Pasang Iklan Pasang Iklan
  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah
Minggu, 7 Maret, 2021
Gontornews
  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result
Gontornews
No Result
View All Result
Home Inpirasi Jejak

Perlawanan Kiai Zainal kepada Penjajah di Bumi Tasikmalaya

Fathur Roji by Fathur Roji
29 Desember 2019
in Jejak
0
Perlawanan Kiai Zainal kepada Penjajah di Bumi Tasikmalaya

Gontornews — Dia punya nama kecil Umri dan Hudaemi, setelah menunaikan ibadah haji, ia mengubah nama menjadi Zainal Mustafa. Ia keturunan orang biasa, tapi mampu menjadi luar biasa dengan sepak terjangnya melawan penjajah saat itu. Berikut kisahnya.

Kapan ia lahir masih belum ada data valid, ada yang menyebut tahun 1901, sebagian lagi mengatakan tahun 1899. Ayahnya, Nawapi, adalah seorang petani di Kampung Bageur-Cimerah, Singaparna, Tasikmalaya. Sedangkan ibunya, Ratmah, seorang ibu rumah tangga.

Umri panggilan masa anak-anak mulai belajar ilmu agama Islam di Pesantren Gunung Pari yang dipimpin Ajengan Zainal Mukhsin. Setelah 7 tahun di Gunung Pari, Umri nyantri di Pesantren Jamais, diteruskan ke Pesantren Sukaraja, Garut. Setelah itu ke Pesantren Sukamisikin, Bandung. Di pesantren ini Umri mengubah nama menjadi Hudaemi.

Dari Sukamiskin, Hudaemi balik ke Tasikmalaya dan berguru ke Kiai Muttaqien di Pesantren Cilenga, Singaparna. Ia menjadi asisten Kiai Muttaqien. Hudaemi memiliki keinginan suatu saat bisa mendirikan dan mengelola pesantren.

BACA JUGA

Mengenang Keluhuran Sosok Almarhum KH Heikal Yanuarshah Ibadillah, Pengasuh Pondok Tahfidz Al-Muqoddasah

Sosok Almarhum KH Saifuddin Arief di Mata Alumni Darunnajah

Sosok Almarhum KH Saifuddin Arief di Mata Adiknya

Kiprah dan Perjuangan KH Mohammad Tidjani Djauhari MA untuk Muslimin Dunia

Achmad Subianto, Ketua BAZNAS Pertama Wafat

Pada 1927 sebuah pesantren berdiri di Kampung Bageur Cikembang Girang, Desa Cimerah, Singaparna. Pada tahun 1937 Hudaemi pun menunaikan ibadah haji. Pada momentum ini ia mengubah namanya menjadi Zainal Mustafa.

Dalam buku berjudul Ulama-Ulama Oposan, Subhan SD menyatakan, sekembali dari Mekkah, Kiai Zainal melakukan aktivitas keilmuan, di antaranya menerjemahkan Al-Qur’an dan kitab-kitab lain ke dalam bahasa Sunda.

Di pesantrennya diajarkan Sejarah Indonesia dengan materi kecintaan dan pembelaan Tanah Air. Karena langkahnya ini Kiai Zainal diawasi polisi intelijen kolonial (Politieke Inlichtingen Dienst). Prinsip yang dipegangnya adalah hubbul wathon minal iman; cinta tanah air adalah bagian dari iman.

Kiai Zainal adalah Wakil Syuriah NU Tasikmalaya. Di masa itu, NU merupakan organisasi Islam yang berani bersikap kritis dan mengecam beberapa kebijakan pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Begitu juga Kiai Zainal kerap melontarkan kritik terhadap Ordonansi Guru tahun1925. Akibatnya, pemerintah kolonial merasa terganggu. Pada 17 November 1941 Kiai Zainal bersama KH Ruchiyat, KH Sirodj, Hambali, dan Syafii ditangkap dan dimasukkan ke penjara Tasikmalaya, kemudian dipindah ke penjara Sukamiskin, Bandung dan penjara Ciamis pada Februari 1942.

Situasi politik berubah cepat. Pada 8 Maret 1942 pemerintah kolonial Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada balatentara Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Selanjutnya yang menjadi penguasa di Indonesia adalah Jepang.

Pada 31 Maret 1942 Jepang membebaskan semua tahanan politik yang sebelumnya ditahan oleh Belanda, termasuk Kiai Zainal. Jepang nampaknya ingin bekerjasama dengan para kiai di Tasikmalaya dan wilayah Priangan Timur. Tapi Kiai Zainal Mustafa tidak tertarik dengan ajakan itu dan ingin mengurusi pesantren.

Kiai Zainal menolak kerjasama karena adanya ketentuan Seikerei, yaitu sikap membungkuk ke arah timur di pagi hari sebagai penghormatan terhadap Kaisar Jepang (Tenno Haika).

Masa Jepang adalah masa paling kejam terhadap rakyat Indonesia. Badan pangan Jepang yang bernama Kumiai, bertindak melampaui batas dengan merampas hampir semua hasil panen dan pangan pangan milik rakyat. Akibatnya bencana kelaparan terburuk sepanjang sejarah terjadi di hampir masyarakat pedesaan, termasuk pesantren yang ia kelola.

Disebutkan pada tahun 1943 Kiai Zainal diam-diam melakukan persiapan perlawanan. Untuk tujuan ini, telah dilakukan kontak dengan beberapa pesantren di Tasikmalaya. Selain itu juga dilakukan hubungan dengan kesatuan batalyon PETA (Pembela Tanah Air) yang dipimpin Daidancho Maskun. Akhirnya persiapan yang dilakukan dengan membentuk barisan santri dan rakyat untuk melindungi area pesantren. Jumlahnya sebanyak 509 orang.

Pada 23 Februari 1944 Jepang mengirim utusan ke pesantren. Mereka mengancam Kiai Zainal, para santri, dan penduduk desa. Esoknya, 24 Februari, Jepang mengerahkan pasukan Kempetai yang dipimpin pejabat lokal yang memihak Jepang.

Terjadi bentrok fisik dengan para santri. Senjata-senjata Jepang berhasil direbut. Pada 25 Februari 1944 sebelum pelaksanaan Shalat Jum’at, Kiai Zainal menyampaikan memberi kebebasan pilihan jika ada santri memilih mengundurkan diri atau pulang ke kampung masing-masing. Semua santri ternyata lebih memilih ikut melawan.

Saat khutbah Jumat, Jepang mengepung rapat pesantren dan masjid. Kiai Zainal meminta jamaah tenang dan menyelesaikan Shalat Jumat. Setelah itu ditemuinya pasukan Kempeitai di Gunung Bentang.

Setelah itu perwira Jepang membujuk Kiai Zainal tidak akan dihukum asal mau minta ampun. Jamaah pun tersinggung karena perkataan perwira Jepang, bahwa jika satu orang Jepang mati maka harus ditebus seribu nyawa orang Indonesia. Suasana pun berubah gaduh, dan Jepang telah bersiap.Saat itu juga Kiai Zainal mengeluarkan komando perlawanan.

Karena kalah senjata, Kiai Zainal dan para santri mundur pada menjelang malam. Tentara Jepang selanjutnya merangsek ke pesantren. Mertua Kiai Zainal, H Syamsuddin, dibunuh Jepang di tempat itu.

Malam itu juga, Kiai Zainal yang mundur ke Kampung Cihaur dan ditangkap bersama pengikutnya. Penjara Tasikmalaya menjadi penuh, dan Kiai Zainal sendiri menjalani proses interogasi selama 3 bulan. Interogasi itu dilakukan dengan siksaan-siksaan berat. Setelah itu, keberadaannya tidak jelas karena Kiai Zainal dipindahkan ke Cipinang, Jakarta.

Hingga Indonesia merdeka, keberadaan Kiai Zainal masih belum jelas. Baru pada tahun 1970 didapatkan keterangan; Kiai Zainal dan para santri telah dibunuh Jepang pada 25 Oktober 1944.

Kemudian pada 23 Maret 1970 keberadaan makam para syuhada bangsa itu ditemukan,yakni di Pemakaman Ereveld, Ancol, Jakarta Utara. Makamnya kemudian dipindahkan ke Taman Pahlawan Sukamanah, Tasikmalaya, pada tahun 1973. Sebagai pengakuan atas perjuangannya, pemerintah Republik Indonesia menganugerahi KH Zainal Mustafa sebagai Pahlawan Nasional. [Fathurroji]

 

Tags: zainal mustafa
Share2Tweet1Send
Previous Post

Masjid Jami Gresik Jejak Islam di Kota Wali

Next Post

Segarnya Wisata Air di Banyumas

Fathur Roji

Fathur Roji

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Foto: kesatu.co

Memungkinkan Investasi Miras untuk Semua Daerah, HNW: Perpres Investasi Miras Makin Penting Ditolak

3 Maret 2021
Kiai Ponpes Al-Amien Prenduan Sambut Hangat Kunjugan Silaturahim Kepala Staf Komando Daerah Militer V Brawijaya

Kiai Ponpes Al-Amien Prenduan Sambut Hangat Kunjugan Silaturahim Kepala Staf Komando Daerah Militer V Brawijaya

27 Februari 2021
Foto: gontornews.com

STAI Al-Hidayah Bogor Gelar Webinar Pengelolaan Jurnal Ilmiah Bereputasi

7 Maret 2021
Foto: Koleksi HNW

Agar Tak Sekedar Wacana, HNW: Penting Presiden Jokowi Segera Buat Perpres Baru Terkait Pencabutan Ketentuan Investasi Miras dalam Perpres 10/2021

3 Maret 2021
Lima Makanan Herbal Membantu Mengobati Cikungunya

Lima Makanan Herbal Membantu Mengobati Cikungunya

19 September 2018

Wakil Bupati Luwu Launching Gerakan Sejuta Koin Wakaf untuk Pesantren

7 Maret 2021
Para Kiai Minta UIN Walisongo Sinergikan Kebebasan Akademik dan Kegiatan Rohani

Para Kiai Minta UIN Walisongo Sinergikan Kebebasan Akademik dan Kegiatan Rohani

7 Maret 2021
Peletakan Batu Pertama Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo

Peletakan Batu Pertama Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo

7 Maret 2021
UEA akan mengembangkan beberapa proyek infrastruktur besar di Indonesia, termasuk resor pariwisata bernilai jutaan dolar di provinsi paling barat Aceh. (Pixabay)

UEA Bangun Resor Pariwisata Senilai 500 Juta Dolar di Aceh

7 Maret 2021
Foto: Hurriyetdailynews.com

Sejumlah Provinsi di Turki Bersiap Akhiri Pekan Bebas Penguncian

7 Maret 2021
Gontornews

Kantor :
Jalan Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Samping Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp : 021-29124801
Fax : 021-29124802
Layanan Pelanggan : 0819-1515-1456 (Khusus WA)
Email :
sirkulasi@gontornews.com
iklan@gontornews.com
penjualan@gontornews.com

Cari

No Result
View All Result

Tentang Kami

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah

© 2018 gontornews.com. All Rights Reserved

  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com