Ankara, Gontornews – Memasuki hari ketiga pasca kudeta gagal, PM Turki Binali Yildirim menggelar rapat cabinet dan bertemu dengan pemimpin parta oposisi. Kepada mereka, Yildirim atasnama Pemerintah Turki menyampaikan penghargaan dan ungkapan terima kasih atas sikap tegas menolak upaya kudeta berdarah.
Menurut Kantor Berita Anadolu Agencu, Yildirim dengan Kemal Kilicdaroglu (Pemimpin Partai Republik Rakyat (CHP) dan Devlet Bahceli (Ketua Partai Gerakan Nasionalis (MHP)) di Cankaya Palace Ankara, Selasa (19/7).
Selain kepada pihak oposisi, PM Turki juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang dalam kepada kalangan media dan LSM, serta seluruh warga Turki yang bersama-sama Pemerintahan yang Syah menolak upaya inkonstitusional yang telah memakan banyak korban jiwa, yang gugur dan tewas maupun yang terluka.
‘’Bangsa Turki telah lama trauma dengan kudeta demi kudeta. Kita harus segera mengakhiri preseden buruk demi menata hidup yang demokratis dan berkesejahteraan,’’ ungkap Yildirim.
Menurutnya, upaya kudeta tanggal 15 Juli justru lebih buruk dari kudeta 1980. Kudeta dahulu itu, meski tak bisa dibernarkan, tidak sampai membunuhi warga tak berdosa, tidak menyerang fasilitas negara dan publik seperti jembatan, bandara, gedung parlemen, istana negara, kantor kepolisian.
‘’Maka, kami bersumpah bersumpah sekali lagi bahwa para pelaku kudeta akan membayar mahal atas tindakan makat dan melanggar hukum itu,’’ tegas PM Turki. Dia mengajak berbagai pihak, di dalam dan luar negeri, untuk memahami jika Turki akan menindak tegas, termasuk kemungkinan memberlakukan hukuman mati.
“Terlepas dari apakah pelaku itu tentara atau angkatan udara, atau siapa saja, semua langkah yang diperlukan akan diambil. Kami tidak ragu menindaknya. Semuanya, demi menghapus trauma besar yang dialami Turki sebagai bangsa,” tambah Yildirim setelah pertemuan kabinet mingguan.
Selasa (19/7), Yildirim memimpin rapat kabinet pertama setelah upaya kudeta oleh junta militer yang berafiliasi dan loyal terhadap Fathullah Gulen yang hidup di Pennsyilvania, AS, sejak 1999. Upaya maker tersebut telah menyebabkan 208 orang tewas, termasuk 104 pelaku kudeta, 60 polisi, tiga tentara dan 145 warga sipil. Selain itu ada 1.491 orang terluka. Selain itu, ada 24 anggota komplotan telah tewas dan 50 lainnya luka-luka dalam bentrokan. [Dedi Junaedi]