30
Tonton Selengkapnya
Popup Image
32 °c
Special capital Region of Jakarta
Wed
Thu
Wednesday, 21 May, 2025
Login
Langganan
gontornews.com
Cari Pondok Pesantren
  • Home
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
  • Berlangganan
  • MG Digital
  • Login
No Result
View All Result
gontornews.com
Langganan
Home Wawancara

Amanah Konstitusi dalam Pendidikan Masih Belum Terlaksana

drh KH Adian Husaini, MSi, PhD, Ketua Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam UIKA Bogor

Rusdiono Mukri by Rusdiono Mukri
14 October 2024
in Wawancara
0
Amanah Konstitusi dalam Pendidikan Masih Belum Terlaksana

Foto: Masjid Darussalam Kota Wisata

Sudah 79 tahun Indonesia merdeka, namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah, salah satunya masalah pendidikan. Padahal pendidikan menjadi kunci utama kemajuan bangsa.

Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 dengan jelas menyebutkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia. Namun kenyataan di lapangan, masih jauh dari harapan.

“Saat ini kita masih mengikuti sistem Barat. Kita mengikuti ranking universitas yang dijadikan kiblat. Tidak ada iman dan akhlak di sana,” ujar Ketua Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, drh KH Adian Husaini, MSi, PhD.

Berikut petikan wawancara Wartawan Majalah Gontor, Fathurroji NK dengan Adian Husaini yang juga menjabat ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) seputar masalah pendidikan di Indonesia.

BACA JUGA

Plus Minus Sistem Pendidikan Kita

Keajaiban Silaturahmi Menuju Etos Kerja Produktif

Polemik Gen Z: Antara Potensi dan Stigmatisasi

Ciptakan Reading Society Demi Visi Indonesia Emas 2045

Kisah Kepahlawanan Ulama dari Masa ke Masa

Bagaimana kondisi pendidikan kita setelah 79 tahun Indonesia merdeka?

Kalau merujuk pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (3), itu jelas sekali bunyinya: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang.

Dalam konteks itu, menurut saya pendidikan kita secara umum belum melaksanakan amanah Undang-Undang, belum melaksanakan amanah konstitusi. Kriteria itu jelas bahwa pendidikan itu meningkatkan iman, takwa dan akhlak mulia. Undang-Undang itu harus diimplementasikan ke tujuan pendidikan, kurikulum, sampai evaluasi pendidikan. Yang terakhir, ada penjabaran dalam konstitusi, yaitu pada dua Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dan Undang-Undang Pendidikan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012. Keduanya dijabarkan lagi dalam bentuk Permen Ristek Nomor 12 Tahun 2024, di level tujuan membentuk profil pelajar Pancasila. Ada enam ciri-ciri profil pelajar Pancasila yaitu: Iman dan takwa serta berakhlak mulia, bergotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis, mandiri, dan  kreatif. Nah itu semacam capaian pendidikan atau standar kompetensi lulusan. Ini harus diturunkan lagi dalam program pendidikan, nanti menyangkut bahan ajar, guru, tapi yang lebih penting lagi evaluasi.

Apakah dalam kenyataan, faktor keimanan, takwa dan akhlak mulia masih belum menjadi prioritas?

Tentang kelulusan jika tidak memenuhi syarat iman dan takwa harusnya tidak bisa lulus, ini perlu ditingkatkan lagi dalam mengukur capaian enam hal tadi. Sekarang begini, anak lulus SD kan sudah umur 12 tahun seharusnya iman dan takwa serta akhlak mulia tercermin dari shalatnya harus benar, ngajinya, akhlak dasar harus benar. Dan itu sudah diterapkan di Kota Prabumulih. Walikota di sana mewajibkan anak SD yang Muslim ngaji dan shalatnya harus benar, jika tidak benar kepala sekolah bisa dimutasi. Tapi itu belum menjadi kebijakan nasional, masih wilayah.

Jadi perlu ditingkakan lagi, iman dan takwa hal yang penting. Seperti masuk perguruan tinggi harusnya ada tes akhlak, jangan tes potensi akademik, matematika dan lain-lain. Karena untuk mahasiswa yang mendalami bidang ilmu yang strategis tapi akhlaknya tidak baik akan berbahaya, nanti jadi penjahat berilmu. Maka sebenarnya perlu ada perubahan strategi kebijakan pendidikan khususnya pada pendidikan karakter.

Bagaimana regulasi pendidikan di level konstitusi saat ini?

Pendidikan kita ini luas, mulai dari TK sampai perguruan tinggi, pendidikan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta. Pendidikan swasta lebih besar. Perguruan tinggi swasta ada 5000-an, pemerintah hanya 200-an. Pesantren ada 40 ribuan, 100 persen milik masyakarat, begitu juga madrasah.

Kalau kita bicara pendidikan nasional, pemerintah telah memberikan kebebasan kepada masyarakat, ada sistem formal dan nonformal. Secara umum, pendidikan sudah lebih lumayan di level konstitusi. Ada iman dan takwa serta akhlak mulia. Sebenarnya jika perangkat perundangan itu dilaksanakan dengan sungguh-sungguh maka hasilnya akan bagus. Pemerintah sudah menyadari sejak Menteri Pendidikan Profesor M Nuh, kita tertinggal dengan bangsa lain. Dulu tahun 1970-an kita punya standar sama dengan negara tetangga. Sekarang kita jauh tertinggal. Faktornya karena pendidikan karakter. Maka waktu itu buat proyek besar-besaran pendidikan karakter.

Bagaimana sebaiknya pendidikan karakter ini dijalankan?

Saya melihat pendidikan karakter ini berat jika pemerintah yang menangani. Sebaiknya pemerintah menjadi fasilitator saja, khususnya umat Islam, diserahkan kepada lembaga pendidikan Islam, ormas Islam. Misalnya yang sekolah negeri, yang Muslim biar diurus menggunakan konsep Islam sebagai pendidikan Islam. Sebab di konstitusi, istilah resmi bukan pendidikan karakter tapi pendidikan akhlak, dan ini dalam Islam ada metodenya. Dan ini berat jika pemerintah yang mengelola.

Pemerintah tidak akan berhasil dalam pendidikan karakter, serahkan saja kepada umat Islam. Umat Islam itu punya model yang lengkap, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi ada konsepnya. Pemerintah sebagai fasilitator saja, pelaksanaannya biar umat Islam yang menjalankan.

Saat ini pendidikan akhlak yang paling tepat di mana?

Pendidikan akhlak yang baik itu ya di pesantren. Setidaknya ada enam rukun menjadi pesantren ideal, ada keteladanan pimpinan dan guru, ada penanaman tafaquh fiddin, ada penanaman akhlak mulia, penanaman jiwa perjuangan, penanaman jiwa kemandirian, diberikan wawasan kontemporer. Keenam ini harus diwujudkan di pesantren.

Makanya Ki Hajar Dewantoro mengatakan bahwa model pendidikan ideal nasional itu pesantren. Karena di dalam pesantren ada proses interaksi intensif dan positif antara guru dan murid, itu yang penting dalam pendidikan. Pendidikan akhlak tidak bisa diganti dengan robot. Bahkan saya mengusulkan kampus-kampus itu jadi pesantren, seperti pesantren UI, pesantren UGM, dll. Rektornya harus rajin memberikan keteladanan sehingga jadi model manusia yang universal di kampus.

Bagaimana pendapat Anda terkait mahalnya pendidikan?

Pendidikan mahal di masyarakat, saya rasa kurang tepat. Mahal itu dibanding dengan mana, di Inggris lebih mahal. Masalahnya bukan mahal, karena pendidikan itu memerlukan perhitungan tinggi. Seluruh APBN itu untuk pendidikan saja tidak cukup, masalahnya sekarang itu tidak bisa bayar.

Ada SMP Islam yang masuknya 150 juta ada yang bisa bayar, bulanannya sampai 7 juta bisa bayar dan banyak lagi. Ada yang kedokteran tahun pertamanya bayar 600 juta dan banyak yang bisa. Problem kita tidak bisa bayar. Masalahnya bukan masalah biaya, kalau mencari ilmunya benar karena ikhlas bayar semakin tinggi pahalanya semakin besar. Jangan dibalik tidak mau bayar, malah pahalanya kurang. Itu infaq fi sabilillah.

Jadi bukan soal mahal, tapi tidak bisa bayar. Ada orang yang mampu bayar tapi pura-pura tidak mampu bayar. Dia beli macam-macam bisa tapi ketika bayar untuk pendidikan pura-pura miskin. Jadi sikap dan cara pandang terhadap pembiayaan pendidikan harus diluruskan. Tapi jika benar-benar tidak mampu ya pemerintah wajib membantu.

Pendidikan itu sebagai bentuk perjuangan, jika pendidikan disempitkan maknanya sebagai tempat training siswa untuk melahirkan tenaga kerja maka hanya akan menjadi buruh. Di Undang-Undang Ssistem Pendidikan Nasional tidak begitu, pelaksanaannya jadi sempit.

Apa masalah mendasar dari pendidikan kita?

Problem mendasar pendidikan kita yaitu definisi pendidikan itu sendiri. Beda dengan pengajaran yang transfer of knowledge, tapi kalau pendidikan menanamkan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia maka pemerintah harus jadi contoh. Mulai dari presiden, menteri, dosen, gurunya harus jujur. Bagaimana masih dalam tingkat rektor, dekan, kepala sekolah rebutan jabatan, itu problem. Kata pendidikan itu yang perlu didefinisikan secara tepat sesuai amanah konstitusi.

Definisi pendidikan itu jelas, membentuk manusia beriman, bertakwa dan akhlak mulia. Tidak ada yang lebih tinggi. Di konstitusi dan undang-undang semua memakai akhlak mulia. Itu sudah bagus tinggal pelaksanaannya. Siap tidak melaksanakan itu? Menjadi contoh, teladan. Jika komitmen menerapkan pendidikan sesuai konstitusi yaitu harus menanamkan iman, takwa dan akhlak. Mulai dari rumah tangga, kepala sekolah, rektor, menteri, sampai presiden. Semua harus mau jujur.

Apakah pendidikan kita masih mengacu ke Barat?

Pendidikan Barat hanya mendidik intelektual dan fisik saja, tidak mendidik iman dan akhlak. Maka ini melahirkan dua penyakit, individualime dan materialisme. Jika dua penyakit ini melanda masyarakat sangat berbahaya, tidak akan ada ketenangan. Ki Hajar Dewantoro mengkritisi itu, maka beliau mengajukan Taman Siswa dalam lima jenjang, yaitu Taman Indria (Taman Kanak-kanak), Taman Muda (Sekolah Dasar), Taman Dewasa (SMP), Taman Madya (SMA), dan Taman Guru (Sarjana Wiyata).

Pendidikan terbaik akan melahirkan guru-guru yang hebat. Makanya Pak Natsir mengatakan kemajuan bangsa ditentukan sekelompok guru yang ikhlas. Tahun 1960-an berlomba jadi guru, sekarang orang malas menjadi guru, senang dan bangga dengan program studi lain. Padahal guru itu mulia, men-service hati. Tazkiyatun nafs.

Saat ini kita masih mengikuti sistem Barat. Kita mengikuti ranking universitas, yang dijadikan kiblat. Tidak ada iman dan akhlak di sana. Meski dosen tidak shalat, berzina, tidak berzakat, tidak pengaruh terhadap ranking. Mahasiswanya yang ranking terbaik, shalat tidak? Kita tunduk dengan sistem, makanya ikut-ikutan dalam ranking. Akhirnya kita terbawa opini, jika kuliah di universitas A terbaik dan seterusnya.

Apa catatan Anda terkait pendidikan di saat Indonesia merayakan 79 tahun kemerdekaannya?

Menurut saya secara umum pendidikan ada kemajuan mulai dari perumusan konsep, sejalan dengan konsep pendidikan Islam. Saran saya, pemerintah tidak perlu terlalu berat mengatur pendidikan, menjadi polisi pendidikan. Rakyat itu sudah pintar. Permendikbud tahun 2024 saat ini sangat fleksibel tentang kurikulum. Satuan pendidikan boleh mengkreasi, fleksibel dan esensial untuk membentuk pembelajar sepanjang hayat. Jadi menjawab pendidikan sekarang tidak berhenti di knowledge tapi sampai ke wisdom. Wisdom ini diberikan kepada orang-orang yang tekun dan shalih, beriman, berakhlak. Kalau tidak, mereka akan kalah dengan robot. Masalah masyarakat kita yaitu hilangnya adab. []

Tags: AdabPendidikan Nasional
Share13Tweet8Send
Previous Post

SDIT Al Marjan Bekasi Gelar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bersama Pengusaha Alumni Gontor

Next Post

Ratusan Anggota Karang Taruna Kota Bogor Meriahkan Bulan Bhakti Ke-64

Rusdiono Mukri

Rusdiono Mukri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Lanjutkan Estafet Perjuangan, Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Membentuk Formasi Pimpinan Baru Periode 2025-2030

Lanjutkan Estafet Perjuangan, Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Membentuk Formasi Pimpinan Baru Periode 2025-2030

18 May 2025
INAIS Bogor Gelar Wisuda Sarjana dan Magister

INAIS Bogor Gelar Wisuda Sarjana dan Magister

17 May 2025
INAIS Bogor Targetkan Peningkatan Status Jadi Universitas Islam Sahid

INAIS Bogor Targetkan Peningkatan Status Jadi Universitas Islam Sahid

18 May 2025
Reuni Seperempat Abad Alumni Gontor Laviola 2000 di Darel Azhar Banten, Konsolidasi Santri Lintas Profesi untuk Khidmat Umat

Reuni Seperempat Abad Alumni Gontor Laviola 2000 di Darel Azhar Banten, Konsolidasi Santri Lintas Profesi untuk Khidmat Umat

11 May 2025
Ini dia Lirik Lagu Gontor ‘Takkan Terlupa’

Ini dia Lirik Lagu Gontor ‘Takkan Terlupa’

30 August 2021
Perkuat Branding Prodi, UNIDA Gontor Gelar Pelatihan Promosi dan Branding

Perkuat Branding Prodi, UNIDA Gontor Gelar Pelatihan Promosi dan Branding

0
Pesantren Mandiri Melalui Unit Usaha Bisnis

Pesantren Mandiri Melalui Unit Usaha Bisnis

0
Plus Minus Sistem Pendidikan Kita

Plus Minus Sistem Pendidikan Kita

0
Cara Muslim di AS Mendidik Non-Muslim

Cara Muslim di AS Mendidik Non-Muslim

0
Demi Stabilitas Pendidikan dan Pelajaran di KMI* (Bagian Pertama)

Demi Stabilitas Pendidikan dan Pelajaran di KMI* (Bagian Pertama)

0
Perkuat Branding Prodi, UNIDA Gontor Gelar Pelatihan Promosi dan Branding

Perkuat Branding Prodi, UNIDA Gontor Gelar Pelatihan Promosi dan Branding

21 May 2025
Pesantren Mandiri Melalui Unit Usaha Bisnis

Pesantren Mandiri Melalui Unit Usaha Bisnis

19 May 2025
Plus Minus Sistem Pendidikan Kita

Plus Minus Sistem Pendidikan Kita

19 May 2025
Cara Muslim di AS Mendidik Non-Muslim

Cara Muslim di AS Mendidik Non-Muslim

19 May 2025
Demi Stabilitas Pendidikan dan Pelajaran di KMI* (Bagian Pertama)

Demi Stabilitas Pendidikan dan Pelajaran di KMI* (Bagian Pertama)

19 May 2025
gontornews.com

Kantor :
Jalan Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Samping Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp : 021-29124801
Fax : 021-29124802
Layanan Pelanggan : 0819-1515-1456 (Khusus WA)
Email :
[email protected]
[email protected]
[email protected]

TENTANG KAMI

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah
  • Privacy Policy

INSTAGRAM

Ikuti Kami

  • Terima kasih untuk hari yang luar biasa...
Untuk narasumber yang menginspirasi,
dan peserta yang luar biasa semangatnya.Satu hari pelatihan,
banyak ilmu, tawa, dan semangat yang kami bawa pulang.Semoga ini bukan akhir,
tapi awal dari langkah-langkah besar kita selanjutnya.📚✨
Sampai jumpa di pelatihan berikutnya,
tetap semangat menulis dan berbagi kebaikan!#PelatihanJurnalistik #Gontornews #BelajarBersama #TerimaKasih #PelatihanBermanfaat #JurnalismePositif
  • Besok, Insya Allah Pelatihan Jurnalistik kita laksanakan.Terima kasih untuk semua yang sudah mendaftar dan memilih hadir.
Kami doakan semoga menjadi pengalaman belajar yang berkesan dan penuh manfaat.Bagi yang belum sempat mendaftar, kami sangat memahami.
Tapi jika hatimu masih ragu dan ternyata ingin ikut, kami masih membuka satu kesempatan terakhir.. hingga malam ini.📌 Link pendaftaran di bio
📍 Kamis, 15 Mei | Kantor Majalah Gontor, Cilandak – Jakarta SelatanMari belajar menulis dengan niat baik, agar kebaikannya terus mengalir 🍃
#PelatihanJurnalistik #Gontornews #BelajarMenulis #KebaikanLewatTulisan
  • Aku suka nulis... tapi tulisanku layak dibaca nggak ya?"Pertanyaan itu mungkin pernah mampir di pikiran kamu.
Dan mungkin kamu bingung harus mulai dari mana.Tenang. Kamu nggak sendiri.
Dan kabar baiknya: kamu nggak harus menebak-nebak sendirian.📣 Ada pelatihan jurnalistik bareng Rusdiono Mukri, jurnalis senior Majalah Gontor & eks Republika.
Beliau akan membimbing kamu dari dasar — supaya tulisanmu nggak cuma enak dibaca, tapi juga bernilai berita.📅 Kamis, 15 Mei 2025
📍 Cilandak, Jakarta Selatan
💸 Rp150.000 (sudah termasuk makan, sertifikat, dan majalah)Ini bukan pelatihan biasa.
Ini langkah awal kamu menuju dunia jurnalistik yang sesungguhnya.📝 Daftar sekarang lewat link di bio
atau langsung klik: www.formulir.gontornews.comKuota terbatas. Jangan tunggu siap, karena kamu bisa mulai dulu, baru jadi siap.
  • Rangkaian Kegiatan Peringatan 100 Tahun Gontor#majalahgontor
#gontornews
  • 📚 Sudahkah Anda miliki?
Perpustakaan Keluarga MuslimInilah saatnya Anda memiliki perpustakaan pribadi di rumah Anda...
Buku-buku Islam rujukan Keluarga Muslim yang terdiri dari:Tafsir Ibnu Katsir (10 jilid)
Fathul Bari Syarah Shahih Al Bukhari (56 jilid)Harga:
💸 Rp 8.160.000
💰 Anda hemat Rp 2.040.000💬 Kutipan inspiratif:
“Buku merupakan sumber harta yang tak ternilai harganya.
Buku adalah jendela ilmu pengetahuan.
Uang bisa habis, harta bisa lenyap,
tapi ilmu pengetahuan tidak bisa dicuri.”📦 Berat: 97 kg
🚚 FREE ONGKIR Se-Jabodetabek
🎁 BONUS RAK BUKU (Persedian terbatas)📞 Pemesanan Hubungi kami:
📱 0812-3416-0133#majalahgontor
#gontornews
@pustakaimamasysyafii
  • Panduan Pendaftaran Online Calon Pelajar Kulliyyatul Mu
  • "Kritik bisa jadi cahaya atau bisa jadi api. Tergantung bagaimana niat dan caramu  menyampaikannya."#KritikBermakna #AdabKritik #DaiDanKritik #GontorQuotes #IslamicWisdom #HikmahHarian #gontornews #majalahgontor
  • Kita menuntut ilmu untuk jadi orang yang baik,
bukan orang yang bisa menjawab pertanyaan ujian.
Ujian untuk belajar, bukan belajar untuk ujian.
Jangan salah kaprah. (KH. Hasan Abdullah Sahal)
  • Sebaik-baik orang adalah orang yang baik kepada keluarganya#majalahgontor
#gontornews

© 2023 gontornews.com. All Rights Reserved

Banner Ad
▲
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
  • Home
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Virtual Tour Pesantren
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
  • Berlangganan
  • MG Digital
  • Login
No Result
View All Result