Teheran, Gontornews — Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengatakan jika pihaknya siap memfasilitasi pembicaraan antara Arab Saudi dan Iran. Inisiatif Pakistan tersebut disampaikan Khan saat melakukan kunjungannya di Iran, Minggu (13/10).
Ditemani Presiden Iran, Hassan Rouhani, Khan berbicara di hadapan awak media bahwa inisiatif menjadi mediasi dua negara berseteru tersebut sebagai upaya dalam meredahkan ketegangan yang meningkat di Teluk.
“Alasan perjalanan ini adalah bahwa kami tidak ingin konflik antara Arab Saudi dan Iran terjadi,” kata Khan dikutip laman Aljazeera.
Dalam kesempatan itu juga, Khan menyampaikan bahwa masalah kompleks yang terjadi antara Saudi-Iran dapat diselesaikan dengan dialog. Namun menurutnya hal yang terpenting adalah perang antara Saudi-Iran tidak akan terjadi.
Khan juga mengatakan kepada wartawan Presiden AS Donald Trump telah mengajak Pakistan untuk memfasilitasi semacam dialog antara Iran dan Amerika Serikat.
Pemimpin Pakistan itu mengaku sangat terdorong dengan pembicaraannya dengan Rouhani dan akan pergi ke Arab Saudi dalam rangka berpikir positif, berharap bahwa kedua negara dapat .mengatasi perbedaan mereka.
Khan akan melakukan perjalanan ke Riyadh pada hari Selasa (15/10) besok untuk melanjutkan upaya mediasi tersebut.
Pakistan memiliki hubungan yang kuat dengan Arab Saudi, dengan lebih dari 2,5 juta warga negaranya tinggal dan bekerja di kerajaan itu. Ia juga memelihara hubungan baik dengan Iran dan mewakili kepentingan konsuler Teheran di AS.
Sementara itu, pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan bahwa Riyadh belum meminta Islamabad untuk menengahi.
Menteri itu mengatakan kepada wartawan di Riyadh bahwa Perdana Menteri Pakistan bertindak atas inisiatifnya sendiri dan mengatakan jika Iran ingin negara-negara bersikap normal dengannya, maka Iran perlu mengubah perilaku dan kebijakan mereka.
Selain itu, Dia juga menambahkan bahwa Arab Saudi juga tidak bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal Iran.
“Kami sama sekali tidak terlibat dalam perilaku seperti itu. Ini bukan cara kami beroperasi dan itu bukan bagaimana kami melakukannya di masa lalu,” tegasnya. [Devi Lusianawati]