Leuwiliang, Gontornews – Sekolah Islam Terpadu (SIT) Insantama Leuwiliang Kabupaten Bogor menggelar Sidang Tahfidz bagi para siswanya yang telah hafal sejumlah juz dalam Al-Qur’an, Sabtu (14/5). Sidang Tahfidz diselenggarakan di Masjid Al-Haris, Kompleks SIT Insantama Leuwiliang Kabupaten Bogor.
Sebanyak 35 siswa SDIT dan 24 siswa SMPIT Insantama Leuwiliang mengikuti acara itu. Mereka semua memiliki hafalan Al-Qur’an. Ada yang 1 juz, 2 juz, 3 juz, … dan bahkan 10 juz. “Anak kelas 3 ada yang hafal 2 juz,” terang Koordinator Program Tahfidz SIT Insantama Leuwiliang, Ustadzah Siti Masfufah Yusuf.
Ia mengatakan, orangtua patut bersyukur anaknya hafal Al-Qur’an karena anak-anak inilah yang kelak akan menolong orangtua untuk masuk surga. “Anak-anak yang hafal Qur’an akan memakaikan mahkota kepada orangtuanya lalu menuntunnya untuk masuk surga dengan izin Allah,” paparnya.
“Terima kasih kepada para orangtua di rumah yang telah ikut membantu memotivasi dan mengarahkan anak-anaknya untuk istiqamah dalam menghafal Al-Qur’an,” tambah Ustadzah Siti.
“Alhamdulillah peserta Sidang Tahfidz kali ini meningkat dibanding Sidang Tahfidz sebelumnya,” sambung Ir. Ahmad Soim, ketua Yayasan Amanah Insantama, pengelola SIT Insantama Leuwiliang.
Ia menyebutkan, Sidang Tahfidz ini digelar sekali setiap akhir semester, sebagai ajang prestasi dan untuk memotivasi capaian hafalan Al-Qur’an para siswa. “Pada semester ini ada siswa yang hafalannya mencapai 10 juz,” ujarnya.
Ustadz Soim menambahkan, kegiatan ini sekaligus dilaksanakan sebagai syiar kecintaan siswa dalam menghafal Al-Qur’an. Sebuah syiar yang disebut oleh Rasulullah SAW sebagai bagian dari ketaqwaan hati. “Mudah-mudahan ketaqwaan ini merupakan buah dari ketaqwaan di bulan Ramadhan lalu,” papar alumnus IPB itu.
Kegiatan ini juga untuk memuliakan para penghafal Al-Qur’an karena mereka telah mengurbankan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk menghafal Al-Qur’an. Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya termasuk dari mengagungkan Allah Ta’ala ialah memuliakan orang Muslim yang lebih tua dan memuliakan para pengemban (penghafal) Al Qur’an…”
Sementara itu Dr. Dede Heri Yuli Yanto, orangtua Muhammad Alqowy Alfatih, siswa kelas 6, mengaku bersyukur dan bahagia putranya telah hafal 4 juz. “Ini karunia dari Allah SWT sehingga Ananda dapat mengikuti arahan, baik dari orangtua maupun guru,” ujarnya kepada Gontornews.com.
Karena itulah ia menyampaikan penghargaan yang tinggi untuk para guru tahfidz yang telah sabar, konsisten dan penuh komitmen dalam membina para siswa. “Kami memperhatikan bagaimana ketatnya guru tahfidz dalam memberikan aturan untuk menambah serta mengulang-ulang hafalan Ananda,” ungkap doktor lulusan Jepang itu.
Menurutnya, proses menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu dari proses berinteraksi dengan Al-Qur’an. Pada fase ini anak diharapkan dapat mengenal Al-Qur’an lebih dekat setelah sebelumnya belajar mengenal huruf, lalu membacanya dengan tartil. “Kami selaku orangtua terus berharap agar Ananda dapat meningkatkan terus hafalannya sehingga benar-benar menjadi Hafidz Qur’an, seraya bertambah dekat interaksinya dengan Al-Qur’an melalui pemahaman makna dan kandungannya, hingga akhirnya sampai pada penerapannya dalam kehidupan.”
Dr. Dede berharap kepada pihak sekolah agar program-program seperti ini terus berjalan dengan baik serta dapat meningkatkan target-target yang lebih baik ke depannya.
Hal senada disampaikan Mumus Muslihin, orangtua El Fathan Thifal, siswa kelas 3 yang hafal 1 juz. Ia mengaku gembira anaknya memiliki hafalan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh dewan guru SDIT Insantama Leuwiliang, terutama guru pembimbing tahfidz atas capaian hafalan putra kami, mudah-mudahan diberikan kemudahan dan istiqamah dalam menghafal Al-Qur’an. Sukses selalu untuk SDIT Insantama Leuwiliang,” katanya. []