Jakarta, Gontornews – Pneumonia atau penyakit radang paru-paru pada balita merupakan salah satu penyakit mematikan. Untuk itu, para orang tua harus bisa mengetahui penyebab terjadinya Pneumonia tersebut.
Dikutip laman Antara, dokter spesialis anak, dr Achmad Rafli SPA menjelaskan, Pneumonia disebabkan oleh bakteri dan jamur. Selain karena faktor lingkungan dan tempat tinggal yang padat, penyakit yang disebut penyakit multifaktorial itu juga dapat terjadi akibat asap rokok.
Menurut Achmad, asap racun yang dihasilkan dari rokok kerap menimbulkan berbagai macam penyakit, termasuk juga bagi seseorang yang menghirupnya, seperti batuk maupun pilek.
“Asap rokok yang melekat pada pakaian dan badan dapat memicu timbulnya penyakit pneumonia pada balita,” jelasnya.
Jadi menurutnya, hal yang lebih membahayakan dari rokok bukan saja asap yang dikeluarkan namun asap yang menempel di pakaian ataupun tempat lainnya, yang kemungkinan terhirup oleh anak-anak atau balita.
“Asap rokok yang menempel di tubuh perokok itu yang sangat berbahaya,” lanjutnya.
Praktisi kesehatan ini juga mengatakan, edukasi mengenai Pneumonia sangat penting dilakukan, khususnya bagi orang tua yang masih memiliki balita.
Pneumonia pada balita dan dewasa berbeda. Pada balita, lanjut Achmad, konsepnya infeksi pada saluran nafas atas atau bawah yang akan berhubungan antara jalur alveoli dan bronceolus.
“Pneumonia juga dapat disebabkan oleh gizi buruk dan penyakit jantung bawaan pada orang tuanya,” lanjutnya.
Gejala Pneumonia yang paling mudah ditemui pada balita yang terkena Pneumonia ringan, adalah sesak nafas atau gangguan dalam pengambilan oksigen dari paru-paru hingga demam.
Jika orang tua menemukan tanda-tanda tersebut pada balita mereka, segera longgarkan pakaian anak agar dapat bernafas lega. “Jangan berikan obat-obatan yang diminum melalui mulut, karena dapat menyebabkan balita tersedak,” jelasnya.
Selain sesak nafas, ciri lainnya hilangnya nafsu makan hingga menimbulkan rasa lemas. Untuk itu segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk diberikan bantuan berupa oksigen.
“Dan nanti biar dokter yang memeriksa apakah terkena Pnuemonia atau tidak,” katanya.[Devi Lusianawati]