Sydney, Gontornews — Perdana Menteri Australia, Scoot Morrison, mengatakan Pemerintah Australia secara resmi mengakui wilayah Yerusalem Barat sebagai ibukota Israel. Meski demikian, Morrison melanjutkan, pemerintah Australia tidak akan memindahkan kedutaan besarnya dalam waktu dekat meski pusat Knesset dan sejumlah lembaga pemerintahan berada di wilayah Yerusalem Barat yang diklaim sebagai ibukota Israel.
“Sekarang, Australia mengakui Yerusalem Barat, yang menjadi pusat kegiatan Knesset dan beberapa lembaga pemerintahan, sebagai ibukota Israel,” kata Morisson sebagaimana dilansir Reuters.
“Kami berharap dapat memindahkan kedutaan kami ke Yerusalem Barat ketika semuanya sudah dapat dilaksanakan secara praktis,” tambah Morisson.
Pernyataan Morisson bak angin segar bagi pemerintah Israel yang mendapatkan dukungan penuh dari Australia setelah sebelumnya Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memutuskan untuk memindahkan kedutaan besarnya ke wilayah Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Meski demikian, keputusan Australia ini disebut telah membuat sejumlah warga Palestina, negara tetangga seperti Malaysia dan Indonesia serta dunia Arab lainnya meradang karena tidak pernah menganggap Israel sebagai sebuah negara. Tidak hanya itu, sejumlah negara Arab bahkan menyebut bahwa penetapan Yerusalem Timur sebagai ibukota Israel bukan solusi dalam meredam ketegangan di negara-negara Timur Tengah.
Lebih lanjut, Morisson memastikan bahwa Australia belum akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem Barat sampai status terakhir negosiasi Palestina-Israel usai. Namun, Australia tidak akan menampik rencana untuk membuka kantor perdagangan dan pertahanan di Yerusalem Barat walaupun tetap mengakui Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina yang sah.
“Apa yang kami sampaikan adalah bahwa kita harus bergerak maju soal ini. Kebuntuan (negosiasi) yang memburuk harus segera diselesaikan,” pungkas Morisson. [Mohamad Deny Irawan]