Mojokerto, Gontornews — Musyawarah Nasional Asosiasi Ruqyah Syar’iyyah Indonesia (ARSYI) yang berlangsung di sejuknya kaki gunung Arjuna Trawas, Mojokerto, Jawa Timur pada Jumat 1-3 September 2023 ramai dihadiri oleh 210 tamu undangan. Kepada Gontornews.com, Ustadzah Kusdiniyah, peserta memaparkan, “Peserta Munas yang hadir diantaranya mewakili Dewan Perwakilan Wilayah seluruh Indonesia dan peserta dauroh yang datang dari berbagai profesi serta disiplin ilmu.”
Ustadz Muhaimin Mardi selaku Humas DPW ARSYI Jawa Timur juga menambahkan bahwa sebagian mereka ada yang berkecimpung sebagai tenaga kesehatan, tenaga pendidik baik di madrasah ataupun kampus, praktisi bekam, terapis Qur’anic Healing, praktisi Thibbun Nabawi, dan masyarakat umum yang tertarik dengan tema dauroh, Ruqyah Syar’iyyah: Ilahiyah Ilmiyah. Sedangkan tema Munas ketiga kali ini, lanjut alumnus Pondok Gontor 1989 itu, ialah Menuju ARSYI yang Eksis dan Solid, dan berdiri sebagai Ketua Panitia yaitu dr Muhammad Wahid, sekaligus Ketua DPW ARSYI Jatim.
Dalam pelaksanaannya, Ketua ARSYI, Ustadz Achmad Junaedi Lc MHI menyampaikan pembukaan dan dilanjutkan dengan orasi dari Prof Dr H Ahmad Zahro MA selaku Guru Besar Bidang Ilmu Fiqih (Hukum Islam) di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dan salah satu Imam Besar Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Pria yang kini diamanahi sebagai Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum (Unipdu) Jombang tersebut, dalam orasinya berharap agar ke depan ARSYI bisa memiliki Rumah Sehat yang profesional dan menjadi rujukan bagi banyak umat Islam dengan penawaran pengobatan Thibbun Nabawi yang holistik dan utuh.
Animo peserta dauroh kala itu memang dinilai cukup tinggi di antaranya disebabkan kehadiran para narasumber yang ahli di bidangnya. Sebut saja Dr dr Rr Suzy Indharti MHA MKes SpBs (K) yang merupakan Dokter Spesialis Bedah Saraf Konsultan Tumor Otak yang tampil prima dengan memaparkan, Bagaimana Pengobatan ala Nabi dari Pernyataan Pasien, Terapis, atau Testimoni Menuju Bukti Penelitian Berbasis Keselamatan Pasien.
Ia juga menyampaikan bahkan Kepala Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan, dr Budi Sylvana Mars MH di Mekah tahun 2022 yang menyampaikan materi terkait, Kolaborasi Thibbun Nabawi dengan Kedokteran Modern dalam Penanaman Pasien Saat Musim Haji, Terbukti Signifikan, menyatakan, “Pengobatan spiritual secara Islami sangat direkomendasikan karena terbukti secara signifikan membantu meringankan rasa sakit pada pasien yang sedang menjalani perawatan.” Selain itu, maju sebagai narasumber utama yakni Syekh Muadz Yusup Al Hasyimi yang menyampaikan materi tentang, Ruqyah dan Penyakit-penyakit Ruhani.
Sebagai peserta umum yang hadir dan bukan dari kalangan terapis atau praktisi langsung, menurut Kusdiniyah, kegiatan ini dinilainya sangat bermanfaat karena dapat memperkaya keilmuan dasar tentang Thibbun Nabawi dan masalah gangguan jin, sihir, juga hasad, serta cara pengobatannya.
Pengajar di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Bandung dan guru mengaji anak-anak di Saung Qur’an Hasbi ini juga merasa beruntung bisa bertemu langsung dengan para praktisi yang sudah malang melintang dalam dunia Thibbun Nabawi, dan dapat bersilaturahim dengan beberapa alumni Gontor Putri 1, diantaranya Ustadzah Rahmania Idrus MPd, Founder Tazkiyatun Nafs dan Terapi Qur’an (TNTQ) dan Hesti Puspitasari, Dosen Universitas Islam Blitar yang sedang menulis disertasi di University Malaysia Trenggano.
“Dauroh ini juga menyadarkan betapa Islam telah menyiapkan semua perangkat bagi setiap pemeluknya, khususnya dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan,dengan kembali pada al-Qur’an dan as-Sunnah,” pungkas alumnus Gontor Putri tahun 1996 tersebut. [Edithya Miranti]