Jakarta, Gontonresw–Hingga awal trisemester ketiga bencana di Indonesia tak kunjung surut bahkan cenderung mengalami peningkatan. Padahal, anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sendiri sudah terkoreksi sekitar 133 miliar dari anggaran semula yang besarannya berkisar di angka Rp 1.6 Triliun sesuai dengan kebijakan penyesuaian anggaran yang dilakukan pemerintah sejak pertengahan tahun lalu.
“Dengan keputusan pemotongan anggaran dari Pemerintah, BNPB juga mengalami dampak pemotongan, tetapi hal itu tentu tidak boleh mempengaruhi kinerja dalam menanggulangi dan mengantisipasi bencana terutama dalam hal mitigasi bencana,” papar anggota Komisi VIII DPR RI Ledia Hanifa Amaliah.
Mengapa mitigasi bencana ini menjadi penting, ungkap Ledia, karena secara geografis dan juga sejarah kebencanaan negara Indonesia memang berada dalam posisi rawan bencana. Sehingga siaga kebencanaan sudah selayaknya dimasukkan dalam komponen prioritas pembangunan.
Lebih lanjut aleg dari FPKS ini juga mengingatkan bahwa tanggungjawab pertama dari upaya mitigasi dan penanggulangan bencana berada dalam genggaman pemerintah daerah, sehinga dia mengingatkan beberapa wilayah yang belum memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar bersegera membentuknya. Termasuk juga Kota Bandung -yang merupakan daerah asal pemilihannya- yang sampai saat ini sayangnya belum memiliki BPBD.
“BNPB itu kan lebih melingkupi antisipasi dan penanggulangan bencana skala nasional. Untuk skala lokal, menjadi tanggungjawab pertama pihak daerah terkait. Bila belum ada BPBD-nya akan terhambatlah langkah-langkah koordinasi dan pertanggungjawaban bila terjadi sebuah peristiwa bencana. Berbagai pihak akan berjalan sendiri tanpa ada satu komando kewenangan dan kadang juga menyulitkan terkait penyaluran bantuan baik barang maupun dana.” katanya
Karena itu terkait anggaran antisipasi dan penanggulangan bencana, Ledia meminta berbagai pihak baik BNPB, BPBD dan Pemda mengalokasikan dana khusus yang besarannya cukup memadai agar siap bila sewaktu-waktu terjadi bencana.
“Bencana ini seringkali datang tak terduga dan umumnya memiliki lingkup kerusakan yang luas, karena itu alokasi anggaran kebencanaan harus cukup besar juga selalu ready to use,” paparnya. (fathur)