Fondasi keuangan negara ada yang dipilari oleh sukuk sebagai manisfestasi dari Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara. Sistem keuangan negara Republik Indonesia sudah mempunyai keuangan publik Islam dengan tingginya kebutuhan sukuk untuk membiayai infrastruktur di seluruh wilayah Nusantara.
Dr Roikhan dalam disertasinya menyebutkan bahwa sumber data penelitian ini adalah data-data statistik, ekonomi makro, moneter, dan pasar modal konvensional juga syariah di Indonesia dan Malaysia sejak tahun 2002 sampai 2006.
Time series data tersebut dianalisis dengan pendekatan Non-Linier Thinking. “Yaitu metodologi berpikir sistem secara komprehensif yang dinamis, secara multi disiplin ilmu yang sangat sesuai dengan pola Islam,” terang Wakil Sekjen IAEI (Association Of Indonesian Islamic Economist) Pusat tersebut.
Untuk komputasi, studi ini diolah dengan metodologi System Dynamics menggunakan software Powersim yang merupakan persamaan dari pendekatan Kaffah Thinking dari Quran Surat Al-Baqarah [2]:208 dalam Teori Hahslm yang mengacu pada Quran Surat Al-Hijr [15]:87.
Dari fenomena yang terjadi, tepatnya pada akhir tahun 2016, Presiden RI menyambut peringatan Sewindu Sukuk Negara yang diperingati di Istana Negara. Kehadiran orang nomor satu di Indonesia tersebut, memberi urgensi tertinggi bahwa kebutuhan sukuk negara sekarang dan ke depan menjadi prioritas bagi keuangan negara yang syariah.
Sukuk negara terbitan Republik Indonesia menjadi sukuk terbaik dan terbesar di dunia dalam jumlah denominasi dolar. Kejayaan sukuk ini, berbarengan dengan kebutuhan pembiayaan bagi pembangunan infrastruktur yang dicanangkan oleh kabinet kerja pemerintah saat ini.
Gema euforia keuangan syariah di Indonesia sangat terasa dengan pecahnya telur market share perbankan syariah yang akhirnya bisa melewati trap 5% dengan peningkatan market share dari konversi Bank Aceh menjadi full-pledge syariah yang membuat nilainya menjadi 5.1%.
Hal tersebut sejalan dengan perkembangan ekonomi dan keuangan konvensional ini dalam mencari model ekonomi yang lebih komprehensif dan holistik. Sistem keuangan Islam dinilai mampu memberikan kontribusi dalam memperbaiki sistem dunia dengan pendekatan menyeluruh yaitu dengan konsep Islam Kâffah.
Penelitian ini mampu mengindikasikan prospek Sukuk Indonesia sampai tahun 2025. Hal ini ditunjukkan bahwa untuk mengantisipasi perubahan suku bunga diperlukan manajemen skenario dengan analisis sensitivitas tingkat Suku Bunga dalam range 5%-17% dan market share Sukuk terhadap Obligasi Konvensional sebesar 1%-11%.
Pria kelahiran Solo, 25 Juni 1970 ini menyimpulkan nilai Sukuk Indonesia mampu mencapai Rp 2.726 (dua ribu tujuh ratus dua puluh enam) Triliun di tahun 2025 di atas nilai Sukuk Malaysia yang hanya Rp 1.944 (seribu sembilan ratus empat puluh empat) Triliun. Akan tetapi dengan rekomendasi diterapkannya kebijakan intervensi berupa insentif pajak dan penerbitan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara).
Keuangan negara yang syariah merupakan komponen dari sistem keuangan berbasis syariah dari proses yang saling berinteraksi yang dirancang berdasarkan konsep yang dikembangkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Studi ini menggunakan pendekatan System Thinking yang dilakukan dalam kaitan system keuangan dan tidak terlepas sendiri. Karena biar bagaimanapun juga semuanya selalu berada dalam satu sistem tertentu.
Pendekatan berpikir sistem dilandasi oleh unsur-unsur lingkungan yang berhubungan dengan obyek sebagai satu kesatuan, bagian integral, tidak terpisahkan, dan saling mempengaruhi.
Dengan berpikir sistem, maka paradigma yang muncul adalah penyelesaian komprehensif (think global, act local). Berpikir sistemik, komprehensif, atau holistik adalah hubungan ketergantungan/independen antar unsur (obyek dan lingkungan) yang bersifat dinamis, non linier, dalam keadaan far from equilibrium, asymmetric information.
Menurut Roikhan pendekatan menyeluruh ini sangat sesuai dengan nilai Islam berupa Kaffah Thinking dengan metodologi Hahslm atau konsep Sinlammim . Variabel utama dari teori ini adalah manusia, Allah, dan ibadah atau sin, lam, mim.
Dengan deskripsi dari rumus H=AhSLM terdiri dari singkatan huda, alif, hanif, sin, lillah, dan masjid. Kemudian digabungkan dalam kalimat baku menjadi Petunjuk Jalan Lurus Manusia ke Allah SWT dengan Ibadah.
Implementasi metodologi Hahslm ini menambah variabel baru dari hanya x ke y menjadi x ke y ke z, atau berupa penambahan variabel ibadah. Jika di Barat ditemukan berpikir non liner dari sumber ke hasil kembali lagi ke sumber, maka di Islam memiliki dimensi ketiga yaitu dari sumber ke hasil ke ibadah kemudian ke sumber.
“Jadi secara umum, perbedaan antara pendekatan Barat dan pendekatan Islam hanyalah dibedakan menjadi tidak ada nilai ibadah untuk versi barat, sedangkan Islam memiliki nilai ibadah,” sambung doktor jebolan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta ini.
Berdasarkan hasil uji simulasi yang berupa grafik simulasi dan tabel indikator ekonomi makro untuk skenario yang dirancang, maka dapat diketahui bahwa skenario dengan adanya pengurangan pajak dan penerbitan SBSN memberikan hasil yang lebih sesuai dengan yang diharapkan.
Pada skenario ini terlihat bahwa laju Sukuk paling optimal dengan adanya insentif berupa pajak dan benchmark SBSN. Dalam pelaksanaannya untuk menjalankan skenario ini pemerintah dituntut untuk mengoptimalkan kebijakan pajak tersebut dan penerbitan SBSN secara berkala.
Penelitian ini membuktikan bahwa nilai Sukuk Indonesia di tahun 2025 berada di atas nilai Sukuk Malaysia. Walaupun di tahun 2002-2006 sebagai awal perkembangan Sukuk Indonesia ternyata market capitalizationnya masih berada jauh di bawah Sukuk Malaysia.
Analisis kebijakan Sukuk Indonesia dipengaruhi oleh sensitivitas terhadap suku bunga dan market share. Sedangkan prospek Sukuk Indonesia diperoleh dari intervensi struktural melalui insentif pajak dan penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Bukti-bukti yang mendukung kesimpulan antara lain, nilai Obligasi Konvensional Indonesia meningkat tajam setelah diterbitkannya obligasi pemerintah yaitu Surat Utang Negara (SUN) yang juga berfungsi sebagai benchmark bagi obligasi korporat.
Hal ini berarti, lanjut penulis buku Sinlammim: The God Code ini, bahwa dengan adanya emisi SBSN sebagai obligasi pemerintah yang syariah, maka akan meningkatkan secara tajam nilai Obligasi Syariah Korporat di tahun-tahun berikutnya. Indeks Sukuk Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan Sukuk Malaysia (Bloomberg).
Untuk kurun waktu tahun 2002-2006 dalam perhitungannya Sukuk Indonesia mampu menampilkan indeks lebih baik dibandingkan dengan Sukuk Malaysia. Hal ini akan ikut mempengaruhi minat investor untuk menempatkan dana di masa yang akan datang dalam instrumen Sukuk Indonesia.
Perkembangan Sukuk Indonesia sampai tahun 2025 dipengaruhi oleh variable ekonomi makro sehingga diperlukan skenario sensitivitas terhadap suku bunga dan market share untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi.
“Dengan demikian, nilai kapitalisasi pasar Sukuk Indonesia mampu mencapai Rp 2.726 Triliun di tahun 2025 di atas nilai Sukuk Malaysia yang hanya meraih Rp 1.944 Triliun dengan adanya kebijakan intervensi pajak dan SBSN,” pungkasnya. [Edithya Miranti]