Petaling Jaya, Gontornews — Media investigator di Malaysia, Sarawak Report, memperkirakan akan banyak informasi yang beredar seputar peredaran uang di Hongkong dan Singapura terkait skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Editor Sarawak Report, Clare Rewcastle-Brown mengatakan bahwa ada beberapa transaksi keuangan 1MDB yang terjadi di Singapura.
“Saya pikir masih ada rahasia tentang 1MDB di Singapura. Mungkin, Malaysia akan mengapresiasi temuan tersebut,” kata Rewcastle-Brown saat membedah laporan Sarawak Report berjudul The Inside Story from 1MDB di Hongkong, Jumat (9/11), sebagaimana dilansir Free Malaysia Today.
“Banyak uang yang dicuri oleh mantan penguasa Malaysia yang mengalir ke Hongkong. Saya tidak bisa melihat bagaimana hal tersebut bisa terjaga dan tertutup lebih lama dari ini,” tambahnya.
Pernyataan Rewcastle-Brown di atas merujuk pada kolaborasi yang dilakukan mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak dan istrinya Rosmah Mansour dalam skandal penyelewengan uang negara paling mencengangkan di Malaysia tersebut.
Saat ini, PM Najib Razak tengah menghadapi 38 total tuduhan yang dialamatkan kepadanya akibat penyalahgunaan jabatan, kriminal kepercayaan, korupsi dan pencucian uang terkait skandal 1MDB yang dialamatkan kepadanya dan mantan anak perusahaannya, SRC Internastional.
Tidak hanya dirinya, istri Najib, Rosmah Mansour, pun mengalami tuduhan serupa. Rosmah, diduga melakukan pencucian uang atas kepemilikan sejumlah tas mewah dan perhiasan mewah yang disita pihak berwenang dari kediamannya beberapa waktu lalu.
Sementara keduanya diperiksa oleh pihak berwenang, aktor di balik skandal 1MDB, Low Taek Jho atau yang akrab disapa dengan Jho Low saat ini masih buron dan belum ada yang mengetahui keberadaan pria berwajah oriental tersebut.
Terkait Jho Low, Rawcastle-Brown menduga bahwa saat ini Jho Low tengah menyingkir dari Malaysia setelah mendapatkan saran dari ayahnya, Low Hock Peng. Sarawak Report menyebut bahwa Low Hock Peng merupakan seorang pengusaha yang menghabiskan waktu selama puluhan tahun untuk memahami bagaimana mengatur sistem lepas pantai. [Mohamad Deny Irawan]