Kabul, Gontornews — Pemerintah Afghanistan, Ahad (26/6/2022), menyebut ribuan korban gempa Afghanistan membutuhkan air bersih dan makanan. Badan kemanusiaan PBB bahkan menyebut para korban berisiko terkena penyakit kolera.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, OCHA, mengatakan sedikitnya 1000 orang tewas, 2000 orang luka-luka dan 10.000 rumah akibat gempa yang mengguncang Afghanistan Rabu 22 Juni 2022 lalu.
“Orang-orang sangat membutuhkan makanan dan air bersih,” kata Juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan, Sharafat Zaman, kepada Reuters.
“Kami meminta masyarakat internasional, organisasi kemanusiaan untuk membantu kami dengan mengirim pasokan makanan dan obat-obatan. (Mereka yang) selamat sangat rentan terkena penyakit karena mereka tidak memiliki rumah dan tempat tinggal yang layak,” tambah Zaman.
Bantuan kepada Afghanistan menjadi tantangan bagi negara-negara yang memberlakukan sanksi terhadap sejumlah badan pemerintahan Afghanistan termasuk bank nasional Afghanistan. Pasalnya, pemberian sanksi berdampak pada terhambatnya bantuan langsung internasional yang berdampak pada terjadinya krisis kemanusiaan bahkan sebelum gempa mengguncang Afghanistan.
Meski demikian, PBB memastikan pihaknya dan negara-negara lain akan segera mengirimkan bantuan ke daerah-daerah terdampak dan tiba dalam beberapa hari mendatang.
Pemerintah Afghanistan pun menyerukan pencabutan sanksi dan pencabutan pembekuan aset miliaran Dolar mereka di lembaga keuangan negara-negara Barat.
“Rumah kami hancur dan kami tidak memiliki tenda. Ada banyak anak bersama kami. Kami tidak punya apa-apa. Makanan dan pakaian kami semuanya berada di bawah puing-puing,” kata warga Afghanistan berusia 18 tahun, Hazrat Ali.
“Saya telah kehilangan saudara-saudara saya. Hati saya hancur. Sekarang kami tinggal berdua dan saya sangat mencintai mereka,” tutup Hazrat. [Mohamad Deny Irawan]