California, Gontornews — Sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di Scripps Institution of Oceanography, La Jolla, California, menemukan fakta baru seputar masifnya pencairan es di kutub.
Penelitian yang dipimpin oleh Emma Beer itu menjelaskan tentang situasi tidak biasa yang terjadi di laut Akrtik. Ia menemukan bahwa kondisi air di kedalaman laut Arktik menghangat meski kondisi air di permukaan tetap dingin.
Beer menjelaskan bahwa menghangatnya air di kedalaman laut Arktik disebabkan pertemuannya dengan Samudera Pasifik dan Atlantik yang relatif hangat. Sementara air di dekat permukaan bersentuhan dengan es laut dan tetap dekat dengan lokasi titik beku.
Para ilmuwan sepakat bahwa menghangatnya air di perairan dalam terjadi akibat perubahan iklim. Dugaan sementara, naiknya air yang hangat ke atas permukaan yang menyebabkan hampir 20 persen wilayah es di laut Akrtik mencair.
Beer dan rekan penelitinya, Till Wagner dari University of North Carolina dan Ian Eisenman dari Scripps Institute mengonfirmasi hal tersebut.
“Penelitian sebelumnya menjelaskan tentang mekanisme air di permukaan dan atmosfer penyebab perluasan (pencairan es di) Arktik,” kata Eisenman sebagiamana dilansir Scitech Daily.
“Sementara temuan kami juga menemukan alasan mendasar mengapa (aliran) lautan menyebabkan pencairan es di kutub meluas justru ketika sebagian besar wilayah Kutub tertutupi dengan es,” pungkasnya menambahkan. [Mohamad Deny Irawan]