“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” (QS Al Isra’: 7)
Ayat di atas menjelaskan pentingnya berbuat baik. Ketika berbuat baik maka manusia akan mendapatkan buah dari kebaikan tersebut atau kebaikan yang dilakukan itu sesungguhnya untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, hanya sedikit manusia yang sadar tentang hal itu. Setan yang selalu menggoda manusia kerap membisikkan manusia untuk berbuat jahat. Padahal melawan bisikan setan dan mengerjakan kebaikan akan mendapatkan ridha dan keberkahan dunia akhirat dari Allah ‘Azza wa Jalla.
Kerap berbuat keburukan dan enggan melakukan kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, merupakan salah satu bentuk kelemahan dari manusia. Maka kita diminta untuk mengenal kelemahan-kelamahan pada manusia yang bisa membuat manusia jauh dari Rahmat-Nya.
Berbuat baik merupakan satu di antara ciri orang beriman. Perbuatan baiknya selalu disandangkan dengan harapan mendapatkan ridha Ilahi dan setiap kebaikan yang dilakukan juga selalu diniatkan karena Allah Subhanahu wa Ta’alla.
Sebab, setiap kebaikan yang dilakukan pastinya memiliki balasan di sisi Allah, selain mendapatkan rahmat unutk kehidupan dunia akhirat. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Al Zalzalah ayat 7-8 yang artinya, “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya.”
Kelemahan manusia lainnya yaitu kerap membantah. Jika Allah memerintahkan sesuatu, banyak manusia yang membantah karena merasa berat atau tidak sesuai dengan yang diinginkan. Padahal hanya Allah yang paling mengetahui apa yang terbaik untuk manusia.
“Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur’an ini dengan bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia memang yang paling banyak membantah” (QS Al Kahfi: 54)
Kelemahan selanjutnya bahwa manusia bersifat lemah. Dalam Surat An Nisa ayat 28 Allah menjelaskan bahwa Allah telah memberikan keringanan kepada manusia sebab manusia diciptakan dengan sifat lemah. Maka tidak pantas jika manusia harus bersikap sombong.
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.” (An Nisa: 28)
Kelemahan manusia selanjutnya berbuat zalim. Berapa banyak manusia yang berlaku zalim, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Surat Al Ahzab ayat 72 yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya ia (manusia) sangat zalim lagi sangat bodoh.”
Kelemahan manusia selanjutnya yaitu manusia selalu berbuat maksiat. “Tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus.” (QS Al Qiyyamah: 5)
Sesungguhnya Allah menciptakan manusia dengan kebaikan, namun bisikan dan rayuan setan kerap membawa manusia pada kemaksiatan. Setan telah berjanji kepada Allah dengan kesombongannya bahwa mereka akan menggoda keturunan Adam hingga hari kiamat.
Selanjutnya, manusia sangat enggan untuk berbuat baik. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa setan selalu mengajak manusia pada keburukan, berbuat maksiat. jika seseorang sudah berada dalam kubangan maksiat, maka mereka akan enggan untuk melakukan kebaikan.
Manusia juga selalu berkeluh kesah, sikap yang kerap ditunjukkan oleh manusia di saat mereka jauh dari Allah, lalu mendapatkan ujian yang tujuan sebenarnya untuk mendekatkan mereka pada Allah, namun justru mereka malah kerkeluh kesah.
Kelemahan yang dimiliki manusia lainnya yaitu manusia selalu tergesah-gesah. Setiap menjalankan suatu pekerjaan, manusia selalu tergesah-gesah termasuk saat ingin memiliki sesuatu. Mereka menginginkan sesuatu dengan tergesah-gesah. Padahal tergesah-gesah bagian dari sifat setan.
Manusia ingin selalu menang. Manusia dengan egonya ingin menjadi pemenang. Bahkan tidak jarang, kemenangan yang diinginkannya tersebut diraih dengan berbagai cara termasuk cara yang tidak baik.
Terakhir, manusia sangat pelit. Banyak manusia merasa memiliki banyak harta namun pelit dan enggan bersedekah. Padahal harta titipan yang tidak akan dibawa saat meninggal dunia kecuali yang disedekahkan. []