Saat ini siapa yang tidak kenal dengan Ustadz Bahtiar Nasir Lc alias UBN? Kehadirannya di sejumlah media sosial serta aktifitas pergerakan keislaman, telah membuat namanya terus dikenal orang. Meski begitu, jiwa kesederhanaan dan kerendahan hati alumnus Gontor tahun 1988 ini, tetap saja melekat dalam keseharian sang ustadz.
Gontor Betul-Betul Ibuku
UBN saat pertama masuk Pondok Gontor pada tahun 1984, ia masih berkesempatan menyantri dengan almarhum Kyai Zarkasyi meski hanya satu tahun. Setelah itu posisi almarhum Kyai Zarkasyi kemudian digantikan oleh putranya KH Abdullah Syukri Zarkasyi.
Belajar dari dua periode kepemimpinan tersebut, menjadikan UBN semakin banyak mengenal nilai-nilai kepemimpinan hakiki. Menurut Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, Gontor sangat berperan besar dalam menanamkan karakter dan mental yang kuat pada dirinya.
“Disinilah saya merasakan betul bahwa Gontor benar-benar ‘ibuku’,” ujar Ketua Lembaga Tadabbur al-Qur’an Dunia di Indonesia ini kepada Majalah Gontor. Gontor telah memberikan santrinya nilai-nilai kehidupan dan beragam kunci kesuksesan hidup. Sehingga tinggal bagaimana kita mau memanfaatkannya.
Salah satu slogan Gontor yang menjadi motivasinya adalah Bondo Bahu Pikir Lek Perlu Sak Nyawane Pisan. Berbuatlah Maksimal untuk Islam.
“Jangan berikan yang sisa untuk Islam!” terang Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI). Artinya, jangan berikan sisa waktu, tenaga, ilmu, harta, dan lainnya untuk Islam.
“Dan sejak tahun 1990 silam, pada usia yang ke 23 tahun, saya mulai memantapkan diri untuk konsen berdakwah.,” pungkas Pemimpin Ar-Rahman Qur’anic Learning (AQL) Center dan Pemimpin Pesantren Ar-Rahman Qur’anic College (AQC) tersebut. [Edithya Miranti/DJ]