusia, agar senantiasa memberikan kesaksian karena Allah dan taat akan perintah-Nya.

Ketiga, mendidik kita untuk senantiasa bersyukur serta ridha atas ketentuan Allah. Keempat, mendidik kita menjadi hamba yang berlomba-lomba dalam kebaikan serta mencari hidayah-Nya.

Moderasi beragama

Kitab At-Tafsir al-Maqashidi menyebutkan, moderasi beragama dalam Islam bukan hanya dalam perilaku kehidupan sosial, akan tetapi juga dalam beribadah, berakidah, dan bermuamalah. Sikap moderat merupakan manifestasi ajaran Islam yang Rahmatan Lil Aalamin.

Tidak semua umat memiliki sikap yang moderat, tapi banyak juga yang bersikap intoleran, merasa paling benar dan suka mengafir-kafirkan. Maka perlu kita mengenali ciri-ciri ummatan wasaṭhan yang sangat penting demi mengawal ajaran agama Islam yang moderat dalam kehidupan beragama dan bernegara.

Dalam konteks pendidikan, tujuan pembelajaran mesti membentuk peserta didik menjadi insan kamil (manusia seutuhnya) agar mereka mampu mengelola bumi secara maksimal yang digunakan sebagai sarana beribadah kepada Allah.

Esensi dari pendidikan seyogianya mewujudkan insan kamil dan penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah, pewaris para Nabi, dan memberikan bekal yang memadai untuk menjalankan fungsi tersebut. Faktanya, pendidikan Islam telah berhasil membentuk bangsa Arab menjadi ummatan wasathan (umat unggul), umat potensial, umat teladan, dan umat penebar cahaya Islam, sehingga menerangi semesta alam.

Misi risalah Islam yang sekaligus menjadi tujuan utama pendidikan adalah membersihkan dan menyucikan jiwa melalui ma’rifat (pengenalan) kepada Allah, beribadah kepada-Nya dan penguatan ikatan interaksi humanis yang ditegakkan di atas dasar cinta, damai, egaliter dan berkeadilan, sehingga manusia meraih kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat.

Ajaran dalam agama Islam tidak berhenti pada hubungan antara manusia dan Tuhannya semata. Namun Islam juga mengandung ajaran yang mengatur hubungan antarsesama manusia serta hubungan manusia dan lingkungan. Ajaran tersebut dikenal dengan Islam Rahmatan Lil Aalamin.

Namun, praktik pembelajaran di Indonesia hingga kini belum menghasilkan tujuan yang diharapkan. Pembelajaran lebih tendensius pada capaian kognitif saja, tanpa mengutamakan aspek nilai. Eksesnya, hal ini bisa menimbulkan dekadensi moral, etika, dan budi pekerti peserta didik. Lebih lanjut, fenomena radikalisme, ekstremisme, dekadensi moral, rapuhnya kualitas spiritual mewabah dan menggejala sehingga memorak-porandakan sendi-sendi kehidupan bangsa, terutama hal yang paling mengkhawatirkan karena kalangan peserta didik terlibat di dalamnya.

Dalam rangka mengatasi fenomena tersebut, sistem pendidikan harus mengusung konsep moderasi beragama/menginternalisasikan nilai-nilai wasathiah dalam proses pembelajaran, dengan menjadikan kualitas spiritual berupa keyakinan sebagai arus utama dalam muatan kurikulum, proses pembelajaran dan materi bahan ajar. Jika tidak, hal tersebut bisa menghasilkan sistem pembelajaran yang lemah dan para peserta didik yang kering dari spiritual.

Ciri-ciri orang yang memiliki sikap moderat yang melahirkan khairul ummah (umat terbaik) menurut Ibnu Asyur dalam Maqāṣīd al-Syarī’ah, yaitu: 1) Tawassuṭ (mengambil jalan tengah), 2) Tawazun (seimbang), 3) I’tidāl (lurus dan tegas), 4) Tasammuh (toleransi), 5) Musāwah (egaliter), 6) Syūrā (musyawarah),7) Ishlāh (reformasi), 8) Taṭhawwur wa Ibtikār (dinamis dan inovatif), 9) Aulawiyah (mendahulukan yang prioritas), 10) Tahaḍḍur (berkeadaban).

Nilai-Nilai Wasathiah adalah sebuah cara pandang terkait proses memahami dan mengamalkan ajaran agama agar dalam melaksanakannya selalu dalam jalur yang moderat. Indikator nilai-nilai wasathiah terdiri atas: Pertama, Tawassuth (Mengambil jalan tengah), yaitu pemahaman dan pengamalan yang tidak Ifrath (berlebih-lebihan dalam beragama) dan Tafrith (mengurangi ajaran agama).

Kedua, Tawazun (Berkeseimbangan), yaitu pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Ketiga, I’tidâl (Lurus dan tegas), yaitu menempatkan sesuatu  pada tempatnya dan melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional.

Keempat, Tasamuh (Toleransi), yaitu mengakui dan menghormati perbedaan, baik dalam aspek keagamaan dan berbagai aspek kehidupan lainnya. Kelima, Syura (Musyawarah), yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan jalan musyawarah.

Keenam, Ishlah (Reformasi), yaitu mengutamakan prinsip reformatif untuk mencapai keadaan lebih baik yang mengakomodasi perubahan dan kemajuan zaman. Ketujuh, Aulawiyah (Mendahulukan yang prioritas), yaitu kemampuan mengidentifikasi hal Ihwal yang lebih penting harus diutamakan.

Kedelapan, Tathawwur dan Ibtikar (Dinamis dan inovatif), yaitu selalu terbuka untuk melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Kesembilan, Tahaddur (Berkeadaban), yaitu sikap yang mengedepankan akhlak karimah, karakter, identitas, dan integritas.

Moderasi beragama dalam mewujudkan Islam Rahmatan Lil Aalamin menurut Al-Qur’an, yaitu: Pertama, menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Allah berfirman:

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Artinya: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (QS Al-Qasas: 77)

Dalam ayat ini ada tiga sikap yang mesti kita miliki sebagai insan beriman, yaitu hidup seimbang dalam mengejar dunia dan akhirat, berkesinambungan dalam berbuat baik, dan tidak melakukan kerusakan dalam kehidupan.

Kedua, umat Islam dituntut memiliki sikap moderat dalam berinfak atau bersedekah, yakni memilih jalan tengah antara tidak bersikap menghambur-hamburkan harta (boros) dan tidak pula kikir.

Allah berfirman: وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا

“Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar.” (QS Al-Furqan: 67)

Ketiga, berpegang pada Tali Agama Allah. Allah berfirman:

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ الْاَنْبِۢيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi, tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.” (QS. Ali ‘Imran : 112)

Keempat, tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan memaki Tuhan yang disembah oleh penganut agama lain. Allah berfirman:

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. (QS Al-An’am: 108)

Kelima, berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama.

Allah berfirman:

لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS Al-Mumtahanah: 8)

Asbabun nuzul ayat di atas, sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Hakim dari Abdullah bin Zubair, bahwa suatu ketika Asma, putri tercinta dari sahabat Abubakar Ash-Shiddiq, didatangi oleh ibunya, Qotilah, yang saat itu masih kafir. Ia pun bertanya kepada Rasulullah SAW: “Ya Rasulullah, bolehkah saya berbuat baik kepadanya, menerima kehadiran dan pemberiannya?” Rasulullah SAW menjawab: “Boleh wahai Asma binti Abu Bakar”. Maka turunlah ayat ke-8 surat al-Mumtahanah, sebagai penegasan bahwa bertoleransi, saling menghargai harus tetap dilakukan sekalipun kepada yang berbeda agama.

Keenam, menegakkan kebenaran dan keadilan terhadap siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.

Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakuadillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Ma’idah: 8)

Ketujuh, senantiasa bermusyawarah. Allah berfirman:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (QS Ali ‘Imran: 159)

Dalam Tafsir al-Misbah dijelaskan, ayat tersebut mengandung tiga cara Rasulullah dalam berdakwah yang berisi pesan moral bagi pemimpin sebuah bangsa: Pertama, Rasulullah senantiasa bersikap lemah lembut, baik terhadap kawan maupun lawan. Kedua, Rasulullah senantiasa bersikap lapang dada, mudah memaafkan dan memohonkan ampunan bagi setiap kesalahan siapa pun. Ketiga, Rasulullah senantiasa mentradisikan hidup bermusyawarah dalam setiap mengambil keputusan.

Dalam As-Siyasah asy-Syar’iyah diungkapkan, “Tidak seorang pun di dunia ini yang paling sering melakukan musyawarah dengan para sahabat kecuali Rasulullah Saw.”

Kedelapan, saling menghargai (toleransi).

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (QS Al-Hujurat: 13)

Kesembilan, tidak berselisih pendapat. Allah berfirman:

وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلَا يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَۙ

“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat).” (QS Hud: 118)

رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصّٰلِحِينَ

“Ya Tuhanku, berikanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih.” (QS An-Naml: 19). []

Tags: Moderasi BeragamaRahmatan lil AalaminToleransi
Share30Tweet19Send
Previous Post

Tarif Hotel di Mekkah dan Madinah Meroket Sampai 300 Persen

Next Post

Uganda: 10 Orang Tewas di Malam Peringatan Tahun Baru

Rusdiono Mukri

Rusdiono Mukri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Tadabbur dan Tafakkur Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus Ayat 24 Bersama Nyai Hj Anisah, Putri KH Imam Zarkasyi

Tadabbur dan Tafakkur Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus Ayat 24 Bersama Nyai Hj Anisah, Putri KH Imam Zarkasyi

28 January 2023
Talkshow dan Launching Database Usaha akan Ramaikan Job Fair FORBIS dan UNIDA Tahun Ini

Talkshow dan Launching Database Usaha akan Ramaikan Job Fair FORBIS dan UNIDA Tahun Ini

26 January 2023
Selamat Jalan, Wahai Mujaddid Abad 21!

Selamat Jalan, Wahai Mujaddid Abad 21!

26 September 2022
HNW Dorong Indonesia Galang Kekuatan OKI untuk Bertindak Tegas atas Peristiwa Teror Pembakaran Al-Qur’an oleh Politisi Ekstrimis di Swedia

HNW Dorong Indonesia Galang Kekuatan OKI untuk Bertindak Tegas atas Peristiwa Teror Pembakaran Al-Qur’an oleh Politisi Ekstrimis di Swedia

23 January 2023
HNW Dorong Indonesia Galang Kekuatan OKI untuk Bertindak Tegas atas Peristiwa Teror Pembakaran Al-Qur’an oleh Politisi Ekstrimis di Swedia

Kecam Pembakaran Masjid di Garut, HNW Dorong RUU Perlindungan Tokoh dan Simbol Agama Segera Dibahas dan Disahkan

25 January 2023
Foto: titik nol

Dosa Tanggung Jawab Setiap Individu

29 January 2023
Wagub Jateng, Taj Yasin: Sertifikasi Produk Halal Wajib di 2024

Wagub Jateng, Taj Yasin: Sertifikasi Produk Halal Wajib di 2024

29 January 2023
Paludan Kembali Beraksi Bakar Al-Qur’an di Depan Masjid di Denmark

Paludan Kembali Beraksi Bakar Al-Qur’an di Depan Masjid di Denmark

29 January 2023
Covid-19: Jepang Konfirmasi Lebih dari 10.000 Kematian

Covid-19: Jepang Konfirmasi Lebih dari 10.000 Kematian

29 January 2023
Al-Ittihadiyah Komitmen Bangun Kekuatan Umat Demi Kemajuan Bangsa

Al-Ittihadiyah Komitmen Bangun Kekuatan Umat Demi Kemajuan Bangsa

29 January 2023
Gontornews

Kantor :
Jalan Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Samping Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp : 021-29124801
Fax : 021-29124802
Layanan Pelanggan : 0819-1515-1456 (Khusus WA)
Email :
[email protected]
[email protected]
[email protected]

TENTANG KAMI

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah

INSTAGRAM

Ikuti Kami

  • Sumenep, Gontornews — Kepada Gontornews.com, Dr KH Ahmad Fauzi Tidjani MA mengabarkan bahwa pada Selasa (24/1/2023) Nyai Hj Anisah Fathimah Zarkasyi berkesempatan memberikan penjelasan terkait tema Tadabbur dan Tafakkur Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus Ayat 24.

Berita selengkapnya klik: https://gontornews.com/tadabbur-dan-tafakkur-tafsir-al-quran-surat-yunus-ayat-24-bersama-nyai-hj-anisah-putri-kh-imam-zarkasyi/

#gontornews #majalahgontor 

Follow Akun Sosmed Kami :
IG : gontornews
Twitter : gontornews
Youtube : Gontor News
Website : gontornews.com
  • Tausiyah Selasa
Tema : "SIKAP MUSLIMAH DALAM BERSOSIAL MEDIA"

Insya Allah Bersama : 
BUNDA CHENDILIANA, S.IK.,M.IK.
(Kepala Divisi Humas dan Promosi Majalah Gontor)
Pelaksanaan : 
Hari/Tanggal : Selasa, 31 Januari 2023
Waktu : 10.30 WIB - Dzuhur
Lokasi : Masjid Al-Latief. Pasaraya Blok-M. Gedung A, Lantai 5. Jakarta Selatan.

Terbuka Untuk Umum
Mohon Tidak Makan dan Minum di Dalam Masjid

#majalahgontor 
#gontornews 
@masjidalatief 
@chendiliana 

__________
Sosial Media Kami :
IG : @gontornews 
Youtube : Gontor News
Twitter : @gontornews 
Website : gontornews.com
  • (Bag-3) Ustadz Rizki Tamami - Alumni Gontor / Da
  • Selamat Datang Bulan Rajab 1444 H
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغنَا رَمَضَانَ

Allahumma barik lana fi rajaba wasya
  • Al-Ustadz Muhammad Fahkrurrozi Anshar, B.Sh., M.A.,Ph.D. Alumni Gontor / Direktur Markas Hijrah Indonesia . "Betapa Dosa menghalangi kebaikan dan keberkahan kita". Ya Allah kuatkanlah kami untuk bisa semaksimal mungkin menjauhkan diri dari dosa-dosa. Syukron ustadz @fakhru_ans_official yang telah memberikan ilmunya di majelis virtual Majalah Gontor edisi Ramdhan 22 April 2021. Semoga ustadz berkenan mengisi kajian-kajian mendatang di Majalah Gontor baik online maupun offline. Insya Allah. 
Video lengkap : https://youtu.be/zVe-66F2DKM

#majalahgontor 
#gontornews 
@fakhru_ans_official

___________________
Dukung Sosial Media Kami :
IG : @gontornews 
Youtube : Gontor News
Website : https://gontornews.com
  • (Bag-2) Ustadz Rizki Tamami - Alumni Gontor / Da
  • Ustadz Rizki Tamami - Alumni Gontor / Da
  • FPAG Jateng-DIY Gelar Silaturahim dan Tajammu’ di Pesantren Tazakka

Batang, Gontornews — Sejumlah kiai Pengasuh Pesantren Alumni Gontor (FPAG) se-Jawa Tengah dan DIY mengadakan silaturahim dan tajammu’ di Pondok Modern Tazakka, Batang, pada Ahad (15/1).

Tajammu’ yang dilaksanakan di Aula Rabithah PM Tazakka ini dihadiri kurang lebih 150-an orang yang merupakan pengasuh pesantren dan para asatidz yang mewakili 60-an pesantren alumni Gontor di wilayah Jawa Tengah dan DIY.

Berita selengkapnya : 
https://gontornews.com/fpag-jateng-diy-gelar-silaturahim-dan-tajammu-di-pesantren-tazakka/

#majalahgontor 
#gontornews 
-----------------------------------
Follow Akun Sosial Media kami :
IG : @gontornews 
Youtube : Gontor News
Twitter : @gontornews
Website : gontornews.com
  • Majalah Gontor Jalin Silaturahim dengan ESQ

Jakarta, Gontornews – Manajemen dan awak Majalah Gontor menjalin silaturahim dengan ESQ. Diawali shalat Ashar di lantai 27 Menara 165 di Jalan TB Simatupang Kav.1 Cilandak, Jakarta Selatan, Manajemen dan awak Majalah Gontor diterima oleh Pimpinan dan Pendiri ESQ, Dr Ary Ginanjar Agustian, Jumat (6/1/2023).

Berita selengkapnya : https://gontornews.com/majalah-gontor-jalin-silaturahim-dengan-esq/

______
Follow Selalu Sosial Media Kami :
Website : gontornews.com
IG : @gontornews 
Twitter : @gontornews 
Youtube : Gontor News

#majalahgontor #gontornews 
@esqbusinessschool

© 2021 gontornews.com. All Rights Reserved

  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com