Mentimun merupakan makanan murah, mudah didapat dan memiliki manfaat yang banyak. Maka jangan pernah menolak pemberian mentimun dari tukang rujak, tukang pempek dan tukang nasi goreng.
“Pak, bagaimana caranya mengurangi kadar kolesterol dalam darah?†tanya seorang murid kepada gurunya. Sang guru menjawab, “Makan mentimun saja. Itu bisa mengurangi kolesterol.†Sang muridpun mengernyitkan dahi, apa betul mentimun bisa mengurangi kolesterol?
Keheranan si murid makin menjadi-jadi karena dia memang kerap mengabaikan mentimun dan menganggapnya hanya sebagai sajian tambahan makanan saja. Mulai dari marah-marah ke tukang rujak karena terlalu banyak memberikan mentimun dalam sajiannya, menolak acar mentimun dalam sajian nasi goreng dan membuang acar mentimun karena dianggap tidak cocok dalam sajian sate ayam maupun kambing.
Mentimun yang memiliki nama Latin Cucumis sativus, biasanya disajikan secara langsung atau diolah sebagai bahan makanan. Meski demikian, masyarakat Indonesia lebih senang menyantap mentimun secara langsung sebagai lalapan. Kalaupun tidak dimakan secara langsung, paling tidak, mentimun disajikan sebagai pelengkap dan penambah selera makanan.
Mentimun yang murah itu ternyata kaya manfaat. Dalam situs whfoods.com, mentimun tercatat memiliki sejumlah kandungan yang dibutuhkan oleh tubuh. Yang terbesar adalah Vitamin K. Setiap 104 gram mentimun terdapat 19 persen kandungan vitamin K dan molybdenum sebesar 12 persen.
Selain keduanya, masih banyak kandungan senyawa lain yang bermanfaat bagi tubuh, di antaranya lariciresinol, pinoresinol, dan secoisolariciresinol yang bermanfaat untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) serta beberapa jenis kanker termasuk kanker payudara, rahim, hingga kanker prostat.
Penyajian mentimun dan melahapnya secara segar memiliki manfaat anti-oksidan dan anti-inflamasi atau peradangan bagi tubuh. Dalam prosesnya, mentimun menghambat aktivitas enzim pro-inflamasi, meningkatkan status anti-oksidan serta membatasi pelepasan radikal bebas.
Selain itu, kandungan vitamin C, beta-karoten sebagai anti-oksidan konvensional menambah kuat argumen bahwa mentimun adalah salah satu sayuran antikanker.
Secara praktis, manfaat mentimun sebagaimana dilansir nationalgeographic.co.id, yaitu membantu kesehatan jantung. Kandungan potassium yang terdapat dalam mentimun juga berpengaruh pada pengurangan risiko terkena serangan stroke.
Kandungan tanin dalam mentimun juga membatasi pelepasan radikal bebas di dalam tubuh dan mengurangi rasa sakit. Sebagai ramuan tradisional, mentimun digunakan juga sebagai obat sakit kepala, sedangkan bijinya mempunyai efek mendinginkan dan diuretik. Mentimun dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat jerawat.
Tak hanya itu, mentimun juga bermanfaat bagi kesehatan otak. Manfaat ini diraih karena mentimun mengandung fisetin, salah satu substansi anti-inflamasi. Karena kemampuan itu pula, gejala penyakit berupa degenerasi sistem saraf dapat dikurangi. Bagi pasien alzheimer, mengonsumsi mentimun dapat membantu fungsi kognisinya.
Selayaknya tanaman sayuran berserat yang memiliki kandungan air yang tinggi, mentimun juga bermanfaat untuk menambah produksi air liur. Seiring dengan bertambahnya produksi air liur, maka potensi bau mulut secara bertahap bisa dikurangi.
Manfaat lainnya yang tidak kalah penting, mentimun sebagai antioksidan penyebab kanker. Salah satu alasan tersedianya acar mentimun dalam setiap makanan berminyak atau makanan panggang karena alasan ini.
Selain dapat mengurangi kolesterol, rupanya mentimun bermanfaat untuk menghambat dan mengurangi risiko terkena penyakit kanker. Alasan utamanya adalah karena mentimun mengandung zat yang bernama lignan.
Kalau sudah mengetahui tentang khasiat mentimun, masihkah Anda kini menolak ‘pemberian’ mentimun dari tukang rujak atau membuang acar mentimun saat menyantap sate atau nasi goreng? ï® Mohamad Deny Irawan