Singapura, Gontornews — Untuk kesekian kalinya Jackie Yi-Ru Ying berhasil meraih posisi terhormat. Setelah sebelumnya dinobatkan sebagai Singapore Women’s Hall of Fame  (2014) dan Mustafa Award dari OKI, pertengahan Mei lalu, muslimah pakar nanoteknologi ini kembali menerima penghargaan bergensi dari Akademi Ilmu Pengetahun Singapura (SNAS).
Direktur Eksekutif Institute of Bioengineering and Nanotechnology (IBN) Singapura itu diabadikan namanya dalam program beasiswa Singapore National Academy of Science. Dia bersanding dengan Ding Jeak Ling, professor imu biologi dari National University of Singapore (NUS), demikian siaran pers IBN.
Jackie Y Ying lahir di Taipei 1966. Dia  besar di Singapura dan New York. Dia alumni sekolah menengah atas di Raffles Girls. Ketika berusia 15 tahun, keluarganya pindah ke New York. Pada tahun 1987, ia lulus dengan predikat cum laude sebagai sarjana teknik kimia The Cooper Union.
Dia melanjutkan studinya ke Princeton University dan mendapatkan gelar master  tahun 1988. Tiga tahun kemudian, pada saat usianya masih 25 tahun, Ying berhasil meraih gelar PhD pada bidang teknik kimia di universitas yang sama.
Tahun 2001 ia menjadi Profesor Nanoteknolog di Massachusetts Institute of Technology (MIT), sekalgus menjadi salah satu profesor termuda di perguruan paling bergengsi di AS.  Dia juga mendapat penghargaan sebagai Profesor Kehormatan (Honoris Causa) di Universitas King Saud (Arab Saudi), Jilin University dan Sichuan University (China) serta Nanyang Technological University (Singapura).
Tahun 2002, Ying mendapat hidayah, masuk Islam dan mulai mengenakan hijab. Dia juga menjadi mentor bagi kelompok ilmuwan muda Mendaki’s Project Protégé.  Setahun kemudian, dia kembali ke Singapura dan diaulat menjadi  Direktur Eksekutif  pertama dari IBN Singapura.
Dengan berbagai jabatan yang diembannya, sebagai seorang ilmuwan Ying masih sempat mendirikan Chief of Nano, jurnal akademis internasional yang didedikasikannya untuk pengembangan sains dan nanoteknologi. Â Lembaga tersebut telah memiliki 340 publikasi di berbagai jurnal terkemuka. Ying juga memiliki lebih dari 150 hasil penelitian yang telah dipatenkan. Sebagian besar mendapatkan lisensi untuk komersialisasi oleh perusahaan-perusahaan multinasional dan startup.
Dia juga mendirikan SmartCells, Inc. perusahaan yang mengembangkan platform nanoteknologi dan telah berhasil menemukan cara untuk mengatur pelepasan insulin secara otomatis dengan pemicu kadar glukosa darah atau disebut nanopartikel sensitif-glukosa.
Temuan ini menjadikan proses menusuk jari untuk memantau glukosa darah dalam sistem pengiriman insulin ke tubuh dapat dipangkas. Dan memungkinkan insulin untuk disampaikan lewat mulut atau melalui rongga hidung. Bagi pasien diabetes, temuan ini membantu mencegah kondisi hiperglikemik dan hipoglikemik serta kerusakan organ  erkait.
Berkat keahlian dan kepionirannya dalam riset masa depan, Prof Ying telah meraih banyak penghargaan. Antara lain American Ceramic Society Ross C. Purdy Award, David and Lucile Packard Fellowship, Office of Naval Research Young Investigator Award, National Science Foundation Young Investigator Award, Camille Dreyfus Teacher-Scholar Award, Royal Academy of Engineering ICI Faculty Fellowship, American Chemical Society Faculty Fellowship Award in Solid-State Chemistry, Technology Review TR100 Young Innovator Award, American Institute of Chemical Engineers (AIChE) Allan P. Colburn Award for excellence in publications, World Economic Forum Young Global Leader, dan Chemical Engineering Science Peter V. Danckwerts Lectureship.
Dia juga terpilih menjadi anggota termuda German National Academy of Sciences, Leopoldina  (2005), One Hundred Engineers of the Modern Era  AIChE,  Great Woman of Our Time Award for Science and Technology dari  Singapore Women’s Weekly.  Namanya juga tercatat sebagai orang pertama penerima Singapore National Institute of Chemistry-BASF Award  dalam kimia bahan.[Dedi Junaedi]