Cox’s Bazar, Gontornews — Sekitar 42 lembaga swadaya masyarakat menyebut bahwa sebagian besar pengungsi Rohingya merasa khawatir dengan proses repatriasi dari Bangladesh ke Myanmar. Warga Rohingya bahkan tidak segan menyebut bahwa repatriasi telah menempatkan posisi mereka dalam ketakutan dan kondisi berbahaya.
“Mereka melarikan diri ke Bangladesh dengan masuk mencari keamanan dan mereka sangat berterima kasih kepada Pemerintah Bangladesh karena telah memberikan mereka tempat yang aman,” kata kelompok yang terbentuk dari 42 LSM kemanusiaan internasional seperti Oxfam, World Vision, Save the Children dan lain sebagainya.
“Mereka takut dengan apa yang akan terjadi sekembalinya mereka ke Myanmar saat ini. Mereka pun mengkhawatirkan minimnya informasi yang mereka terima seputar repatriasi,” tambah pernyataan kelompok 42 LSM internasional itu sebagaimana dilansir Dhaka Tribune.
Sebelumnya, lebih dari 720.000 etnis minoritas Rohingya mengungsi ke Bangladesh untuk mencari keamanan setelah kampung halamannya di Rakhine diluluhlantahkan oleh militer Myanmar. Tidak hanya itu, tim pencari fakta PBB pun menemukan bahwa militer Myanmar telah ‘berniat’ untuk melakukan genosida kepada etnis Rohingya.
Bangladesh dan Myanmar telah bersepakat untuk melakukan repatriasi pengungsi Rohingya di Bangladesh tahap pertama pada pertengahan bulan November mendatang. Warga Rohingya pun mengaku khawatir untuk tinggal kembali di Rakhine yang saat ini menjadi salah satu wilayah tertutup di Myanmar.
PBB telah memberikan akses di wilayah tersebut untuk membantu mengidentifikasi lapangan tetapi mendapatkan hambatan dari lambatnya proses perizinan dan jumlah wilayah yang terbatas.
Di satu sisi, Pemerintah Bangladesh khawatir bahwa keengganan pengungsi Rohingya untuk kembali ke Myanmar telah membangkitkan mereka untuk kabur dengan beragam cara demi mendapatkan peluang ekonomi di luar wilayah konflik tersebut.
Baru-baru ini pemerintah Bangladesh bahkan berhasil menggagalkan perdagangan manusia yang terdiri dari 33 pengungsi Rohingya di Pulau St Martin. Menurut media setempat, mereka berencana akan pergi ke Malaysia melalui Teluk Benggala. [Mohamad Deny Irawan]