Jakarta, Gontornews — Tanah Papua menjadi salah satu titik penyebaran Islam. Meski sekarang didominasi penganut non-Islam, Papua memiliki sejumlah saksi bisu dan fakta bahwa syiar Islam telah memasuki wilayah Papua sejak dahulu, terutama di Kabupaten Raja Ampat.
Sekitar 50 persen penduduk yang tinggal di Raja Ampat memeluk agama Islam. Islam bisa jadi agama mayoritas yang dianut warga Raja Ampat. Sementara sisanya menganut agama Kristen Protestan dan Katolik.
Raja Ampat adalah kabupaten di Propinsi Papua Barat yang bupatinya Muslim. Desa wisata yang dapat dikembangkan di Kabupaten Raja Ampat sebagai desa muslim dengan keindahan alamnya yakni terdapat di Pulau Saonek.
Selama 2003-2005 pulau Saonek merupakan pusat pemerintahan dari kabupaten Raja Ampat sebelum berpindah ke Waisai. Sebelumnya, kampung Saonek adalah sebuah kampung tua yang dibuktikan dengan adanya makam habib Rafana, seorang pendakwah pada zaman dahulu.
Pulau Soenek, terdapat masjid klasik yang bernama Masjid Hidayatullah yang terletak di Jl. H. Rafana Kampung Saonek, distrik Waigeo Selatan, Raja Ampat Papua Barat. Masjid ini ada sejak tahun 1505. Masjid ini merupakan kategori Masjid Bersejarah di Papua Barat.
Ciri khas masjid ini adalah terdapat empat tiang kuning penyangga di dalam masjid. Masjid ini memiliki satu kubah besar yang didominasi warna putih dan kubah kecil yang berada di sekitarnya berwarna hijau.
Saat itu, tahun 1505, Islam disebarkan oleh imam besar Habib Rafana yang kini diabadikan sebagai nama jalan menuju masjid. Nuansa Islami di Raja Ampat memang bukan hal baru. Sejak Kerajaan Islam Ternate dan Tidore yang meminta bantuan pada warga Papua Barat untuk bersatu padu melawan musuh-musuh Islam, hingga datangnya Imam Besar di masing-masing daerah Raja Ampat.
Di Saonek sendiri ada seorang Imam Besar yang konon menyebarkan Islam dan menerapkan hukum syariat. Jika tidak salah ingat, nama Imam tersebut Habib Rafana. Nama Imam tersebut kini diabadikan sebagai nama jalan menuju Masjid di Saonek.
Makam Imam Besar Habib Rafana masih bisa dikunjungi di bukit Pulau Saonek. Jika ingin kesana, harus sedikit bersusah payah memasuki semak rimbun dan menjejak tanah berlumut licin. Sesampainya akan terlihat komplek makam yang dipagari tembok. Di tengahnya terdapat satu makam besar dikelilingi beberapa makam kecil. Makam besar itulah, tempat jasad Imam Besar di Saonek dikubur.
Selain Masjid Hidayatullah Saonek, Tanah Mutiara Hitam itu memiliki sejumlah masjid bersejarah lainnya. Seperti, Masjid Jamiโ Jayapura yang dibangun oleh sejumlah pendatang asal Maluku yang bekerja sebagai buruh pelabuhan di Jayapura pada tahun 1943 dan Masjid Patimburak yang berusia satu abad lebih, berdiri sejak tahun 1870 di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.
Masjid Hidayatullah Saonek memiliki Kubah Masjid yang indah dan berdiri di atas tanah seluas 1.512 m2, luas bangunan 12.588 m2 dengan status tanah Wakaf. Masjid ini mampu menampung jamaah sampai 200 orang.[Fath]