Ankara, Gontornews — Pasukan rezim Suriah harus menarik diri dari daerah yang ditetapkan sebagai zona de-eskalasi di Provinsi Idlib hingga akhir bulan ini, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan.
Erdogan telah memperingatkan, Turki akan menggelar operasi militer baru jika ancaman terhadap pos-pos militer Turki di daerah tersebut berlanjut.
“Jika rezim Suriah tidak mundur dari pos pengamatan Turki di Idlib pada bulan Februari, Turki akan melakukan caranya sendiri,” kata Erdogan pada 5 Februari.
Erdogan membuat pernyataan ini setelah mengadakan pembicaraan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 4 Februari. Mereka membahas serangan tentara Suriah terhadap konvoi Turki yang merenggut nyawa delapan orang Turki, tujuh di antaranya prajurit.
“Serangan terhadap tentara kita sehari sebelum kemarin adalah titik balik di Suriah untuk Turki. Itu tidak bisa lagi berlanjut seperti ini,” katanya dikutip hurriyetdailynews.com.
“Pasukan udara dan darat Turki akan bergerak bebas di semua area operasi [di Suriah] dan di Idlib, dan mereka akan melakukan operasi jika diperlukan,” tambahnya di tengah spekulasi langkah baru Turki di Suriah utara.
Era baru di Idlib berarti perbaikan menyeluruh dari pendekatan keamanan Turki di perbatasan Suriah dan di dalam wilayah Suriah, Erdogan menekankan.
Ia memperingatkan bahwa setiap serangan terhadap tentara Turki atau sekutunya akan dibalas.
Erdogan menambahkan, Turki, Rusia dan Iran telah sepakat untuk membuat zona de-eskalasi di Idlib pada tahun 2018 dengan mendirikan pos-pos pengamatan berdasarkan perjanjian Sochi. “Karena keamanan pasukan kita tidak dapat diberikan [melalui perjanjian Sochi] di Idlib, tidak ada yang bisa menentang tekad kita dalam melindungi mereka.” []