Melbourne, Gontornews — Pemerintah Samoa memastikan bahwa 90 persen penduduknya berhasil divaksinasi campak, Jumโat (6/12). Pernyataan ini disampaikan menyusul pemberlakukan darurat campak selama 2 hari setelah 65 orang dikabarkan meninggal dunia akibat campak dalam beberapa pekan terakhir.
Kementerian Kesehatan Samoa melaporkan bahwa hingga Jumโat, ada 103 kasus campak baru yang terjadi di Samoa.
Sebagaimana diketahui, virus campak telah menginfeksi hampir 4.500 orang di negara Sout Pacific, yang berpenduduk hanya 200.000 orang, sejak Oktober 2019. Mayoritas korban meninggal dunia berasal dari anak-anak yang berada di bawah usia 4 tahun.
Perdana Menteri Samoa, Tuilaepa Sailele Malielegaoi, mengatakan bahwa Pemerintah menetapkan status darurat campak demi melindungi generasi muda di Samoa.
โDampak dari keadaan darurat ini akan sangat jauh terjadi di Samoa dan orang-orang kami, khususnya generasi muda,โ ungkap Malielegaoi sebagiamana dilansir Reuters.
โKarena itu sangat penting untuk memperkuat budaya vaksinasi untuk menciptakan kekebalan tubuh. Ini adalh pelajaran menyakitkan yang kami pelajari dari krisisi (campak) yang terjadi saat ini,โ tambah Malielegaoi.
PBB bersama Samoa menghimbau komunitas internasional untuk mendonorkan dana bantuan senilai 10, 7 juta Dollar AS untuk memerangi wabah campak. Alhasil, Selandia baru dan sejumlah negara anggota UNICEF mengirimkan ribuan vaksin, bantuan medis serta mengirim tenaga medis untuk menanggulangi wabah campak di Samoa.
Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyebut bahwa wabah campak menginfeksi hampir 10 juta orang sepanjang 2018 dan membunuh 140.000 orang yang kebanyakan anak-anak.
Sementara pada tahun 2019, WHO memprediksi bahwa penyebaran wabah tersebut akan memburuk seiring dengan meningkatnya kasus campak hingga tiga kali lipat pada November 2019 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. [Mohamad Deny Irawan]