Yogyakarta, Gontornews – Hasil riset peneliti UGM berhasil menemukan cara mengendalikan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Sleman dan Bantul. Inovasi itu disebut Eliminate Dengue Project (EDP-Yogya), karya Fakultas Kedokteran UGM.
Dengan dukungan pendanaan dari Yayasan Tahija, para peneliti menggunakan bakteri alami bernama Wolbachia yang terbukti mampu menekan perkembangan virus DBD di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti. “Teknologi nyamuk ber-Wolbachia ini merupakan teknologi dan terobosan yang luar biasa dalam dunia kesehatan. Hal ini selaras dengan harapan kita bahwa peran riset dan pengembangan sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan persoalan kesehatan di masyarakat. Apresiasi untuk UGM yang telah memberikan perhatian dan contoh postif untuk mengurangi DBD,†jelas Menristekdikti kepada wartawan di sela kunjungan kerjanya di EDP-Yogya (26/4).
Berdasarkan hasil pengamatan, populasi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di Sleman dan Bantul menunjukkan tingkat persentase tinggi. Nyamuk tersebut bisa berkembangbiak dan bertahan di wilayah alaminya. Pelepasan di Sleman dilakukan sejak Januari hingga Juni 2014 dengan metode pelepasan nyamuk dewasa. Sedangkan di Bantul peletakan telur nyamuk dimulai medio November 2014 hingga Mei 2015.
“Setelah membuktikan bahwa nyamuk ini mampu bertahan di Sleman dan Bantul, pada tahun 2016 ini EDP berencana memperluas wilayah penelitiannya di Kota Yogyakarta. Tujuannya untuk membuktikan dampak teknologi Wolbachia terhadap penurunan kasus DBD disana,†papar Adi Utarini, pemimpin penelitian EDP Yogya dalam rilis yang diterima Majalah Sains Indonesia.
Para peneliti UGM juga senantiasa menjaga aspek kehati-hatian dalam penelitian dengan cara rutin mengadakan pertemuan pakar nasional. Menristek berharap hasil penelitian anak bangsa ini bisa menjadi pionir untuk terus mengembangkan inovasi-inovasi pengendalian demam berdarah dengue yang aman, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Per Maret lalu, WHO telah mengeluarkan pernyataan bahwa Wolbachia merupakan teknologi baru yang menjanjikan untuk menekan replikasi virus dengue, chikungunya dan zika dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti.[Dedi Junaedi]