• Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
Wednesday, 8 February, 2023
Gontornews
Cari Pondok Pesantren
  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result
Gontornews
No Result
View All Result
Home Saintek Sains

Solusi Solvay-Benyahia: Menyerap CO2 , Memanen Air dan Soda

Dedi Junaedi by Dedi Junaedi
15 July 2016
in Sains
0

Oleh Dedi Junaedi

Seorang ahli kimia Universitas Qatar menemukan cara terpadu mengatasi limbah garam dan karbon dioksida di Timur Tengah. Selain memanen air murni dan soda kue, solusi Solvay-Benyahia dapat menyerap CO2 dan proses desalinasi air laut menjadi lebih ramah lingkungan.
Farid Benyahia berharap dapat menyelesaikan dua masalah lingkungan sekaligus: polusi karbon dioksida di atmosfer dan pekatnya garam di Teluk Arab. Konsumsi minyak dan gas alam meningkatkan emisi CO2 , sementara proses desalinasi untuk proyek air minum menghasilkan limbah air garam pekat di perairan Teluk.

Benyahia, seorang insinyur kimia di Universitas Qatar, lantas berusaha mengatasi persoalan pelik ini secara terpadu, efektif dan efisien. “Targetnya adalah untuk menyelesaikan dua masalah lingkungan dengan satu solusi cerdas dan menghasilkan efek multiguna, sekaligus produk berharga untuk menutup sebagian biaya penyimpanan karbon,” katanya seperti dikutip Scientific American.

Berkat usaha kerasnya, alumnus master kimia polmer Leed University ini pun menemukan solusi jitu. Yakni meringkas tahapan proses kimia, dari tujuh menjadi dua. Dalam studi kimia, namanya populer dengan sebutan Proses Solvay, merujuk ahli kimia  Berlgia Ernest Solvay [1838 – 1922]. Dia memperkenalkan proses konversi kimia pada dekade 1860-an. Metode ini lebih 150 tahun digunakan untuk menghasilkan natrium karbonat (NA2CO3) untuk aplikasi industri kimia. Dalam perkembangannya, banyak ahli berupaya memperbaiki dan atau memodifikasinya. Benyahia telah menyederhanakan sebagian proses. Tujuan utamanya adalah produksi natrium bikarbonat (NaHCO3) atau soda kue, bukan natrium karbonat seperti metode aslinya.

BACA JUGA

Peneliti Khawatirkan Penularan Flu Burung pada Mamalia

Peneliti Ungkap Rahasia Gigantisme Ikan Paus

Putra Erdogan ke Jakarta Islamic Center, Bahas Seputar Sains Islam

Singapura Bangun Genomic for Kids in ASEAN

Kominfo Ingatkan Masyarakat Pasang Set Top Box TV Digital

Tahapan pertama, doktor teknik kimia alumni Newcastle University, Inggris (1985) ini mencampur garam (limbah desalinasi) dengan amonia dan karbon dioksida. Setelah terjadi reaksi kimia, campuran ini menghasilkan soda kue (baking soda) padat dan larutan amonium khlorida. Secara sederhana, rumus reaksi kimianya sebagai berikut:

NaCl + CO2  + NH3 + H2O → NaHCO3 + NH4Cl (I)

Padatan soda kue yang terbentuk dipisahkan dan bisa menjadi komoditas bernilai ekonomi. Sementara larutan ammonium khlorida (NH4CL) yang terbentuk, lanjut gurubesar teknik kimia Universitas Qatar, menjadi bahan dasar untuk proses tahap kedua. Pada tahap ini, amonimum khlorida direaksikan dengan dengan kalsium oksida untuk menghasilkan air murni, larutan kalsium khlorida, dan gas amonia. Secara ringkas, rumus reaksi kimianya adalah:

2 NH4Cl + CaO → 2 NH3 + CaCl2 + H2O (II)

Gas ammonia yang dihasilkan dapat dipakai kembali untuk mengawali proses pembentukan baking soda. Sedang larutan kalsium khlorida dapat dipisahkan menjadi sediaan kimia sebagai komoditas yang juga bernilai ekonomi.

Dari pengalaman Farid Benyahia, kedua langkah kimiawi bisa menjadi solusi yang praktis dan efisien mengatasi masalah limbah garam dari proses desalinasi dan polusi udara (CO2 ). Pada saat yang sama juga dapat menghadirkan air tawar. ‘’Dapat dikatakan, hampir 100% masalah limbah desalinasi bisa diselesaikan. Kita dapat memanen air, soda kue, dan kalsium khlorida. Sedang ammonia yang terbentuk juga dapat dipakai kembali untuk siklus produksi berikutnya,’’ tegas ahli manajemen karbon dan teknik lingkungan ini.

Pakar desalinasi itu menjelaskan, bahan karbon yang digunakan dapat berupa CO2 murni, atau bisa juga memanfaatkan gas buang dari pembangkit apa pun yang memiliki kadar karbon sekitar 10 persen atau lebih. Hanya saja, jika menggunakan gas buang sebagai bahan karbon diperlukan tambahan langkah memisahkan CO2 murni. Ini yang bisa membuat proses jadi lebih mahal.

Untungnya, Qatar sudah memiliki pabrik pengolahan gas alam yang dapat menghasilkan produk CO2 mendekati murni. Maka, solusi desalinasi dari Benyahia kini bisa menghemat biaya. Inovasi ini setidaknya juga dapat diterapkan di tempat-tempat lain yang memiliki infrastruktur yang sama atau serupa.

Di Timur Tengah, pembuangan air garam menjadi masalah besar. Utamanya pada negara-negara yang untuk pengadaan air bersih umumnya mengandalkan pada proses penyulingan (desalinasi) air laut seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Bahrain dan Oman. Kapasitas desalinasi pada enam negara Teluk ini mencapai 45% dari kapasitas desalinasi global. Kadar garam lautan di wilayah ini umumnya telah dua kali lebih asin dari air laut pada umumnya. Bayangkan, untuk menghasilkan satu meter kubik air bersih akan menghasilkan sekitar dua meter kubik limbah air garam pekat.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap peningkatan salinitas adalah kondisi geografi laut yang sebagian besar tertutup, dengan rendahnya tingkat sirkulasi-air, serta penurunan masukan air tawar dari sungai, termasuk Sungai Efrat yang menyurut karena bendungan skala besar dan pengalihan di hulu. Derajat salinitas di beberapa lokasi telah berlipat dua kali antara tahun 1996 dan 2008. Diperkirakan akan lebih pekat lagi dua kali pada tahun 2050.

“Saya percaya bahwa angka perkiraan konsentrasi garam di tahun 2050 akan lebih besar jika proyek desalinasi terus berlangsung menggunakan teknologi yang ada hari ini, ” kata Raed Bashitialshaaer, ahli sumber daya air Lund University di Swedia yang telah puluhan tahun mendalami masalah desalinasi. Menurutnya, kapasitas desalinasi di wilayah Teluk diproyeksikan hampir dua kali lipat antara tahun 2012 dan 2030.

Kawasan pantai sekitar Teluk Arab kian padat dengan aneka proyek. Seperti kompleks produksi minyak dan gas, pembangkit listrik dan fasilitas pengolahan air limbah. Ini tak hanya memanaskan, tapi juga mencemari lautan dengan minyak, limbah kimia, dan garam. Pengerukan dan reklamasi untuk perkembangan real estate di lepas pantai Dubai ikut menjadi faktor penekan lain. Meski riset dampak lingkungan masih terbatas, tahun 2008-2009 pernah terjadi kematian ikan dan kerusakan karang yang masif. Studi lain menunjukkan, debit air garam telah mengganggu kehidupan laut di sana.

Kian pekatnya kadar garam di Teluk juga mengancam keberlanjutan pasokan air minum di masa depan. “Akan lebih sulit dan mahal mendapatkan air bersih jika sumbernya semakin asin,” tambah Bashitialshaaer. Menurutnya, jumlah energi yang dibutuhkan akan lebih besar untuk menjalankan fasilitas desalinasi dengan metoda membran reverse-osmosis (RO) sehingga akhirnya menjadi lebih meningkatkan biaya. Daya dukung Teluk telah jauh menurun untuk menghasilkan air bersih lebih banyak lagi di masa depan. “Saya telah mempelajari sampai dengan 2050, termasuk semua rencana pembangunan fasilitas desalinasi. Jika kondisi seperti ini berlanjut, kawasan Teluk Arab kelak akan kesulitan mendapat air murni,” katanya.

Bashitialshaaer merekomendasikan teknik pengenceran sebagai cara untuk mengatasi masalah polusi. Hal ini dapat dicapai dengan pemakaian air garam jauh dari lepas pantai atau dengan mencampurnya dengan air limbah baku yang telah disesuaikan, atau memakai pembangkit listrik tenaga air pendingin untuk mengurangi salinitas sebelum dibuang. Dia juga merekomendasi agar Arab Saudi membangun pabrik baru di Laut Merah, yang belum banyak dipengaruhi perairan Teluk. Dia mengaku tidak terlalu akrab dengan inovasi Benyahia. Meski begitu, dia masih mempertanyakan aspek ekonomis dari penggunaan teknologi berbasis Proses Solvay-Benyahia. Menurutnya, teknologi desalinasi RO termaju kini dapat menghasilkan air bersih dengan biaya sekitar 58 sen dolar AS per 1.000 liter atau setara Rp 8 per liter.

Pihak Benyahia punya pandangan lain. Solusi baru yang ditawarkan akan tampak lebih ekonomis jika mempertimbangkan nilai dari produk baking soda dan kalsium khlorida. Selain kue, banyak aplikasi lain memakai soda. Anatara lain untuk mengatur pH di pengolahan air limbah, menghemat cat, serta aneka aplikasi dalam industri minyak dan gas, jelas James Keating, dari divisi pemasaran teknologi Office of Intellectual Property and Technology Transfer Qatar.

Dia menambahkan, kalsium khlorida dapat digunakan sebagai pengawet untuk sayuran kaleng dan dalam industri penyamakan kulit. Selain itu, ada nilai yang mungkin lebih tinggi dapat diperoleh karena solusi Benyahia bisa diterapkan untuk menyerap emisi CO2 . Bagaimana pun, inovasi ini lebih hijau dan ramah terhadap lingkungan. Terlebih untuk kawasan seperti Timur Tengah.
Kini, menurut MIT Technology Review, ada 700 juta warga dunia tidak punya akses yang cukup terhadap air bersih. Dalam sepuluh tahun lagi, jumlahnya akan membengkak menjadi 1,8 miliar manusia yang terancam krisis air bersih. Teknologi Solvay-Benyahia, boleh jadi dapat menjadi solusi tepat untuk mereka.[Dedi Junaedi]

Tags: DesalinasiFarid BenyahiaMemanen AirMenyerap KarbonProses SolvasiQatar University
Share18Tweet11Send
Previous Post

Bentrokan Yaman Tewaskan 44 Orang

Next Post

Produk Halal Indonesia Laris di Mancanegara

Dedi Junaedi

Dedi Junaedi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gempa di Kahramanmaras, IKPM Turki Pastikan Seluruh Anggotanya Selamat

Gempa di Kahramanmaras, IKPM Turki Pastikan Seluruh Anggotanya Selamat

6 February 2023
361 Santri Kembali ke Gontor Bersama IKPM Bekasi

IKPM atau Konsulat?

17 October 2019
Foto: detiknews

Keutamaan Membaca Al-Qur’an yang Telah Dijamin Kebenarannya

6 February 2023
Dakwah Islam

Tantangan Dakwah Islam Kontemporer

1 June 2022
Surat Terbuka Ustadzah Irene Radjiman untuk Prabowo

Surat Terbuka Ustadzah Irene Radjiman untuk Prabowo

13 April 2019
Uni Eropa Kerahkan 27 Tim SAR

Uni Eropa Kerahkan 27 Tim SAR

8 February 2023
Foto: cnn indonesia

Erdogan Umumkan Keadaan Darurat 3 Bulan di 10 Provinsi 

8 February 2023
Korban Tewas Gempa Turki 5.434 Jiwa, Suriah 1932

Korban Tewas Gempa Turki 5.434 Jiwa, Suriah 1932

8 February 2023
WZWF Serukan Lembaga Zakat dan Wakaf Sedunia Bantu Korban Gempa Bumi di Turki dan Suriah

WZWF Serukan Lembaga Zakat dan Wakaf Sedunia Bantu Korban Gempa Bumi di Turki dan Suriah

8 February 2023
BAZNAS Terjunkan Tim dan Bantuan Rp10 Miliar untuk Korban Gempa Turki & Suriah

BAZNAS Terjunkan Tim dan Bantuan Rp10 Miliar untuk Korban Gempa Turki & Suriah

8 February 2023
Gontornews

Kantor :
Jalan Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Samping Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp : 021-29124801
Fax : 021-29124802
Layanan Pelanggan : 0819-1515-1456 (Khusus WA)
Email :
[email protected]
[email protected]
[email protected]

TENTANG KAMI

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah

INSTAGRAM

Ikuti Kami

  • Selamanya guru tetap guru, murid tetap murid, pelajaran tetap pelajaran dan kehidupan menjadi pengamalan daripada pelajaran itu.

KH Hasan Abdullah Sahal
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor

Event Virtual Majalah Gontor | 2 September 2020.

Link Video : 
https://youtube.com/live/PJSBRoJcAo4?feature=share

#majalahgontor 
#gontornews

___________________
Sosial Media Kami :
IG : gontornews
Twitter : gontornews
Youtube : Gontor News
Website : gontornews.com
  • Mengingat Allah SWT dengan Tadabur Alam
Oleh Drs KH M Akrim Mariyat Dipl.A.Ed, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor

Tadabur, mengamati, melihat alam semesta. Ini juga berdzikir kepada Allah. Kita berdzikir dengan melihat keadaan yang ada. Alam yang kecil, alam yang besar, alam yang gaib yang tidak terlihat dan lain sebagainya itu kita kembalikan kepada Allah SWT.

Artikel Selengkapnya : 
https://gontornews.com/mengingat-allah-swt-dengan-tadabur-alam/

#majalahgontor 
#gontornews 
@rusdiono.mukri
  • Puluhan Santriwati Darunnajah Kunjungi Majalah Gontor
(Rihlah iqtisodiyah ke kantor Majalah Gontor di Gandaria Selatan)

Jakarta, Gontornews — Setidaknya 30 santriwati kelas 6 Pesantren Darunnajah Jakarta, Jumat (03/02/2023), melakukan rihlah iqtisodiyah ke kantor Majalah Gontor di Gandaria Selatan, Jakarta Selatan. Pembimbing rihlah iqtisodiyah Pesantren Darunnajah, Novia Damayanti, mensyukuri bahwa para santri mendapatkan ilmu sekaligus pengalaman dari para wartawan profesional yang berlatar belakang santri.

Artikel selengkapnya : 
https://gontornews.com/puluhan-santriwati-darunnajah-kunjungi-majalah-gontor/

#majalahgontor
#gontornews 
@denykimb2 
@darunnajah_jakarta
___________________
Sosial Media Kami :
IG : gontornews
Twitter : gontornews
Youtube : Gontor News
Website : gontornews.com
  • Pimpinan PMDG Resmikan Unit Usaha Gontor Auto Service

Ponorogo, Gontornews — Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Rabu (01/02/2023), meresmikan unit usaha pondok di restorasi otomotif, Gontor Auto Service (GAS). Pimpinan PMDG, KH Hasan Abdullah Sahal menjelaskan kunci sukses usaha Gontor karena mereka menjalankan bisnis untuk kepentingan pendidikan.

Artikel Selengkapnya :
https://gontornews.com/pimpinan-pmdg-resmikan-unit-usaha-gontor-auto-service/

#gontornews 
#majalahgontor 
@denykimb2 
_________________
Sosial Media Kami :
IG : gontornews
Twitter : gontornews
Youtube : Gontor News
Website : gontornews.com
  • Gontornews.com >>Rubrik Tafsir
Ketika Mulut Terkunci, Tangan dan Kaki Jadi Saksi

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Yasin: 65)

Artikel selengkapnya klik : 
https://gontornews.com/ketika-mulut-terkunci-tangan-dan-kaki-jadi-saksi/

#majalahgontor 
#gontornews 
@rusdiono.mukri 

-----------------------
Sosial Media Kami :
IG : gontornews
Twitter : gontornews
Youtube : Gontor News
Website : gontornews.com
  • Dosa Tanggung Jawab Setiap Individu
Oleh Prof Dr H Sofyan Sauri, MPd, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia

Tulisan Selengkapnya : 
https://gontornews.com/dosa-tanggung-jawab-setiap-individu/

#gontornews 
#majalahgontor 
@rusdiono.mukri 

__________

Sosial Media Kami :
IG : gontornews
Twitter : gontornews
Youtube : Gontor News
Website : gontornews.com
  • Sumenep, Gontornews — Kepada Gontornews.com, Dr KH Ahmad Fauzi Tidjani MA mengabarkan bahwa pada Selasa (24/1/2023) Nyai Hj Anisah Fathimah Zarkasyi berkesempatan memberikan penjelasan terkait tema Tadabbur dan Tafakkur Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus Ayat 24.

Berita selengkapnya klik: https://gontornews.com/tadabbur-dan-tafakkur-tafsir-al-quran-surat-yunus-ayat-24-bersama-nyai-hj-anisah-putri-kh-imam-zarkasyi/

#gontornews #majalahgontor 

Follow Akun Sosmed Kami :
IG : gontornews
Twitter : gontornews
Youtube : Gontor News
Website : gontornews.com
  • Tausiyah Selasa
Tema : "SIKAP MUSLIMAH DALAM BERSOSIAL MEDIA"

Insya Allah Bersama : 
BUNDA CHENDILIANA, S.IK.,M.IK.
(Kepala Divisi Humas dan Promosi Majalah Gontor)
Pelaksanaan : 
Hari/Tanggal : Selasa, 31 Januari 2023
Waktu : 10.30 WIB - Dzuhur
Lokasi : Masjid Al-Latief. Pasaraya Blok-M. Gedung A, Lantai 5. Jakarta Selatan.

Terbuka Untuk Umum
Mohon Tidak Makan dan Minum di Dalam Masjid

#majalahgontor 
#gontornews 
@masjidalatief 
@chendiliana 

__________
Sosial Media Kami :
IG : @gontornews 
Youtube : Gontor News
Twitter : @gontornews 
Website : gontornews.com
  • (Bag-3) Ustadz Rizki Tamami - Alumni Gontor / Da

© 2021 gontornews.com. All Rights Reserved

  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com