Para kiai mendidik kehidupan dan ia pula orang pertama dan terdepan dalam menjalankan apa yang telah ia arahkan dan ajarkan kepada santri-santrinya. Jadi, kiai yang sebenarnya adalah sosok yang melaksanakan dan menjalankan pertama kali apa yang disampaikan dan diajarkan kepada santri-santrinya. Inilah nilai pondok pesantren yang mahal, jarang terjadi, sukar dicari, dan sangat mahal harganya sehingga kiai dapat menjadi teladan bagi santri-santrinya.
Keteladanan dari kiai pondok pesantren ini akan menimbulkan kepercayaan dari santri-santri terhadap dirinya. Dengan adanya kepercayaan, maka muncul ketaatan dari para santri untuk menjalankan apa yang diperintahkan oleh kiai mereka. Dengan ketaatan, maka akan menimbulkan keberkahan bagi kiai dan para santri yang ada di pondok pesantren. Akhirnya, pondok pesantren dapat berjalan dengan kehidupan yang penuh dengan keberkahan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Para kiai adalah orang yang paling depan guna mengajak manusia untuk selalu mengatakan bahwa Allah itu Tuhan Yang Mahaesa secara konsisten dan istiqamah sehingga para malaikat akan melindungi pondok pesantren beserta kiai dan santri-santrinya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ (فصلت: 30)
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (Fushilat: 30)
Para kiai dalam melaksanakan pendidikan di pondok pesantren senantiasa berpegang teguh pada syariat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Di atas hanya Allah, di bawah hanya tanah, dan hanya kembali ke tanah sehingga cita-cita dan tujuan dari para kiai sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا ٦٩ ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللّٰهِۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ عَلِيْمًاࣖ ٧٠ (النساء: 69-70)
Artinya: “Siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Itulah karunia dari Allah. Cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui. (An Nisa’:69-70)
Para kiai memiliki tujuan pendidikan agar orang-orang beriman akan bersama para nabi, para syahid, dan bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Selama al-Qur’an dan ajaran Islam masih hidup, maka tidak mungkin kiai akan bergeser dan tergeser dari jalan Allah. Allah telah menjanjikan bahwa Ia akan selalu menjaga al-Qur’an sepanjang masa. Kiai dan santri-santrinya dengan tuntunan Islam, tidak akan takut kepada siapa saja kecuali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. [Selesai]
*Disadur dari ceramah singkat KH Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, oleh Muhammad Akmal Najemi