Jakarta, Gontornews – Memasuki tahun ke-10, riset tentang stem cell .kian berkembang di Indonesia.Menurut Direktur Utama RS Cipto Mangkusumo (RSCM) Heriawan Soejono, sel punca bepotensi mengatasi masalah kesehatan manusia. Antara lain untuk mengobati penyakit tulang, otot, pengapuran, parkinson, hingga kelumpuhan total karena cedera sumsum tulang belakang.
“Stem cell juga bisa membantu terapi penyembuhan pengerasan hati,†ungkap Soejono di Jakarta. Dia berharap riset sel punca untuk pengobatan terus dilanjutkan karena dalam beberapa kasus, teknologi ini terbukti sukses. “Ada pasien dengan keluhan kanker pada bagian tulang dan otot datang ke RSCM. Penyakit ini setelah 1 tahun 9 bulan berhasil kami obati dengan sel punca. Kini mereka bisa kembali berlari dan bermain bola,†ujar Soejono sumringah.
Karena itulah RSCM lantas membangunUnit Pelayanan Terpadu Teknologi Kedokteran (UPT-TK) bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Sel Punca. Soejono menargetkan UPT TK RSCM-FKUI bisa menjadi pusat stem cell di Indonesia. “Berbagai riset dan pelayanan berkaitan dengan ini akan terus kita siapkan. Mudah-mudah 2017 sudah ada one stop service stem cell di RSCM,†papar Soejono.
Namun, untuk mewujudkan itu semua, Soejono mengaku masih banyak kendala. Sel punca masih belum terkemuka di Indonesia sehingga perlu banyak upaya untuk pengembangannya. Walaupun demkian ia tetap optimistis. “Dengan sedikit bantuan saja, kami yakin riset tentang ini akan melaju cepat, bahkan bisa melebihi kualitas Singapura,†ujar Soejono meyakinkan.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir sangat senang dengan perkembangan teknologi sel punca. Dia mengatakan stem cell adalah mimpi masa depan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam hal kesehatan. Nasir juga menegaskan akan terus mengawal proses pengembangan teknologi ini.
“Stem cell ini inovasi yang sangat maju sehingga perlu didukung agar bisa cepat dirasakan masyarakat. Beberapa kendala yang menyebabkan diseminasi teknologi menjadi lambat harus kita pangkas.Jika ada masalah regulasi, kita akan segera koordinasikan dengan Menteri Kesehatan. Semuanya akankita pelajari dan dicarikan solusinya,†ujar Nasir.
Dekan FKUI Ratna Sitompul meyakini Indonesia berada dalam track yang benar untuk mengembangkan sel punca. Menurutnya, pengembangan teknologi ini diseluruh dunia memiliki tantangan dan potensi yang kurang lebih hampir sama. Jika terus diperhatikan, bukan tidak mungkin di masa depanIndonesia bisa menjadi acuan bagi negara ASEAN lainnya untuk riset dan pelayanan stem cell.[Dedi Junaedi]