Ngawi, Gontornews — Masalah gizi ganda menjadi ancaman serius yang perlu dicarikan solusinya dari berbagai bidang atau multisektor. Banyak program yang terfokus pada masalah stunting dan gizi kurang pada balita yang merupakan fase pertumbuhan cepat pertama. Hal ini berhasil menurunkan prevalensi stunting.
Namun, masalah obesitas yang prevalensinya semakin meningkat pada usia remaja belum mendapat perhatian secara optimal. Remaja mengalami masa pertumbuhan cepat ke dua (growth spurt) sehingga membutuhkan asupan gizi yang optimal untuk mendukung pertumbuhan mental, kognitif, psikis maupun reproduksi di masa pubertas. Remaja merupakan calon pemimpin dan penggerak pembangunan bangsa di masa mendatang yang pertumbuhannya perlu dipantau dengan baik.
Berdasarkan data Global School Health Survey tahun 2015, pola makan remaja sebanyak 65,2% tidak selalu sarapan, 93,6% kurang asupan buah dan sayur, 75,7% sering mengonsumsi makanan berpenyedap, serta sebanyak 42,5% kurang melakukan aktivitas fisik. Apabila kebiasaan pola makan pada remaja ini terjadi dalam waktu yang lama, maka akan berdampak pada peningkatan prevalensi stunting karena gagal mengejar fase pertumbuhan cepat kedua dan berpotensi meningkatkan obesitas sehingga dalam jangka panjang akan memicu berbagai penyakit tidak menular. Masalah ini tidak hanya terjadi secara global, tetapi terjadi baik secara nasional, regional maupun dalam lingkup kecil, seperti di lingkungan sekolah, terutama jenjang sekolah menengah atas.
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor Prodi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan yang diketuai oleh Ustadzah Lulu’ Luthfiya, S.Gz, MPH dengan anggota Ustadzah Amilia Yuni Damayanti, S.Gz, M.Gizi, Fathimah, S.Gz, MKM, dan Nur Amala, S.Gz, M.Gz, beserta segenap dosen dan tenaga pendidik telah melaksanakan program pengabdian masyarakat di lingkungan sekolah dengan judul “Pemberdayaan Siswa di SMA Negeri 1 Widodaren melalui Program Kader NINJA (Nutrisionis Remaja) sebagai Preventif Stunting dan Obesitas”.
Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melatih dan mendampingi kader NINJA yang merupakan siswa terpilih di SMA Negeri 1 Widodaren untuk melakukan penilaian status gizi secara berkala dan edukasi gizi remaja. Metode yang digunakan yaitu: Training of Trainer (TOT) terkait penilaian status gizi dan edukasi gizi, Focus Group Discussion (FGD), ceramah, praktik pengukuran antropometri dan pembuatan media edukasi gizi berupa poster. Program kader NINJA dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 sampai Februari 2024. Tim PkM berharap kader NINJA di SMA Negeri 1 Widodaren dapat menjadi pionir untuk meningkatkan kesehatan remaja dengan status gizi di lingkungan sekolah, pencegahan stunting, serta obesitas. []