Baghdad, Gontornews – Warga Baghdad marah. Mereka merasa Pemerintah Irak gagal melindungi warga sipil. Ini setelah bom meledak dengan dahsyat di daerah komersial yang ramai di ibukota Irak, menewaskan sedikitnya 131 orang, termasuk anak-anak.
Ledakan kuat di hari Ahad (3/7) mendekati akhir bulan suci Ramadhan itu terjadi ketika jalan-jalan dipenuhi dengan anak-anak muda dan keluarga yang keluar rumah setelah matahari terbenam.
Sebuah sumber mengatakan, sekitar 200 orang terluka ketika sebuah truk penuh dengan bahan peledak meledak di sebuah pasar yang sibuk di Karada, lingkungan mayoritas Syiah di Baghdad tengah.
Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Melalui media online, kelompok itu menyatakan, seorang pembom bunuh diri menyerang kerumunan Muslim Syiah.
Kebanyakan korban adalah perempuan dan anak-anak yang berada di dalam mal. Mereka terbakar sampai mati atau mati lemas, kata seorang perwira polisi.
Ada kekhawatiran jumlah tewas akan bertambah karena masih banyak korban yang berada di bawah puing-puing bangunan yang hancur.
Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, mengutuk pemboman itu dan menyatakan tiga hari berkabung di seluruh negeri setelah mengunjungi lokasi kejadian.
Tak lama setelah peristiwa bom itu, banyak warga Baghdag unjukrasa ke jalan. Mereka berbaris dari Karada menuju rumah Abadi. Mereka menyalahkan Abadi dan para politisi yang tidak menjamin keamanan warga.
“Mereka duduk aman dan sehat di istananya. Mereka adalah orang-orang yang memungkinkan ISIS datang ke sini untuk membunuh kami,†kata seorang warga seperti dikutip Al Jazeera, Senin (4/7).
Sementara itu Jan Kubis, utusan khusus PBB untuk Irak, mengatakan serangan itu merupakan upaya ISIS untuk membalas kekalahannya di medan perang.
“Ini adalah tindakan pengecut dan keji, menargetkan warga sipil yang damai di hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan,” kata Kubis dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, masih di hari yang sama, Ahad pagi, sebuah ledakan terjadi di pasar yang populer di lingkungan Syiah al-Shaab. Sedikitnya lima orang tewas dalam ledakan itu. [Rusdiono Mukri]