Ponorogo, Gontornews – Rektor Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Prof Amal Fathullah Zarkasyi menyebut permasalahan Palestina sebagai permasalahan seluruh bangsa. Menurutnya, bangsa pecinta damai akan berkomitmen terhadap kemerdekaan Palestina.
“Penjajahan terhadap Palestina adalah sebuah pelanggaran terhadap kemanusiaan,” kata Prof Amal saat menyampaikan pidato pembukaan International Conference on Quds, di UNIDA Gontor, Ahad (25/2).
“Bangsa Indonesia sangat fokus terhadap pembebasan negara dari penjajahan sebagaimana tercantum dalam mukadimah Undang-Undang Dasar 1945,” tambah Amal.
Sebagaimana diketahui, Palestina merupakan salah satu dari negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia di periode awal kemerdekaan. Maka tidak heran, jika Indonesia berhutang kepada Palestina dan meminta seluruh pihak membantu proses kemerdekaan Palestina.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), KH Syamsul Hadi Abdan berharap konferensi ini dapat memberikan kontribusi dalam melahirkan solusi bagi Palestina. “Saya berharap konferensi ini dapat memberikan kontribusi dalam melahirkan solusi bagi Palestina dan khususnya Al-Quds,” ujar Kiai Syamsul, sapaan akrabnya.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat mengumumkan kepada dunia bahwa Jerusalem Timur adalah ibu kota Israel. Sontak, pernyataan tersebut membuat sejumlah negara menyayangkan pertanyaan tersebut. Pasalnya, Jerusalem merupakan ibu kota resmi bagi negara Palestina.
Oleh karenanya, keynote speker asal International Islamic University Islamabad, Pakistan, Ahmed Yousif Ahmed Al-Draiweesh, mengajak seluruh negara-negara islam agar bersatu untuk membebaskan Palestina dari penjajahan dan mengajak seluruh peserta untuk berdoa bersama untuk persatuan itu.
International Conference on Quds ini merupakan hasil kerja sama antara UNIDA Gontor dan International Islamic University Islamabad sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi Palestina saat ini. Konferensi ini dihadiri oleh peserta dari berbagai kewarganegaraan seperti Saudi Arabia, Mesir, Pakistan, Malaysia, Thailand dan tentunya Indonesia. [Mohamad Deny Irawan]