Subang, Gontornews — Pondok Modern Darul Falah Cimenteng Subang kini telah memasuki usia ke-8 atau sewindu. Sejak diikrarkan sebagai pondok wakaf pada tahun 2017, pesantren yang terletak di Desa Cimenteng, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat, ini terus mengalami perkembangan yang signifikan. Jumlah santri putra dan putri yang awalnya hanya tujuh orang kini telah mencapai 380 orang. Perkembangan ini tentu diiringi dengan perluasan lahan wakaf serta pembangunan berbagai sarana dan prasarana, seperti asrama, ruang kelas, perkantoran, serta fasilitas kegiatan santri lainnya.
Sebagai bentuk rasa syukur atas perjalanan sewindu ini, Pondok Modern Darul Falah menggelar serangkaian acara Tasyakur Milad yang berlangsung dalam beberapa kesempatan. Beberapa agenda utama di antaranya yaitu Festival Wakaf, yang menjadi momentum penyerahan wakaf dari berbagai perusahaan serta penandatanganan MoU Komitmen Wakaf.
Selain itu, digelar pula Silaturahim dan Momen Berbagi bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jawa Barat, Optimalisasi Digital Marketing bagi unit usaha wakaf bersama Nexcommerce Bandung, serta Silaturahim Akbar YAKAAFI (Yayasan Amal Wakaf Indonesia) yang diikuti oleh peserta Gerakan Nasional Wakaf Karyawan (GNWK) dan para penerima manfaat YAKAAFI.
Acara lainnya termasuk Wakaf 1000 Buku Trilogi Garden of Wisdom serta Workshop Pondok Wakaf dan Pengembangan Wakaf Produktif Pesantren, yang menghadirkan narasumber ternama seperti Dr KH Ahmad Suharto, SAg, MPd.I, Dr KH. Zulkifli Muhadli, SH, MM, dan KH Anang Rikza Masyhadi, MA, Ph.D.
Puncak acara Tasyakur Milad berlangsung pada Selasa, 11 Februari 2025, yang diawali dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung serbaguna DAFATORIUM. Acara ini dihadiri oleh para pimpinan pondok pesantren dari berbagai daerah, seperti Subang, Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Kuningan, Tegal, Yogyakarta, Mojokerto, Banten, dan Ponorogo. Ketua Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG), Dr KH Zulkifli Muhadli, SH, MM, memimpin doa serta melakukan simbolisasi peletakan batu pertama.
Workshop Pesantren Wakaf yang menjadi bagian dari acara ini dibagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama menghadirkan KH Anang Rikza Masyhadi, MA, PhD, yang membahas dasar-dasar wakaf dan wakaf produktif, skema wakaf, serta strategi pengembangan wakaf yang melibatkan sinergi antara ulama dan saudagar. Ia juga memaparkan best practice wakaf di Pesantren Tazakka, Gontor, serta model wakaf yang diterapkan di Mekkah, Madinah, dan Al-Azhar Mesir.
Sesi kedua mengangkat tema “Membangun Sistem Pendidikan Holistik di Pesantren Wakaf: Studi Model Pondok Modern Gontor”, dengan narasumber Dr KH Ahmad Suharto, SAg, MPd.I. Ia membahas sistem dan pengelolaan pondok sebagai pondok wakaf, mulai dari latar belakang sejarah, peristiwa-peristiwa penting dalam perjalanan Gontor, hingga konsep wakaf holistik yang diterapkan.
Acara Workshop Pondok Wakaf ini dibuka langsung oleh Ketua Dewan Pembina Pondok Modern Darul Falah Cimenteng, H Agus Maulana. Dalam sambutannya, ia menyampaikan harapannya, “Satu Abad Gontor, Satu Windu Darul Falah. Semoga kami bisa belajar dan mengikuti jejak Gontor dalam membangun peradaban wakaf.”
Sementara itu, Pimpinan Pondok Modern Darul Falah Cimenteng, Kiai Komaruddin, MPd, juga mengungkapkan rasa syukurnya atas perjalanan pondok yang telah memasuki usia sewindu. Kehadiran para pimpinan pondok dari berbagai daerah semakin menguatkan semangat perjuangan dalam berkhidmat di pondok wakaf ini. Semoga perjalanan ini semakin membawa keberkahan dan manfaat bagi umat.
Dalam kesempatan tersebut, para peserta juga diajak ke Dafa Dreamland, sebuah kawasan terpadu wakaf produktif Pondok Modern Darul Falah Cimenteng seluas 25 hektare. Kawasan ini dicita-citakan sebagai “Legacy Peringatan Sewindu Pondok”, sebagai upaya membangun kemandirian ekonomi pondok melalui ketahanan pangan, pengembangan pertanian, perkebunan, peternakan, area camping ground, serta berbagai aktivitas edukasi dan agrobisnis lainnya. []