Kebahagiaan dunia dan akhirat adalah dambaan setiap Muslim. Segala yang dilakukannya demi menggapai ridha Ilahi. Hanya dengan ridha Allah itu manusia akan mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Meski banyak cobaan yang dihadapi, semua dijalani dengan sabar dan tabah. Manusia harus berusaha dan berdoa, dan meyakini bahwa hasilnya dari sisi Allah SWT dan yang ia dapat adalah yang terbaik baginya.
Semua kenikmatan dan anugerah disyukuri dan segala musibah dan cobaan dihadapi dengan sabar dan tabah karena di dalamnya pasti terdapat hikmah. Keyakinan inilah yang menjadikan manusia berpijak pada kebahagiaan selalu.
Allah akan menguji setiap hamba yang Ia sayangi. Sese orang tidak akan dibiarkan begitu saja berkata aku telah ber iman sedangkan ia tidak diuji lagi. Nabi kita selalu berdoa mohon kebaikan dari Allah, doa inilah yang paling banyak beliau baca.
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Dan di antara mereka ada yang berdoa, ‘Ya Allah berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka’.” (QS al-Baqarah [2]: 201)
Ayat tersebut di atas ditafsirkan oleh beberapa hadis di antaranya:
أَرْبَعٌ مَنْ أُعْطِيَهُنَّ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرَي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ: لِسَانًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا شَاكِرًا، وَبَدَنًا عَلَى الْبَلَاءِ صَابِرًا، وَزَوْجَةً صَالِحَةً لَا تَبْغِيهِ خَوْنًا فِي نَفْسِهَا وَمَالِهِ
“Empat hal yang apabila diberikan pada seseorang, maka ia telah diberi kebaikan dunia dan akhirat, yaitu hati yang bersyukur, lisan yang selalu berdzikir, dan tubuh yang sabar terhadap ujian, dan istri yang menolongnya dalam urusan agamanya serta tidak mendatangkan dosa pada dirinya dan hartanya.” (HR at-Thabarani dan al-Bayhaqi)
Adapun kebahagiaan secara duniawi Rasulullah menggambarkan empat indikator kebahagiaan, sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Dailami:
أَرْبَعٌ مِنْ سَعَادَةِ اْلمَرْءِ أَنْ تَكُوْنَ زَوْجَتُهُ صَالِحَةً وَأَوْلاَدُهُ أَبْرَارًا وَخُلَطَائُهُ صًالِحِيْنَ وَأَنْ يَكُوْنَ رِزْقُهُ فِى بَلَدِهِ
“Empat hal yang menjadikan manusia bahagia, yaitu: istri yang shalihah, anak-anak yang baik, para sahabat yang shalih, dan rezeki yang diperoleh di negeri sendiri.” (HR Dailami dari Ali bin Abi Thalib)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sesungguhnya seluruh urusannya itu baik, dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang Mukmin. Apabila dia mendapatkan nikmat dia bersyukur dan itu baik baginya. Dan apabila dia mendapatkan musibah dia sabar dan itu baik baginya.” (HR Muslim dari Shuhaib bin Sinan RA)
Demikianlah hadis di atas memberi sedikit keterangan tentang kebahagiaan itu dan agar manusia berpegang teguh kepada dua pusaka, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah sehingga akan selamat dan bahagia dunia akhirat. Demikianlah wasiat baginda Rasulullah sebelum wafat.
“Ya Allah berikanlah rahmat dan keselamatan kepada Nabi Muhammad SAW dan bagi keluarganya dan bagi sahabatnya dan bagi siapa yang mengikuti jalan kebaikan beliau hingga hari akhir nanti.” []