Alphard, apa lagi? Mobil-mobil yang enak itu karena suspensinya enak dan lembut, pernya itu lembut sekali, kalau kena batu tidak akan bergoyang dengan kuat. Unta juga begitu, punya suspensi di kaki. Kalau melompat dia bisa ngeper sehingga orang yang di atasnya tidak terlalu terguncang. Bagaimana bisa seperti itu? Kalau kita sudah melihat semuanya. Melihat unta, laut, gunung, ikan. Apa saja yang kita lihat kemudian kita hubungkan dengan pencipta alam, bagaimana menciptakan seperti itu?
Kita takjub kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Kita juga takjub dengan penciptaan diri kita ini. Bagaimana kita diciptakan seperti ini, tidak masuk akal dan banyak yang tidak masuk akal pada diri kita sendiri. Sekarang kalau kita tanya, mengapa jari-jari itu ada 5? Tidak ada yang bisa menjawab sampai sekarang. Mengapa kok 5? Mengapa yang 5 itu berbeda besar kecilnya? Yang terbesar itu namanya ibu jari, yang kecil namanya kelingking. Mengapa harus ada yang besar dan kecil? Tak ada yang bisa menjawab. Ada yang mengatakan supaya kalau mengambil sesuatu bisa mudah. Kalau itu logikanya, jari-jarinya sepuluh kan lebih mudah. Tapi apakah seperti itu logikanya? Tidak! Karena ini semua kekuasaan Allah SWT.
Rambut tumbuh di atas kepala, mengapa? Dulu ketika di SD ada yang menerangkan, itu karena badannya kena matahari. Tapi kalau di ketiak, tidak kena matahari, juga ada rambutnya, ini apa sebabnya? Tidak ada yang bisa menjawab, dan tidak akan terjawab. Ini alis, mengapa kok segini-gini saja? Mengapa kok tidak panjang-panjang? Rambut yang di atas ini dipotong, tumbuh lagi, tumbuh lagi. Lah ini (alis) tidak dipotong, kok tidak panjang-panjang? Ini kekuasaan Allah SWT.
و في أنفسكم أ فلا تبصرون
Mengapa harus ada telinga yang seperti ini? Karena adanya parabola, suara-suara baru langsung terdengar. Apa kalau tidak ada (daun) telinganya, tidak bisa mendengar? Bisa! Ayam tidak punya (daun) telinga tapi bisa mendengar. Jadi buat apa daun telinga ini? Allahu Akbar. Untuk indahnya. Untuk indahnya saat dipandang itu saat ini, kalau sejak dulu tidak ada, ya indah saja. Tapi sekarang kalau tidak ada, tidak indah.
Tapi sejak awal Allah ciptakan sesuatu, tidak ada yang tidak indah. Semuanya indah. Coba lihat apa yang disebut dengan ikan hias! Ikan hias itu bentuknya sangat beragam. Ada yang panjang siripnya, ada yang besar matanya, ada yang giginya seperti raksasa. Kita lihat apakah itu jelek? Tidak, semuanya indah. Itulah keindahan Allah. Kita kembalikan semuanya kepada Allah SWT, mengapa seperti itu? Tidak usah bertanya mengapa, kita kembalikan saja semuanya kepada Allah SWT. Kita menganalisis bisa, tapi analisis kita tidak akan sampai ke tujuan yang sebenarnya.
Maka dalam al-Qur’an, kita semuanya harus banyak meneliti, banyak melihat, banyak menganalisais sehingga lahir ilmu pengetahuan yang banyak. Kalau tadi disebutkan “alladzi ‘allama bil qalam”, yang mengajar dengan pena, tapi apakah dengan pena itu saja? Tidak, sekarang dengan bulpen bukan pena, spidol bukan pena. Bukan itu saja, sekarang menggunakan komputer, pakai laptop, itu juga termasuk pena. Jadi pena bukan berarti hanya satu itu saja, tapi pena itu sesuai dengan perkembangan zaman.
Anak-anakku sekalian, dalam memperingati Nuzulul Qur’an ini, kita kembali kepada ajaran kita, bukan hanya menulis dan membaca kemudian dihafal, tapi lebih daripada itu, mengerti dan mengamalkan. Sehingga kalau kita mengamalkan Qur’an itu, kita akan memiliki al-Akhlaq al-Karimah.
شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس و بينات من الهدى و الفرقان
Apa artinya? Petunjuk… al-Qur’an itu petunjuk bagi umat Islam. Bukan umat Islam saja, tapi untuk kemajuan dan perkembangan seluruh umat manusia. Hudan linnas wa bayyinatin minal huda wal furqan. Furqan itu artinya pembeda, pembeda dari yang baik dengan yang buruk, yang jelek dan yang baik, antara salah dan benar. Maka standar kita dalam menentukan mana yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, dengan al-Qur’an. Kalau kata Qur’an baik maka baik, kalau salah ya salah.
Contohnya, kita dilarang makan babi, dilarang makan darah, ini semua ukurannya al-Qur’an. Mengapa babi diharamkan? Tidak ada alasan mengapa babi diharamkan. Diharamkannya babi bukan karena penyakit cacing pita, tidak! Bukan karena makanan babi seperti manusia, tidak! Kalau dikatakan karena cacing pita, maka ada pendapat yang mengatakan kalau cacing pitanya dihilangkan, berarti babi akan menjadi halal. Apakah begitu? Tidak! Agama itu tidak bisa diakal-akali. [] Bersambung
*Disampaikan pada malam peringatan Nuzulul Qur’an 1444 H