Lima, Gontornews — Ribuan warga Venezuela melarikan diri dari negerinya yang sedang dilanda krisis ekonomi. Mereka mengalir ke perbatasan Peru. PBB mengatakan situasi itu mendekati “momen krisis” seperti di Mediterania.
Seperti dirilis dw.com, mereka berusaha memasuki Peru sebelum negeri itu memberlakukan pembatasan yang lebih ketat.
Sejauh ini Peru telah menerima hampir 400.000 imigran Venezuela, sebagian besar dari mereka tiba tahun lalu.
Sabtu (25/8), Peru meminta warga Venezuela memasuki negara itu dengan paspor dan bukan hanya kartu identitas seperti KTP.
Sampai saat ini, 80 persen warga Venezuela telah memasuki Peru dengan paspor, sementara 20 persen melakukannya dengan kartu identitas, menurut data migrasi.
Peraturan baru itu mendorong Ekuador untuk membuka “koridor kemanusiaan” ke perbatasan Peru, dengan mengerahkan 35 bus, kata Menteri Dalam Negeri Ekuador Mauro Toscanini, Jumat (24/8).
Puluhan ribu warga Venezuela yang berusaha memasuki Peru berisiko terdampar di Ekuador dan Kolombia, yang sudah berjuang untuk mengatasi beban migran yang berat.
Sebagian migran mencoba untuk bergabung dengan keluarga mereka di Peru dan negara lain.
Eduardo Sevilla, pejabat imigrasi Peru, mengatakan, orang tua dengan anak-anak yang ingin bergabung dengan anggota keluarga mereka yang lain, wanita hamil dan yang sakit akan dibebaskan dari persyaratan paspor.
Pekan lalu, Ekuador juga menerapkan persyaratan masuk paspor.
Direktur migrasi Kolombia, Christian Kruger, mengatakan dia “khawatir tentang konsekuensi” dari kontrol perbatasan yang lebih ketat oleh kedua negara tetangganya di selatan itu.
“Meminta paspor tidak akan menghentikan migrasi, karena mereka meninggalkan negara mereka bukan karena pilihan tetapi karena kebutuhan,” katanya. [Rusdiono Mukri]