Ketika seseorang belum mengetahui manfaat dan kegunaan dari suatu benda, banyak dari mereka yang menyepelekannya. Padahal tanpa disadari, boleh jadi benda itu justru dapat memberikan keberuntungan apabila jeli melihatnya.
Hal itulah yang dialami Ayu Purba, perempuan berusia 31 tahun yang belajar untuk tidak menyepelekan sesuatu yang kecil sekalipun melalui usaha supplier for cleaning equipments.
Berawal dari ketidaksengajaannya terjun dalam bisnis cleaning equipments, mengikuti jejak sang paman, Ayu mengaku dapat belajar untuk lebih menghargai hal-hal yang kecil. Kini, dari hal kecil tersebut, ia bersama keluarga dapat mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi keberlangsungan hidup mereka.
“Yang saya dulu anggap sepele ternyata bidang ini sangat luas dan banyak peluang yang bisa dicari jika kita jeli,” jelasnya kepada Majalah Gontor.
Alumnus Pondok Modern Gontor Putri 2005 itu mengatakan, untuk memulai usaha yang dianggap sepele oleh sebagian orang, ternyata membutuhkan modal yang cukup besar. Walaupun hanya menjual peralatan kebersihan, namun ia harus mengumpulkan lembaran rupiah yang tidak sedikit.
“Modal awal saat itu kurang lebih Rp 75 juta, karena rata-rata barang harus dibeli tunai,” tambahnya.
Modal besar tentu akan menghasilkan pendapatan yang besar juga. Terlebih jika usahanya tersebut sudah dimulai dengan tender-tender besar, seperti penyediaan untuk kantor-kantor pemerintah, mal hingga gedung-gedung bertingkat.
Diakui ibu tiga anak ini, omset awal yang diperoleh sebesar Rp 100 juta – Rp 150 juta, dan mengalami peningkatan sebesar 20-30 persen untuk omset saat ini.
“Itu pun tergantung apakah kita mau memilih tender kecil atau besar,” lanjutnya.
Usaha yang ia geluti bersama suami saat ini sudah mencakup beberapa pasar ritel, mal, gedung-gedung hingga pasar-pasar kecil, mulai dari Sabang hingga Merauke.
Tentu tidak gampang meraih posisi bisnis seperti yang Ayu rasakan saat ini. Banyak rintangan yang menghampirinya, bahkan kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Untuk menghadapi masalah-masalah dalam usahanya itu, Ayu bersama suami mencoba untuk terus belajar, bersabar dan yakin pada ketentuan baik yang Allah SWT berikan kepada mereka.
Ia yakin di setiap masalah, Allah telah menyiapkan pelajaran untuk menjadikan manusia menjadi lebih kuat, “Dan yang terpenting tidak putus asa, tetap tawakal dan yakin bahwa semua ada solusinya,” tuturnya.
Demikian juga ketika ia mensuplai peralatan kebersihan ke pasar-pasar ritel seperti Carrefour dan Giant, harus ada strategi dalam menjalankannya. Pasalnya, pasar-pasar ritel tersebut baru akan melunasi barang-barang kirimannya itu setelah tiga bulan, sementara barang yang disuplai dalam jumlah yang cukup besar sehingga membutuhkan modal yang besar pula.
Bertemu Jodoh
Selain dapat belajar lebih menghargai hal-hal kecil, rupanya bidang usaha yang dilakoninya telah membawa Ayu pada jodohnya. Ia bertemu dengan sang pujaan hati yang tidak lain adalah suaminya saat berada di dalam bidang usaha yang sama.
“Di sana juga aku bertemu suami, jadi semakin mantab untuk memilih bidang ini,” akunya.
Saat itu, lanjut Ayu, sang suami merupakan karyawan freelance di perusahaan milik pamannya, yang juga tempat Ayu bekerja saat itu. Pertemuan yang tidak terduga, sampai saat ia dan suami mengucap janji suci.
Setelah menikah, keduanya pun memilih untuk keluar dari perusahaan sang paman dan memulai usaha mandiri di bidang yang sama. Hal tersebut ia lakukan untuk menghindari kemungkinan jelek yang terjadi, sehingga tali silaturahmi tetap terjaga.
Pengalaman yang ia dapatkan selama masih bekerja di perusahaan milik pamannya itulah yang kemudian membawanya pada posisi seperti saat ini. Oleh sebab itu, ia sangat berterima kasih kepada sang paman yang telah memberikanya kesempatan dalam belajar dan mengenal bidang usaha yang ia jalani itu.
Untuk mencapai usaha yang lebih maju, pengusaha tentunya harus memiliki motivasi dalam menjalankan usahanya tersebut, demikian dengan Ayu. Baginya motivasi terbesar dalam hidupnya saat menjalankan usaha adalah sang suami.
“Dari dia saya belajar banyak hal dalam bidang ini,” jelasnya.
Jika sebelumnya ia sering menganggap sepele, namun ternyata bidang usaha yang ia jalani memiliki cakupan yang luas. Selain itu, juga banyak peluang yang bisa dicari.
Mendapatkan keuntungan sudah pasti membuat dirinya senang, namun hal yang membuatnya lebih bahagia adalah bertambahnya sahabat dan kawan saat menjalani usaha.
“Dengan banyaknya interaksi, maka kita semakin mengenal karakter satu dan lainnya,” ungkapnya.
Membuka Lapangan Kerja
Selain harus memiliki motivasi sebagai penyemangat, seorang pengusaha juga harus memiliki harapan dan cita-cita sebagai pemicu untuk mencapai kesuksesan.
Bagi Ayu, arti sukses bukan hanya sekedar soal finansial, namun bagaimana caranya bisa memberikan mafaat bagi banyak orang. Untuk itu, ia berharap usahanya bisa menjadi semakin maju, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi orang lain, khususnya yang sedang membutuhkan.
“Kalau saat ini, karyawan baru ada dua orang, satu finance dan satu driver untuk mengirim barang ke costumer,” katanya. [Devi Lusianawati]