Jakarta, Gontornews — Pemerintah Indonesia terus berupaya membebaskan 10 warga negaranya (WNI) yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf di wilayah Filipina. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengemukakan, pihaknya melakukan kontak dengan petugas yang ada di lapangan untuk mengetahui perkembangan situasi di lapangan.
“Sejauh ini belum ada perkembangan signifikan yang dapat disampaikan,” kata Retno menjawab pertanyaan wartawan di Istana Merdeka, Selasa (2/8) petang.
Sebelumnya, Menlu telah melakukan pertemuan dengan keluarga sandera bersama dua anggota Komisi I DPR RI. Menlu juga menyebutkan, komunikasi juga terus dilakukan dengan pihak keluarga.
“Kita memahami kekhawatiran yang ada di pihak keluarga. Dan kita minta terus dukungan dari keluarga, agar apa yang dilakukan oleh pemerintah dapat membuahkan hasil,” ujar Retno.
Menurut Menlu, faktor keselamatan merupakan prioritas dalam upaya pembebasan 10 sandera. Ia bisa memahami kerisauan pihak keluarga ke-10 WNI yang sedang disandera. Namun Menlu menegaskan, pemerintah memberikan komitmen yang tinggi dalam upaya pembebasan tersebut.
Terkait uang tebusan, Menlu menegaskan bahwa kebijakan Pemerintah Indonesia adalah “no ransome policy”. Menurutnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte sejak awal juga telah menyatakan komitmen yang tinggi untuk membebaskan sandera.
“Komitmen ini juga disampaikan pada saat Presiden Jokowi melakukan pembicaraan per telepon dengan Presiden Filipina,” jelas Retno.
Dirinya juga akan melakukan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan untuk mengetahui hasil dari pertemuan bilateral, antara Menteri Pertahanan Indonesia, Malaysia dan Filipina di Bali. Pertemuan antara Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu dengan Menteri Pertahanan Malaysia Dato’ Seri Hishammuddin Tun Hussein dan Menteri Pertahanan Filipina Delfin N Lorenzana dilakukan dalam forum The 3rd Trilateral Defence Ministers Meeting, 1-2 Agustus 2016, di Nusa Dua, Bali. Pertemuan ini antara lain membahas langkah-langkah pengamanan wilayah maritim di Laut Sulu.
Kelompk Abu Sayyaf telah menyandera sepuluh WNI, di antaranya tujuh ABK tugboat Charles 001 sejak 20 Juni lalu. Sedangkan tiga WNI lainnya adalah ABK pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim, yang disandera sejak 9 Juli silam. [Ahmad Muhajir/Rus]