Bangkok, Gontornews –Bangkok, kota yang terkenal dengan kuliner jalanannya, memiliki daya tarik khusus dalam bulan Ramadhan setiap tahun: Pasar makanan halal. Pengunjung datang dari seluruh penjuru untuk menikmati berbagai hidangan tradisional Muslim di Thailand.
Ibukota Thailand ini sering dinilai memiliki makanan jalanan terbaik di dunia. Tradisi ini telah lama menarik migran dari seluruh Asia, sehingga makanan jalanan dipengaruhi oleh berbagai masakan.
Ada puluhan ribu pedagang kaki lima di Bangkok. Selama Ramadhan, mereka yang berada di kawasan Ratchathewi Bangkok menjadi terkenal di kalangan pecinta kuliner pada malam hari. Mereka menjual aneka jajanan seperti roti, kari, mie, daging yang ditusuk dan dipanggang dengan saus kacang, dan martabak.
Islam merupakan agama minoritas di Thailand yang mayoritas beragama Budha. Di Negara itu hanya sekitar lima persen dari populasinya yang beragama Islam. Mereka tinggal terutama di empat provinsi paling selatan negara itu: Satun, Yala, Pattani dan Narathiwat.
Di Ratchathewi, gang Petchabury 7 menjadi pusat makanan Ramadhan. Banyak pengunjung setia menyambangi tempat ini setiap tahun di bulan Ramadhan, termasuk Lek yang berusia 60 tahun.
“Saya tidak tinggal di daerah ini,” kata Lek kepada Arab News sambil memesan kari ayam ala Pattani. “Tapi saya datang ke pasar jalanan ini dalam bulan Ramadhan setiap tahun untuk mencoba makanannya.”
Salah satu tempat yang paling populer yaitu TeHo, toko Pattani tepat di pintu masuk gang. Ini populer di kalangan anak muda yang nongkrong di sana sambil makan roti dan minum teh hingga dini hari. Selama Ramadhan, toko ini menjual ratusan roti setiap hari.
“Suami saya berasal dari Pattani dan dia memberi tahu saya bahwa di provinsi-provinsi selatan, toko kecil semacam ini — menjual roti dan teh panas atau kopi — ada di setiap sudut,” kata Kulchalee Na Pattani, yang telah menjalankan TeHo selama 14 tahun. “Tidak ada toko seperti ini di sekitar sini sampai dia memulainya.”
Selain berbagai jenis roti manis dan gurih, TeHo juga menjual daging sapi dan gulai ayam halal, serta martabak ayam dan sapi. Makanan lengkap itu harganya tidak lebih dari $3.
Bagi Nisrin Chekoh, mahasiswi 24 tahun yang berkunjung ke TeHo bersama seorang teman, bukan hanya soal makanannya tapi juga suasananya.
“Roti (mudah) ditemukan di Bangkok, tapi saya suka suasana toko ini karena Anda bisa duduk lama dan bersantai. Dan buka di malam hari jadi ini tempat yang bagus untuk hang out,” katanya. “Hidangan favorit saya yaitu roti bomb – roti goreng dengan banyak mentega – dan teman saya suka roti dengan keju.”
Meski sebagian besar meja di sepanjang gang sudah penuh, para pedagang mengatakan pengunjung masih lebih sedikit dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 dimulai.
“Pasar jajanan kaki lima ini dulunya sangat ramai, dengan lebih banyak pedagang dan pengunjung datang untuk membeli makanan,” kata Kusuma Poomdokmai, yang menjual makanan penutup. “Pasar ini hanya buka selama Ramadhan. Ada banyak makanan halal yang jarang ditemukan.”
Namun karena kita baru berada di pertengahan Ramadhan, Poomdokmai berharap penjualan akan terus meningkat.[]