Â
Maryland, Gontornews – Bagi anda yang memiliki masalah seputar bau kaki atau hal-hal yang tidak menyenangkan di sekitar kaki, anda perlu mengetahui penelitian yang dilakukan oleh Heidi Kong dari The National Cancer Institute dan Julie Segre dari the National Human Genome Research Institute.
Â
Kedua peneliti tersebut, sebagaimana dilansir BBC health, menjabarkan beberapa titik di tubuh manusia dimana bakteri kulit dapat hidup dengan nyaman. Titik-titik pada tubuh tersebut berada di wilayah kulit berminyak seperti punggung, telinga dan sidik jari. Tempat yang disebutkan di akhir, bahkan, merupakan tempat dimana mikroba dapat hidup stabil sepanjang hari.
Â
Meski demikian, bakteri juga dapat hidup stabil di tempat-tempat kering seperti kaki. Kaki merupakan daerah dimana mikroba berkembang biak. Hal ini disebabkan, utamanya, karena faktor seseorang dalam menjaga kebersihan pribadinya.
Â
Kulit manusia menjadi rumah bagi berbagai macam bakteri, jamur dan virus penyakit. Meski, sebagian besar bakteri memang ada yang tidak berbahaya dan menguntungkan bagi kulit manusia, tetapi ada juga beberapa bakteri yang dianggap sebagai penyebab penyakti seperti jerawat, psoriasis hingga eksim.
Â
Penelitian tentang bagaimana sejumlah hewan mikroba, seperti bakteri, hidup di seluruh tubuh membantu menjelaskan alasan mengapa eksim selalu muncul di daerah-daerah lembab seperti lengkukan lengan serta psoriaris yang sering ditemukan di daerah kering seperti siku.
Â
Meski demikian, belum jelas bagaimana kumpulan bakteri, virus dan jemur dapat muncul di kulit yang berbeda dari waktu ke waktu dan bagaimana interaksi makhluk mikroba pada kulit berpengaruh terhadap kesehatan seseorang.
Â
Penelitian yang terpublikasi pada jurnal Cell ini telah mengambil sampel dari kulit yang sehat 3 kali dalam sebulan selama 2 tahun di 17 area tubuh yang berbeda.
Â
Hasilnya, kesehatan individu seseorang dalam menjaga kebersihan kulit tetap menyebabkan munculnya bakteri meski telah menggunakan pakaian, mencuci pakaian, berinteraksi dengan orang lain dan dunia luar.
Â
Mereka menambahkan, stabilitas bakteri pada kulit bervariasi tergantung bagaimana kondisi kulit seseorang berubah dan bagaimana bakteri tersebut dapat hidup di wilayah tersebut.
Â
Di masa mendatang, penelitian akan dilanjutkan dengan meneliti pasien eksim dan penyakit kulit lainnya serta melihat bagaimana sejumlah mikroba berkolaborasi menjadi sebuah penyakit.
Â
“Penelitian di masa mendatang, dengan menggunakan ilmu tentang stabilitas mikroba kulit bagi kesehatan (akan dilakukan) untuk mengetahui bagaimana mikroba kulit berubah menjadi sebuah penyakit,†jelas Dr Segre.
Â
“Penelitian tentang jerawat, misalnya, dapat digunakan untuk menyelidiki kehidupan bakteri sejak merekah hingga jerawat tersebut dewasa dan pecah serta pengaruh obat-obatan seperti antibiotik (dalam mengubah kondisi bakteri tersebut),†pungkas Dr Segre. [Mohamad Deny Irawan/DJ]