New Delhi, Gontorews – Penderita HIV AIDS di India pada tahun 2016 turun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini, tentunya menjadi kabar gembira karena menurut laporan UNAIDS, Senin (21/11), 89.000 dari 2,1 juta masyarakat dunia yang baru terjangkit virus HIV AIDS pada tahun 2015.
UNAIDS menyebut India berhasil menunjukkan 66% penurunan infeksi baru sejak tahun 2000. Laporan yang dirilis oleh UNAIDS ini disajikan sebagai bagian dari peringatan hari AIDS sedunia pada tanggal 1 Desember 2016 mendatang.
Secara global, ada sekitar 36.700.000 orang di dunia yang hidup dengan virus mematikan tersebut dengan 1,1 juta penderitanya mengalami kematian sepanjang 2015 silam.
UNAIDS memperkirakan bahwa rilis jumlah 2,1 juta orang pengidap HIV AIDS di India pada tahun 2015 tidak bertambah. Laporan ini didukung oleh sediktinya orang yang terinfeksi dan mati karena AIDS setelah mendapatkan terapi antiretroviral (ART) untuk mengurangi dampak virus yang menyerang sistem kekebalan manusia tersebut.
Sebagaimana dilansir Hindustan Times,ART membantu penderita HIV AIDS hidup lebih lama dan menurunkan dampak penularannya. Organisasi Nasional Pengendalian AIDS telah melacak beberapa titik infeksi di seluruh India.
Sejak program ART dilaksanakan pada April 2014 yang lalu, ada sekitar 847.219 penderita HIV AIDS yang melakukan terapi ART. Dengan program ini, pemerintah India menyatakan penghematan pengeluaran hingga 4,5 lakh dalam upaya penanggulangan HIV AIDS.
“Sementara India melakukan pencegahan infeksi secara siginifikan, (mereka) juga memperluas area pengobatan bagi mereka yang membutuhkan, stigma terkait HIV juga terus mempengaruhi kehidupan orang-orang yang terinfeksi dan terkena virus,” ungkap Prasada Rao, utusan khusus Sekretaris Jendral PBB untuk AIDS,
Prasada Rao juga menyebut bahwa penderita berasal dari kalangan pengguna narkoba suntik, seks bebas dan transgender. Namun karena status ilegal di mata pemerintah, penanganan kasus HIV AIDS di India menjadi terhambat.
“Kemajuan dalam reformasi hukum terkait pelegalan mereka mengalami sangat sedikit kemajuan sehingga belum ada jaminan akses dari pemerintah untuk mencegah dan pengobatan (HIV AIDS) di India,” tambahnya.
Michel Sidibe, Direktur Eksekutif UNAIDS bahkan memperingatkan resiko resistensi obat untuk mengurangi biaya perawatan pasien AIDS.
“Ancaman-ancaman baru akan muncul jika kita tidak bertindak dengan melakukan perlawanan. Kita telah melihat ini, kita tidak haru smembuat kesalahan yang sama,” pungkasnya. [Mohamad Deny Irawan]