Siapa yang tidak tahu seblak? Hampir semua orang mengetahui apa itu seblak dan bagaimana rasanya. Terlebih bagi masyarakat perkotaan, pasti mengetahui dan mengenal makanan khas Bandung yang satu ini.
Namun, apa jadinya jika seblak si raja pedas itu diolah dengan cara di goring? Sebab, selama ini seblak merupakan makanan basah karena proses pengolahannya ditumis.
Adalah Asmuni (56), warga Semper Timur, Cilincing, Jakarta, yang dengan inovasi meracik bumbu berhasil menciptakan rasa baru dari seblak, yaitu seblak goreng. Tidak hanya orang di sekitar kediamannya yang menyukai seblak gorengnya. Produk inovasi Mbak As –sapaan akrab Asmuni– ini sudah sampai ke wilayah tetangga, Bekasi.
Berawal dari mencoba masakan seblak yang dijual di sekitar rumahnya, tahun lalu, Asmuni akhirnya mencoba membuat seblak yang lain. “Awalnya masak seblak biasa dengan racikan sendiri, terus mencoba digoreng, ternyata banyak yang suka,” jelasnya kepada Gontornews.com.
Bermodal uang Rp 500 ribu, Asmuni membeli segala persiapan untuk menjual seblak goreng, mulai dari peralatan masak hingga bahan-bahan baku membuat seblak. Seperti sosis, kwetiau, bakso ikan dan bakso sapi, otak-otak, ceker ayam, telur dan tidak lupa krupuk sebagai bahan baku pembuatan seblak.
Karena keahliannya meracik bumbu seblak goreng, setiap harinya ia mendapatkan omset hingga Rp 800 ribu, “Itu kalau ramai, kalau lagi sepi paling Rp 250 ribu,” ungkapnya.
Untuk satu porsi seblak goreng, dengan komposisi komplit, ia jual dengan harga Rp 15 ribu. Namun katanya, tidak jarang pelanggan yang membeli dengan harga Rp 20 ribu dengan ditambah ceker atau komposisi lainnya.
Di usianya yang tidak lagi muda, Asmuni kerap menutup dagangan seblaknya. Sebab, menurutnya, berjualan seblak membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Belum lagi ketika sakit menyerang tubuhnya, seblak gorengnya terpaksa ia tinggalkan.
“Orang banyak yang komplain, kecewa, kok tutup terus sih? Abis mau bagaimana lagi?” kata Asmuni.
Namun demikian, ia tidak langsung kehilangan para penggemar seblak gorengnya. Para penggemarnya terus membeli seblak goreng setiap kali ia mulai berjualan.
Sebab selain rasa yang berbeda dengan seblak pada umumnya, penjual seblak goreng saat ini masih sangat jarang ditemukan. Dengan rasa pedas namun tidak menghilangkan ciri khas rasa seblak itu.
Nasi uduk
Selain menjual seblak, Asmuni juga menjual nasi uduk di pagi hari, dengan berbagai macam lauk pauk, seperti jengkol semur, telur balado, hingga macam-macam ikan.
Asmuni telah memulai berjualan nasi uduk sejak puluhan tahun lalu. Sehingga tidak sedikit orang yang mengenal nasi uduk yang dijualnya. Posisi rumah yang berada tepat di depan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Semper Timur juga menjadi keuntungan tersendiri bagi Asmuni.
Tidak kalah dengan rasa seblak goreng, nasi uduk, terlebih nasi uduk kuning buatannya juga enak. Bahkan, sudah beberapa kali ia mendapat tawaran kerjasama dengan perusahan catering.
“Mereka minta sampai 1000 porsi, saya tidak bias memenuhi, tenaganya sudah tidak seperti dulu,” ungkapnya. [Devi Lusianawati]