London, Gontornews — Badan Kesehatan Inggris, UK Health Security Agency (UKHSA), Jumat (21/1/2022), berhasil menetapkan sub-turunan varian Omicron, yang sangat menular, sebagai varian yang sedang diselidiki.
UKHSA, yang memberi nama sub-turunan varian Omicron dengan BA.2, menjelaskan bahwa varian ini tidak memiliki mutasi spesifik yang membedakan Omicron dengan Delta. Meski demikian, UKHSA belum menetapkan varian subturunan Omicron ini sebagai varian yang menjadi perhatian.
“Ini adalah sifat virus untuk berevolusi dan bermutasi. Jadi, kita berharap akan terus melihat varian baru muncul,” kata Direktur Insiden UKHSA, Dr Meer Chand, sebagaimana dilansir Reuters.
“Kami akan melakukan pengawasan genomik berkelanjutan yang memungkinkan kami untuk mendeteksi mereka dan menilai apakah mereka (sub-varian ini) signifikan,” sambung Chand.
Sejauh ini, Inggris telah mengidentifikasi 53 sekuens dari sub-garis keturunan BA.2 pada 10 Januari. Di Denmark, BA.2 berkembang pesat. Sub-varian ini telah berkontribusi pada 20 persen kasus Covid-19 di Denmark pada pekan-pekan terakhir 2021. Angka ini lantas melonjak hingga 45 persen kasus pada pekan kedua tahun 2022.
Anders Fomsgaard, dari Statens Serum Institute, menjelaskan ia belum memiliki penjelasan yang baik untuk pertumbuhan cepat dari sub-garis turunan varian Omicron. Meski demikian, ia tidak khawatir akan kebingungannya.
“Mungkin, (sub-varian) itu lebih tahan terhadap kekebalan dalam populasi yang memungkinkannya untuk menginfeksi lebih banyak orang. (Sejauh ini) kami belum tahu,” jelas Fomsgaard.
“(Mutasi dan varian) itu kemungkinan,” sambung Fomsgaard.
“Kalau begitu, kita harus siap untuk itu. Kemudian, pada kenyataannya, kita mungkin melihat dua puncak pandemi ini,” ujarnya.
Analisis awal dibuat oleh SSI Denmark menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rawat inap untuk BA.2 dibandingkan dengan BA.1. [Mohamad Deny Irawan]