Padangpanjang, Gontornews — Dalam rangka mempersiapkan pembelajaran tahun pelajaran 2022/2023, Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padangpanjang melaksanakan Bimbingan Teknis dan Lokakarya Kurikulum Merdeka.
Dr. Derliana, MA dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam pelaksanaan kurikulum merdeka madrasah seharusnya melaksanakan beberapa kali bimbingan teknis serta lokakarya untuk seluruh kompenen pendidikan yang ada di madrasah tersebut.
“Pondok pesantren kita sudah terdaftar di Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu pondok pesantren yang akan melaksanakan kurrikulum merdeka tahun pelajaran 2022/2023.
Sebagai persyaratannya madrasah wajib melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis dan Lokakarya,” ungkapnya di Aula Buya HAMKA. Sabtu (19/05).
Ditambahkan lagi bahwa aturan kurikulum saat ini ada dua. Untuk pelajaran umum mengacu kepada kurikulum Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, sementara untuk kurikulum PAI dan Bahasa Arab tetap berinduk kepada Kementerian Agama yang termaktub dalam Keputusan Menteri Agama.
Mengangkat tema “Membangun Tradisi Tenaga Pendidik yang Merdeka Merencanakan, Melaksanakan, dan Mengevaluasi untuk Santri yang Berkemajuan” kegiatan ini merupakan wujud dari usaha Pondok Pesantren dalam mengupayakan pendidikan yang sesuai dengan kurikulum Pendidikan Nasional. Sebab menurut Doktor UIN Imam Bonjol Padang ini Kurikulum Merdeka lahir untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih pendidikannya sesuai bakat dan minat anak.
“Munculnya Kurikulum Merdeka sebagai solusi untuk kebebasan anak dalam perkembangan bakat dan minat sang anak,” katanya dilansir Suara Muhammadiyah.
Yuhaldi, salah satu peserta bimtek dan lokakarya ini menyampaikan bahwa dengan lahirnya regulasi kurikulum merdeka ini ia sangat merasa senang sebab menurut beberaoa sumber mengatakan bahwa dalam kurikulum merdeka, pendidikan memberikan keringanan untuk siswa dalam menentukan konsep minat dan bakatnya.
“Selama ini kurikulum yang dijalankan terkesan memaksakan bakat dan minat anak, seakan-akan kurikulum tidak memberikan peluang anak dalam menentukan masa depannya. Sekarang dengan hadirnya kemerdekaan belajar, kita bisa lihat betapa anak-anak bebas dalam menentukan perkembangan bakat dan minatnya,” ungkapnya.
Disampaikan juga bahwa Kurikulum Merdeka dinilai lebih fleksibel dan sederhana diberlakukan. Implementasi dengan mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi.
“Mandiri belajar yakni siswa tidak mengenal jurusan, siswa memilih mata pelajaran yang diinginkan untuk persiapan melanjutkan di perguruan tinggi nantinya,” ungkap mahasiswa pascasarjana UIN Mahmud Yunus. Batusangkar, ini.
Dihadiri 46 tenaga pendidikan Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah, Bimtek dan Lokakarya ini direncanakan akan dilaksanakan selama empat hari, dengan pemateri dari LPMP Sumbar, Feri Fren, S.Pd. MM. [Fath]