Jakarta, Gontornews–Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengungkapkan, pemerintah sudah mengambil langkah bersama kementerian dan institusi terkait dalam upaya pembebasan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Karena itu, mantan Kepala badan Intelijen Negara ini berharap masyarakat tetap tenang dan mendukung upaya pembebasan para sandera. “Percayakan pada pemerintah,” tegasnya seperti dilansir dari sindonews (12/8).
Wiranto juga meminta ketegasan Filipina untuk mengambil langkah dalam pembebasan sandera. Langkah tegas yang dimaksud adalah apa yang harus dilakukan Pemerintah Filipina untuk mempercepat pembebasan tersebut. “Karena basis dari otak penyanderaan ada di wilayah Filipina dan itu dia punya jurisdiksi nasional yang tidak bisa kita tembus,” ujarnya.
Ia meminta agar otoritas Filipina meningkatkan operasi militer yang lebih menjurus dan efektif untuk membebaskan para sandera. Terkait hal ini, pemerintah Indonesia siap membantu militer Filipina dalam mempercepat pembebasan. “Kita sudah menyiapkan, sudah melatih, sudah menyiagakan. Ini setiap saat kita diminta untuk membantu dalam operasi gabungan bersama-sama untuk menumpas itu, kita siap,” katanya.
Sementara itu, Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman mengatakan, TNI telah menyiapkan pasukan khusus dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara bersiaga manakala diperintahkan untuk membantu pemerintah Filipina dalam upaya pembebasan Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.
TNI AD memiliki pasukan Kopasus, Kostrad dan PPRC (pasukan pemukul reaksi cepat) yang selalu siap setiap saat. Semuanya dalam posisi siap jalan tetapi menunggu perintah dari atasan.
“Jadi kalau diperlukan kapanpun kami siap,” ujarnya kepada wartawan.
Kesiapan ini menyusul upaya pembebasan sandera yang dilakukan oleh pasukan militer Filipina dibantu Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) di basis Abu Sayyaf. Dikabarkan, empat kelompok Abu Sayyaf tewas dalam pertempuran dengan MNLF di Sulu, Filipina. Salah satunya disebut sebagai salah seorang pemimpin senior kelompok bersenjata itu. [Ahmad Muhajir/DJ]