Sumenep, Gontornews — TMI Al-Amien Prenduan menggelar wisuda alumni angkatan XLIX & XXXV, Sabtu (02/03). Sebanyak 233 santri dan 251 santriwati mengikuti prosesi wisuda yang digelar di Geserna TMI Putri Al-Amien Prenduan.
Acara dimulai dengan penampilan dari beberapa wisudawan untuk menyanyikan lagu-lagu perpisahan karya mereka. Salah satunya lagu “Takkan Terlupakan”. Lagu itu sekaligus merupakan lagu resmi wisuda Angkatan XLIX & XXXV.
Pengasuh TMI Al-Amien Prenduan, Dr KH Ghozi Mubarok, MA, menyampaikan laporan yudisium dan wisuda. Dalam kesempatan itu, ia mengucapkan selamat kepada para wisudawan/wisudawati karena telah berhasil menuntaskan perjalanan panjang melelahkan selama di pondok.
“Anak-anak kita ini sudah melewati perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan, bahkan yang terlihat mulus dan tanpa halangan, saya yakin mereka sebetulnya mengorbankan banyak hal,” ucap Kiai Ghozi dilansir tmial-amien.sch.id.
Berkenaan dengan itu, ia menceritakan bahwa ada tiga wisudawan yang menghabiskan waktu delapan tahun di pondok, membuat buku tentang suka duka perjalanan mereka sebagai santri ‘inventaris’.
“Mereka bilang begini dalam judul, “Delapan tahun cukup sudah, biar kami saja, kamu jangan,” cerita Kiai Ghozi. Dia juga menceritakan bahwa di bagian cover buku terdapat disclaimer berbunyi “Attention please, don’t try dangerous story”. Terkait itu, Kiai Ghozi menyampaikan bahwa cerita para wisudawan/wisudawati bukan hanya meliputi cerita rangkaian kesuksesan, tetapi juga terdapat cerita bangkit dari kegagalan.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes Al-Amien Prenduan, Dr KH Ahmad Fauzi Tidjani, mewanti-wanti para wisudawan/wisudawati agar tidak menjadi anak hilang. Dia juga mewanti-wanti mereka agar terus bersatu dan tidak terpecah belah karena ta’ashub.
Kepada wisudawati, Kiai Ahmad menekankan bahwa mereka madrasah. “Jangan lupa, generasi kalian generasi yang sangat dahsyat, idza a’datti a’datti sya’ban thayyiban,” ucapnya.
Lebih lanjut, Kiai Ahmad, sesuai dengan arahan Dewan Pengasuh Putri, meminta para wisudawati untuk menjadi murabbiyah fii bayti wa al-biiati, raa’iyah, serta raa’idah. Dia juga mengingatkan bahwa jika ilmu yang diperoleh ingin terus eksis di hati, maka jalan terbaik dengan mudzakkarah atau saling mengingatkan, yaitu at-ta’lim. Adapun jika ingin ilmunya barakah, dia mengimbau untuk melakukan khidmah.
Di sisi lain, seperti tahun-tahun sebelumnya, lembaga TMI mengundang Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor untuk menyampaikan pidato pelepasan. Tahun ini, Pimpinan Gontor diwakili oleh KH Noor Syahid, M.Pd., Ketua IKPM Pondok Modern Darussalam Gontor.
Dia mengingatkan para santri agar pandai bersyukur. “Jadi sebenarnya pidato saya siang hari ini hanya ingin memantapkan ketauhidan ini melalui alhamdulillah,” jelas Kiai Noor Syahid.
Dalam pidatonya, dia mengutip surat Al-Ahqaf ayat 15. Dia menjelaskan bahwa ayat itu erat kaitannya dengan bersyukur. “Rabbi auzi’nii ya Allah, ajarkanlah pada saya untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah kau berikan ilayya wa ‘ala walidayya,” ujar Beliau
Pada wisuda tahun ini, dua santri dan dua santriwati mencapai taqdir mumtaz. Di sisi lain, dua santri dan tiga santriwati tercatat berhasil menuntaskan hafalan 30 juz.
Pada wisuda kali ini juga, tradisi wisudawan/wisudawati untuk menerbitkan buku terus berlanjut. Panitia Niha’ie menyatakan bahwa jumlah wisudawan yang menerbitkan buku berjumlah 228 wisudawan. Rinciannya, sebanyak 12 wisudawan menerbitkan buku sastra, dan 116 sisanya menerbitkan buku ilmiah. Adapun wisudawati yang menerbitkan buku, keseluruhan berjumlah 117. Kesemuanya menerbitkan buku sastra. [Fathur]