Rasulullah Shalallahu ‘Alaihiwassalam adalah contoh manusia paling produktif, yang sejak kecil telah dijaga dan memberikan banyak manfaat untuk sekitarnya. Demikian juga dengan para sahabat yang mengikuti Rasulullah dan ulama-ulama sesudahnya.
Itulah hikmah yang sesungguhnya di balik penciptaan manusia sebagai makhluk terbaik yang diciptakan Allah ‘Azza wa Jalla, sesuai firman-Nya yang artinya, “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka’.” (QS. Ali Imran: 191)
Allah menciptakan fisik manusia sebaik-baiknya penciptaan, dengan tujuan agar manusia bisa menjadi produktif sebagai khalifah di bumi sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Baqarah ayat 30 yang artinya, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Sebagai rasa syukur atas penciptaan-Nya, menjadi Muslim produktif menjadi kewajiban. Sebab dengan menjadi produktif, pelaksanaan tugas manusia sebagai khalifah akan mudah terlaksana.
Namun produktif seorang Muslim bukan hanya soal materi semata, misalnya produktif dalam mengumpulkan harta lantaran keinginan menjadi kaya raya. Bukan seperti itu produktifnya seorang Muslim.
Produktif seorang Muslim yaitu produktif yang menghasilkan kemaslahatan dan kebermanfaatan baik di dunia maupun akhirat. Misalnya produktif dalam berdakwah yang mengajak orang lain pada kebaikan dan produktif dalam menjalankan ibadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Imam Asy-Syafi’i juga satu di antara Muslim produktif yang karyanya banyak dijadikan rujukan manusia saat ini dalam berdakwah dan beribadah. Demikian dengan ulama-ulama lainnya yang telah menghasilkan banyak karya yang digunakan hingga sekarang.
Untuk menjadi Muslim yang produktif tentunya ada cara dan kiat, sehingga produktivitas kita sebagai manusia berjalan berkesinambungan dan memberikan banyak manfaat bagi banyak orang.
Di antara kiat untuk menjadi Muslim produktif yang pertama yaitu harus menjadi yang terbaik, memilih segala sesuatunya yang terbaik, mulai dari memilih pekerjaan, waktu, lingkungan hingga pertemanan harus yang terbaik.
Demikian juga dengan berucap. Saat berucap, seorang Muslim harus mengeluarkan ucapan-ucapan yang terbaik, bahkan saat bersenda gurau juga harus dengan kalimat yang terbaik, jangan sampai ucapan kita justru membuat orang lain terluka.
Kiat yang kedua dengan menguatkan profesionalitas dalam berbagai hal, termasuk dalam bekerja dan beribadah. Profesional dalam bekerja akan membawa seseorang pada kedisiplinan dan kedisiplinan itulah yang akan memudahkannya untuk meningkatkan produktivitas khususnya dalam mencari keridhaan Illahi.
Sebagaimana diungkapkan oleh ulama tabi’in, Hasan Al-Basri, “Juallah duniamu untuk akhiratmu, niscaya kamu beruntung di keduanya. Dan janganlah kamu jual akhiratmu untuk duniamu, karena kamu akan merugi di keduanya.”
“Dunia itu hanya tiga hari saja: 1) Hari kemarin, sudah pergi dengan segala isinya (tanpa bisa diulang kembali). 2) Hari esok, yang mungkin saja engkau tidak bisa menjumpainya (lantaran ajal menjemputmu). 3) Hari ini, itulah yang menjadi milikmu, maka isilah dengan amalan.”
Semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa memudahkan langkah kita dalam mengerjakan kebaikan, menebarkan kebermanfaatan dan mengarahkan setiap langkah pada hal-hal yang baik saja. Wa Allahu a’lam bis Shawab.[]