Pagi itu, udara Lembang begitu sejuk, menyentuh wajah dengan lembut. Di antara kabut tipis yang menyelimuti Vila Istana Bunga, suara langkah kaki para guru dan kader Pondok Modern Darul Falah Cimenteng, Subang, terdengar bersemangat. Mereka bersiap untuk mengikuti Annual Meeting 2024, sebuah agenda yang tidak hanya merefleksikan perjalanan setahun terakhir, tetapi juga menanamkan tekad baru untuk masa depan.
Tak seperti kebanyakan pesantren, Darul Falah mengadopsi konsep yang jarang ditemui. Transparansi dan akuntabilitas menjadi nafas utama pengelolaannya. Annual Meeting ini merupakan wujud nyata dari semangat tersebut. Sebuah langkah berani untuk menyetarakan pengelolaan pondok pesantren dengan standar profesional, layaknya perusahaan besar.
Acara dimulai dengan hiking dan tea walk, sebuah aktivitas yang lebih dari sekadar olahraga. Start diambil dari glamping Asstro Highland Ciater. Jalan setapak membawa para peserta menyusuri hutan yang rimbun, lalu menembus hamparan perkebunan teh yang hijau memanjakan mata. Di titik pemberhentian pertama, sebuah gagasan segar lahir: DAFFALA, Darul Falah Pecinta Alam. Komunitas ini diharapkan menjadi wadah baru untuk membangun kecintaan pada alam sekaligus mempererat kebersamaan.
Siang harinya, di bawah rindangnya pohon pinus kawasan Cikole, peserta duduk bersama, menikmati makan siang. Suasana akrab dan penuh canda membuat kebersamaan itu terasa hangat. Namun, kebersamaan ini tidak berhenti pada suasana santai. Evaluasi kinerja dan perencanaan menjadi agenda utama.
Sesi materi dimulai dengan mengenang sejarah Darul Falah, nilai-nilai luhur yang menjadi pijakan, serta visi dan misi yang terus diperbarui untuk menghadapi tantangan zaman. Disampaikan langsung oleh H Agus Maulana selaku Ketua Dewan Pembina dan Ustadz Komaruddin selaku Pimpinan Pondok.
Malam harinya, Ustadz Fauzi Irianto membawa para peserta menapaktilasi ajaran Gontor, pondok yang menjadi kiblat Darul Falah. Ceritanya tentang almarhum KH Abdullah Syukri Zarkasyi menggugah hati, mengingatkan akan dedikasi luar biasa para pendiri Gontor dalam membangun generasi umat. Tak terasa malam sudah larut, namun semangat peserta seakan tak merasa lelah walau aktivitas terus berjalan sejak pagi hari.
Sesi lanjutan dibawakan esok harinya oleh Bapak Bambang Setyono, seorang praktisi otomotif yang dikenal sebagai trainer leadership dan manajemen. Dengan gaya yang lugas, beliau membahas Basic Mentality, sebuah fondasi penting bagi setiap individu yang ingin mencapai keberhasilan. Peserta diajak memahami pentingnya tujuan bersama sebagai dasar dari setiap langkah yang diambil di pondok.
Sore hari bakda Ashar, di pelataran vila, momen puncak acara berlangsung. Semua peserta berkumpul membentuk lingkaran, berpegangan tangan, dan menyatukan hati. Ketua Dewan Pembina, H. Agus Maulana, memimpin pekik tekad bersama. “Bondo Bahu Pikir Lek Perlu Sak Nyawane Pisan,“ ucapnya lantang. Suara para peserta menggema, menggetarkan malam Lembang yang sunyi. Kalimat magis dari Trimurti itu merasuk ke dalam hati, mengokohkan semangat perjuangan.
Annual Meeting ini bukan sekadar evaluasi atau rencana kerja. Ia perjalanan menyatukan langkah-langkah kecil dalam sebuah irama perjuangan yang besar. Darul Falah kembali meneguhkan totalitasnya dalam mendidik, mengabdi, dan berjuang demi masa depan yang lebih baik. Allahu Akbar! []